Hai, kenalin aku Ririn, seorang perawat di salah satu RS ternama, suamiku seorang kepala kelasi di kapal, yaaaa.. jadi istri seorang pelaut yang sering di tinggal berlayar oleh suaminya itu sekarang aku. Saat suamiku pergi untuk berpamitan aku selalu berfikir amankah dia jangan jangan banyak wanita yg menggodanya.. Ahhh pikiranku kemana mana. Sampailah di titik kumpul dimana banyak teman dan rekan kerja suami disana yang jadi sorotan adalah ada dua wanita dengan tubuh yang seksi menghampiri kami, dan dengan pd nya dia cipika cipiki dengan suamiku. Mereka tampak sangat akrab lalu memberikan ucapan selamat atas pernikahan kami..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Evy Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nomor Asing
Tak terasa malam yang panjang sudah berlalu, terbangun karena suara ponsel mas frans bergetar terus menerus. Ku lihat ada beberapa notif dari nomor asing. Yang aku tidak tahu itu dari siapa dan apa isi pesan tersebut.
Ku bangunkan suamiku, dengan membelai pipinya."sayang hpmu terus bergetar ada banyak pesan masuk. Takutnya penting atau apa ."
"Emmmm biarin, masih dengan mata tertutup dan kembali memelukku"
"Yang, bangun dulu siapa tau penting. Ucapku untuk meyakinkan suamiku"
Mas frans terbangun dengan bersandar di tepi ranjang membuka ponsel miliknya, lalu di letakkan kembali.
Aku kembali bertanya "dari siapa yang, penting ngga kok ga di bales.?" Tanyaku
Dia malah kembali rebahan dan masuk kedalam selimut..
"Awwww yang gelii, awas aku mau pake baju dulu.!" Ucapku dengan memindahkan tangan suamiku dari atas perutku."
"Ngapain pake baju sih yang, orang nanti bakal di buka lagi." Liriknya dengan mata sayup dan badan yang tertutup selimut."
Aku menggelengkan kepala dan bergegas masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri..
Tiba - tiba mas frans menyusul masuk ke dalam kamar mandi,
Dengan mengusap punggung belakangku, dia berkata "kamu luar biasa sayang, terimakasih ya buat semalam." Dia kembali mencium leherku dengan lembut
Seketika aku membalikkan badan. " Bentar sayang, aku bersihkan badan dulu, nanti kita mulai lagi."
Dengan membelai wajah dan rambutku yang panjang sepundak ia berbisik mesra di telingaku " Nggak usah nanti. Sekalian aja sayang sekarang disini." Di ciumnya bibirku bersamaan dengan aliran air dari shower yang membasahi tubuh kami berdua.
Aku memejamkan mata mengingat kejadian beberapa menit yang lalu,
ada rasa puas dan gairah yang terus menggebu - gebu.
Tak kuasa bibirku menahan untuk tidak meringis keenakan..
"Kami menyelesaikan semua hasrat kami saat itu."
Selesai mandi dan saling membersihkan badan satu sama lain, aku keluar duluan untuk berdandan..
Ku keringkan rambut yang basah, ku poles wajah dan ku kenakan pakaian yang casual..
Mas frans masih dengan handuk yang melingkar untuk menutupi area bawahnya. dengan lembut tangannya terus memijat pundakku.. " Cantik banget sih istriku, mau kemana kita hari ini. Sambil terus memijat pundakku."
"Mau sarapan lah yang, lemes tauk gak sarapan. Ujarku dengan menggoreskan lipstik di atas bibirku yang tebal dan seksi."
"Iyalah, lemes..! gimana ga lemes dari semalem dapat gempuran si bobi, yakan bob hahaha" Balasnya dengan mengusap handuk yang berada di bawah pusarnya sambil tertawa lepas
Aku melirik dan menggelengkan kepalaku. "Buruan pake baju deh yang, keburu siang ini."
Dia bergegas memakai baju yg sudah aku siapkan.!
