Perasaan cinta nggak bisa di tafsirkan oleh keadaan. Kemaren gue benci sama lo, Sekarang gue falling in love sama lo. Kemaren lo baik sama gue, Sekarang lo malah nyakitin gue.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BadBaby_grils, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
" Hai, Zev." Sapa seseorang dengan suara baritonnya dari belakang.
Zeva menepuk punggung Zidan agar menurunkannya dari gendongan.
" Hai juga Arga. " Balas Zeva dengan senyum manis menyapa balik Arga. " Ada apa? " lanjutnya.
Arga menggeser posisi Zidan agar bisa berdampingan dengan Zeva. Lalu, Ia menyodorkan ponselnya tanpa rasa malu kepada Zidan.
" Fotoin gue dong dengan Zeva. " pinta Arga kepada Zidan.
Zidan menatap Arga tidak suka. Sungguh tidak tahu malu!!! " CEPAT. " Balasnya dengan suara terdengar marah dan sedikit keras karena Zidan menahan emosinya.
Tangan Arga bergerak merangkul Zeva, menariknya agar lebih dekat. Hal itu sontak membuat Zidan melototkan matanya. " Nggak usah pegang-pegang juga kali. " Ucap Zidan penuh dengan penekanan.
" Kenapa? Zeva aja tidak masalah, yuh ya kan, Zev?" tanya Arga yang di balas dengan anggukan oleh Zeva.
" Wah, Aku suka pertengkaran ini. " Bisik Alan kepada Xavier yang ikut menyaksikan adegan itu dari belakang.
Zidan memutar bila matanya dengan kesal. Ia mengambil gambar keduannya tanpa menghitung, bahkan hasil gambarnya buram.
" Ulang. " sahut Arga setelah melihat hasil jepretan Zidan .
" Kok, ulang? "
" Fotonya nge-blur. Makanya, lo fotoinnya yang bagus. " Zidan menggenggam erat ponsel Arga dengan erat dan mengambil gambar keduanya sekali lagi. Kali ini lumayan bagus hasilnya.
" Thanks Zev. Gue duluan, ya. " pamit Arga meninggalkan Zeva dan Zidan. " Kalau gue post di IG, gue ijin tag lo, ya. " lanjutnya sambil berlalu.
" SIIP!!! " balas Zeva dengan berteriak agar Arga mendengar suaranya.
" Gue yang fotoin , gue yang nggak di peduliin. " gerutu Zidan, lalu berjalan mendahului Zeva.
Di kantin mereka duduk di tempat favorit seperti biasa. Setelah mendarat bokong di kursi, Alan mengeluarkan ponsel teman-temannya dari dalam tas serutnya. Saat bermain basket, dirinya memang selalu menjadi tempat penitipan barang, pasalnya, di antara mereka bertiga, Alan yang memiliki kebiasaan membawa tas serut ke mana-mana.
Zidan melihat ada pesan masuk dari Lingga masuk belum lama ini.
_Bang Lingga_
Dan
Apa, Bang?
Gue lihat SG Zeva
Ada foto dia bareng cowok
yang di repost.
Iya, tahu dia Arga.
Arga siapa?
Anak kelas XII IPA 3
Dia cowok baik-baik?
Atau anak nakal?
Nakal, bang.
Sering keluar masuk ruang BK.
Jauhin dia dari Zeva.
Abang takut Zeva diapa-apain.
Caranya?
Nanti kita pikirin sama-sama.
Zidan menggit bibir bawahnya, memikirkan ide jahil. Seulas senyum terukir di wajah tampan milik Zidan. Langkah awal, ia menang dari Arga.
" Tumben makan bakso lo, biasanya juga makan mie ayam mpok Sita? " Sahut Alan. Karena saat Zeva di tanya akan memesan apa, dirinya menjawab akan memesan bakso sendiri.
" Gue lagi ngambek sama mpok Sita. Bisa-bisanya nuduh gue sebagai tersangka keributan kemaren. "
" Kan, emang lo yang memanas-manasi biar mereka adu mulut. " sahut Zidan gemes dengan ucapan Zeva.
" BODO!!!. Zeva pergi memesan makanan di ikuti Alan di belakangnya.
Seperti katanya tadi, Zeva berbelok ke kedai samping mpok Sita ke sedai Mpok Mila. mpok Sita yang melihat Zeva yang menuju kedai Mpok Mila hanya menggelengkan kepala. Setelah memesan bakso beranak dan mengambil setoples kerupuk mpok Mila, ia pun kembali ke meja.
" Eh gue kedepan dulu. " pamit Zeva seraya berbisik kepada Ansel yang duduk di sampingnya.
" Mau ngapain? " ujar Ansel.
" Mau buang angin. Lo kan tahu sendiri suara kentut gue kaya gimana? Bisa malu gue kalau seisi kantin denger nanti. " jelas Zeva.
Belum juga melewati pintu kantin, Zeva melihat Melisa sedang memaki-maki Erika, Dilihat dari situasinya gadis itu tampaknya tidak sengaja menumpahkan minumannya ke baju Melisa. Erika terlihat sangat ketakutan, Sementara Melisa berdiri di depannya sambil berkacak pinggang.
author makin byk an up episodenya bakal makin cakep loh😁