Adventure In Another World

—Tempat pendaftaran.

Bangunan tempat pendaftaran terlihat sederhana, berbentuk silinder juga tidak terlalu luas yang mana maksimal hanya menampung 5 orang saja. Dibelakang tempat pendaftaran, terlihat sebuah lapangan yang dikelilingi tembok setinggi setengah meter.

Memperhatikan bangunan. "Di bangunan ini? Kamu tahu dari mana tempat pendaftaran disini?" tanya Zue.

"Bertanya tadi ke orang-orang sekitar. Sudah ayo segera mendaftar." Berjalan ketempat pendaftaran.

———

Sang penanggung jawab pendaftaran memandang remeh Nel dan Zue, tidak terlihat kuat. "...Kalian berdua beneran ingin mendaftar Phrese?" tanyanya.

"Iya, kami berdua bersungguh-sungguh dengan pertandingan Phrese," ucap Zue.

"Cepatlah," ucap Nel.

"...Selalu ada orang seperti kalian dan berujung terluka, pikirkan lagi sebelum terlambat," ucapnya.

"Tidak perlu, segera lakukan." Nada keras dan juga kesal karena diremehkan.

"...Bukan urusanku jika kalian terluka. Siapa nama kalian berdua?" tanyanya.

"Aku Zue."

"Dan aku Nel."

Nama mereka dicatat di selembar kertas mirip sebuah tiket, orang itu menarik kertas dengan sedikit kesal dan emosi, "Ini, pergilah cepat dari sini, jangan lupa besok pagi datang ketempat ini!!" ucapnya dengan kesal.

Menarik cepat kertas itu, "Sini, ayo pergi dari sini Zue." Meninggalkan tempat itu.

"Sikapnya sangat buruk," ucap Zue.

Kertas bagian Zue di berikan. "Ini bagian mu," ucap Nel.

Kertas diterima dengan senang hati. "Oh, terimakasih. Kemana kamu setelah ini?" tanya Zue.

"Habis ini aku ingin mengambil senjata baru dari ras Zlarft," ucap Nel.

Zue tidak tahu ras apa itu, karena tidak ada sebelumnya ras bernama seperti itu. "Ras Zlarft?" tanya Zue.

"Kamu tidak tahu? Ras Zlarft adalah ras penempa atau pembuatan senjata."

"Ouh, baru tahu."

"Kalo begitu sampai jumpa besok pagi, aku harus bergegas mengambil senjata baru ku." Nel melompati setiap bangunan.

Ras Zlarft, adalah makhluk berukuran kerdil, sekitar setengah dari ukuran Uninity. Mereka makhluk yang tinggal didunia tengah atau gua-gua, sejak ratusan tahun mereka dikenal sebagai ras penempa.

Peradaban nya dikenal yang paling maju dari ras lainnya. Awal dari munculnya Rune kuno dan Artefak kuno adalah dari para ras Zlarft, tapi itu semua sudah tidak diproduksi lagi semenjak ratusan tahun lalu.

Rune kuno dan Artefak kuno selalu menjadi perebutan setiap orang, sisa-sisa dari Rune dan Artefak kuno tersebar keseluruhan dunia, itu sudah seperti harta dunia.

Rune dan Artefak kuno sudah tidak pernah dibuat lagi semenjak hilangnya "Sang Master Zlarft". Dia hilang ratusan tahun lalu. Dia adalah pencipta Rune dan Artefak kuno itu sendiri.

Hilangnya Sang Master Zlarft menjadi misteri dan menciptakan banyak cerita-cerita tentang dirinya. Dari semua banyaknya cerita tersebut ada cerita yang paling terkenal tentang dirinya;

Diceritakan bahwa Rune dan Artefak bukalah ciptaan terhebatnya, ciptaan terhebatnya adalah Vale. Karena kehebatan Vale, dia mungkin berpikir ini akan membahayakan dunia, jadi dia sendiri yang menjaga Vale di suatu tempat tanpa ada yang mengetahui.

——

"Baru dengar nama ras Zlarft. Terus mau ngapain sekarang." Tiba-tiba perut Zue berbunyi, menandakan lapar, "Haha, aku lapar, untuk sekarang cari makan dulu," ucap Zue, tawa kecil.

—Hutan.

Seperti biasa, Zue mencari makanan dengan berburu di hutan. "Kira-kira dihutan ini banyak hewan tidak ya?"

Grusuk grusuk.

Zue mendengar kebisingan dibalik semak-semak menjadi semangat. "Nah itu dia makanan," dengan cepat sampai ditempat sumber suara, "Burung?"

Terlihat makhluk mirip burung, sedang terluka dibagian sayap dan dikerumuni oleh serigala.

"Flame..." Kerumunan serigala dibakar dan kemudian Zue mendekati burung yang terluka itu. "Sayapnya terluka, eh bentar, memangnya burung memiliki empat sayap."

Burung itu tidak seperti burung pada umumnya, dia memiliki empat sayap, dua sayap besar didepan dan dua sayap sedang dibelakang. Meskipun begitu, burung tersebut tidak terlihat aneh, malah terlihat cantik dan indah.