Suamiku yang penuh dengan dramanya dan seribu kejahilannya ada saja yang dia lakukan. "Pakai baju tapi ga pakai celana, di kira keluaran pasien dari RSJ mana kamu yang.!" Ucapku dengan melihat kelakuan suamiku.
" Kan tadi cuma disuruh pake baju, ga nyuruh pake celana to yang." Sahutnya dengan pede menghadap kearahku dengan bagian bawah telanjang.
"Udah buruan di pake celananya, udah laper ini looo.! Balasku dengan nada kesal
" Ahhhhh pakein to yang, semalemkan kamu sayang banget sama dia sampe di cium - cium, kok sekarang kaya orang asing gini. Hahaha. Tawanya dengan puas menggodaku."
"Ahhh udah biarin tak tinggal." Aku bergegas keluar kamar walau aku hanya berjalan pelan dia pasti akan mengejarku.
"Tunggu nyonya, ini ada barang nyonya yang tertinggal.! Ucapnya dari kejauhan. Menghampiriku lalu merangkulku dsri belakang.
" Nah gitukan ganteng suamiku" Kami masuk kedalam lift.
Di dalam lift kami saling bertatapan. Suamiku yang terus menggodaku dengan memainkan rambutku, serasa seperti orang yang baru kasmaran.
"Yang, kenapa rasanya kaya malam pertama ya yang.. Apa gara - gara aku tinggal sebulan jadi sempit lagi gitu..? Tanya suamiku dengan merangkulku sambil jalan menuju tempat kita sarapan.
" Ihhhh bisa diem ga.! Malu nanti ada yang denger yang." Jawabku sambil menatap mas frans.
Diapun terdiam dan terus memegang erat jemariku, kami bergagas sarapan. Di meja makan kami berbincang rancana apa dan mau kemana yang akan kita lakukan hari ini. Di sisa waktu terakhir di bali.. Sebelum besok pulang untuk kembali ke pengaturan pabrik yaaa bekerjaaa bagaikan kuda.
"Nanti, mau kemana yang, akan aku turuti semua kemauanmu dehh." Ucap suamiku dengan menatapku
"Emmm pengen kepantai, udah sampai bali masa ngga ke pantai kaya ada yang kurang gak sihh yang."
"Yaudahh nanti ke pantai habis ini, tapi panas kamu ga papa.? Balas suamiku.
Suara ponsel berdering dari balik saku suamiku, di lihat tertera nomor asing itu.
Di matikan telepon darinya.
" Kok di matiin yang. Tanyaku"
"Hah ganggu orang lagi honeymoon yang. Balas suamiku kembali memasukkan ponselnya kedalam saku.
Ponsel kembali berdering. Di ambil kembali oleh mas frans
Di biarkan cukup lama.
" Angkat aja yang, apa sini biar aku yang angkat.! Jawabku karena menganggu waktu sarapanku"
"Yaudah aku angkat bentar ya yang."
Mas frans berdiri dan menjauh dari meja tempat kami makan..
Tak lama iapun kembali untuk melanjutkan santapannya.
"Siapa yang penting ya, kayanya yg dari tadi pagi menghubungin kamu teruskan ya. Siapa yang? kok gak ada namanya.? Tanyaku penuh dengan penasaran.
" Hah temen yang, ngabarin kalo minggu depan udah harus kembali bertugas. Jadwalnya jadi maju 3 hari dari kemaren yang udah di jadwalkan. Jawabnya meyakinkanku."
"Owh, yaudah gak apa - apa, kok ga ada namanya.. Kirain orang asing. Balasku masih dengam curiga.
" Ya, menuh menuhun kontak. Udah ayok katanya mau ke pantai.."
Iya tapi mau mampir ke toko oleh - oleh dulu ya yang, beli oleh - oleh buat temen - temen, tetangga juga. Kepantai agak sorean biar ga panas."
"Iya siyap nyonya muda" Balasnya dengan mencubit daguku.
Bersambung...