Melihat burung itu mengingatkan Zue kepada kucing yang dia bawa. "Omong-omong dimana kucing yang kubawa!!??" Ekspresi awalnya tenang berubah menjadi panik. "Bagaimana aku bisa melupakannya!!!" seru Zue.

Kucing itu muncul dari balik bayangan Zue.

Zue terkejut sekaligus senang melihat kucingnya tidak ketinggalan. "Kamu bisa bersembunyi dibalik bayangan? Syukurlah," ucap Zue.

Kucing berekspresi senang, kalo dirinya itu masih dicari. "Miaww."

Zue mengusap-usap punggung kucing. "Kupikir kamu ketinggalan. Aku berpikir untuk memberimu sebuah nama."

Kucing mengangguk-anggukkan kepalanya, seakan tahu apa yang akan Zue lakukan. "Mieww."

"Apa ya nama yang cocok untuk mu. Hmm, bagaimana dengan Shadow?" tanya Zue.

Kucing itu mengangguk senang. "Miaw miaw."

"Baiklah, namamu sekarang adalah Shadow."

Karena kucing tersebut dapat masuk kedalam bayangan jadi dinamai lah Shadow.

"Flame..."

Seperti sebelumnya, api Zue membakar burung tersebut tapi tidak melukai malah sebaliknya. Luka di sayap sembuh seketika, bahkan bekas luka tidak ada.

Burung diletakkan ditangan dengan lembut. "Kamu sudah aman sekarang," ucap Zue.

Burung tersebut langsung terbang meninggalkan Zue, terbang keatas sampai dirinya tidak terlihat.

Serigala baru saja dia bakar diambil. "Ini masih bisa dimakan, sayang jika dibiarkan." Dari ekspresi wajah bisa dilihat kalo dia sudah tidak tahan untuk memakannya.

Tangan kiri dan tangan kanan penuh dengan makanan, digigitnya setiap daging-daging dengan lahap.

Perutnya ditepuk-tepuk menandakan dirinya telah kenyang "Enak, kenyang. Jadi ngantuk, tidur sebentar lah." Tubuhnya dibaringkan di antara rerumputan hijau, saat menutup mata, Zue tertidur.

—Hari berikutnya.

Tanpa disadari Zue tertidur pulas sampai pagi hari tiba. Shadow pun keluar dari balik bayangan, membangun Zue dari tidurnya.

Mengedipkan mata, menghindari paparan langsung cahaya pagi hari. "Ketiduran? Aku harus kesana, Shadow bersembunyi lah dibalik bayangan." Bangun dari tidur.

"Miaw." Masuk kembali kedalam bayangan Zue.

Pagi Zue menuju ketempat pendaftaran seperti yang orang itu Perintahkan

Diperjalanan Zue melihat Nel dari belakang, dia pun menepuk punggungnya. "Yo, selamat pagi," ucap Zue.

Nel tidak terkejut karena dia sudah mengetahui dibelakang ada Zue. "Pagi juga," ucap Nel.

Dengan keadaan tubuh sedikit kantuk Zue menguap. "Huah, sepagi ini disuruh apa si. Omong-omong senjata mu sudah jadi?"

Ditujukannya senjata barunya. "Ini senjata baru ku, terlihat bagus kan," ucap Nel, ekspresi wajahnya berbunga-bunga.

"Senjata mu terlihat kecil, tidak seperti pada umumnya," ucap Zue.

Senjata baru Nel panjangnya seperti pedang pada umumnya, tapi sedikit lebih kecil dengan bilahnya yang melengkung.

"Meskipun ramping ini sangat kuat loh dan ini juga ringan. Kalo dilihat-lihat kamu tidak bersenjata ya," ucap Nel.

"Senjata ku adalah api ku," ucap Zue dengan bangga.

"Kamu menarik."

Mereka akhirnya tiba, terlihat banyak orang berkumpul ditempat itu. Ada yang berbadan besar, berotot, dan juga berpakaian armor lengkap. Mereka melirik kearah Nel dan Zue, membicarakan dibelakangnya.

"...Lihat kedua gadis itu, apa tidak masalah mengikutsertakan ke Phrese," ucapnya kepada teman (peserta Phrese lain) yang seakan menghinanya.

"...Mau bagaimana lagi, siapapun dapat mengikuti Phrese selama mereka mau. Jadi banyak orang yang seperti mereka ini," jawabnya kepada temannya.

Zue merasakan tatapan dari segala arah dan juga mendengar yang mereka bicarakan. "Banyak yang melirik kearah kita, mereka pasti membicarakan kehebatan ku." Zue sambil bercanda.

Nel juga membalas candaan nya. "Tidak, mereka pasti membicarakan kehebatan ku."

Saat itu juga, terdengar suara keras. "...Kita akan mulai pertandingan Phrese-nya, masuk kedalam lapangan sesuai nomor yang ada pada kartu kalian, sekian.

Melihat kartu didapat kemarin, "Aku nomor satu, kalo kamu?" tanya Zue.

"Hmm, nomor dua, sayang sekali kita akan berpisah."

"Tidak apa, kita bisa bertemu lagi nanti. Kalo begitu sampai nanti." Menuju kelapangan satu.

"Ya, sampai nanti." Menuju kelapangan dua.

Next...