Takdir seakan mempermaikan kehidupan Syakira Anastasia. Kehidupannya yang bergelimang harta, terlahir dari keluarga mapan, gak pernah sekali pun membuatnya menangis karena derita.
Namun takdir membawanya pada seorang pria beruban, dengan fisik bak pria matang.
Membawanya pada hubungan yang gak pernah ia bayangkan. Mampu kah Syakira menjalani perannya sebagai seorang istri di usia labilnya? Atau berakhir menderita seperti yang di inginkan Jims Prayoga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mahlina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 Jadi teman ranjang ku!
“Tidak! Kalian tidak boleh kenapa kenapa! Kalian harus selamat!” teriak Syakira dengan kepala menggeleng.
Dengan mata dan kepalanya sendiri, Syakira melihat dengan jelas. Mobil yang di kemudikan mang Dadang berkali kali di seruduk dari belakang yang sudah pasti salah satu anak buah Jims.
Syakira menarik narik lengan Jims, dengan tatapan memohon, suara yang terisak, “Aku mohon Jims, tolong hentikan anak buah mu! Mereka gak bersalah Jims! Teman teman ku, mang Dadang, mereka semua gak bersalah. Tolong hentikan! Biar kan mereka hidup dengan tenang! Aku mohon, Jims!”
Jims menyingkirkan tangan Syakira dari lengannya dengan sekali hentakan. Membuat Syakira terpental ke sudut pintu.
“Akkkhhh!” pekik Syakira dengan menahan sakit pada punggungnya.
Bak angin, kini Jims mengikis jarak di antara ke duanya. Jims menatap tajam Syakira yang meringkuk ketakutan.
“Ka- kau mau apa, Jims!” tanya Syakira dengan terbata bata, dengan rasa takut yang luar biasa.
Jims berseringai, dengan menatap nakal Syakira, “Tadi kau bilang, aku punya kuasa atas diri mu! Kau yakin itu Syakira Anastasia!”
Syakira mengangguk, mengumpulkan keberanian untuk bernego dengan Jims.
“Asal jangan kau sakiti teman teman ku! Biarkan mereka selamat Jims! Masalah mu bukan pada teman teman ku, Jims!” beo Syakira.
Jims menarik dirinya kembali, duduk menyandar dengan ke dua tangan menyilang di depan dada.
“Terlambat! Kau harus melihat permain ku, baru kau tau. Betapa jahatnya aku, Syakira!”
Seakan dunia berhenti berputar, Syakira terpaku untuk sesaat, “A- apa? Terlambat?”
Brak.
Duor.
Bunyi hantaman keras yang di susul dengan suara ledakan terdengar nyaring di telinga Syakira.
“Akkkhhhh!” Syakira kembali berteriak takut, dengan ke dua tangan menutupi daun telinganya.
Syakira mengerutkan keningnya dalam, dengan mata terpejam, detak jantung yang berpacu cepat. Syakira memohon keselamatan para sahabatnya pada sang pencipta.
‘Bunyi ledakan itu, ya Tuhan tolong selamatkan sahabat sahabat ku! Lindungi mereka dari rencana jahat Jims, Tuhan! Hanya kepada mu, aku memohon perlindungan! Hanya kepada mu, aku berserah.’
Kobaran api tampak jelas terlihat dari spion tengah. Membuat Jims tertawa senang.
“Ahahhaha kali ini mereka menjalan kan tugas sesuai dengan perintah ku, Danu!” ucap Jims.
Danu melirik sekilas kaca spion tengah mobil, “Tuan benar, jika di lihat dari kobaran api yang cukup besar. Saya jamin, penumpangnya gak ada yang selamat!”
“Berhenti, Danu!” titah Jims dengan memberi kode gerakan jari pada Danu.
“Siap, Tuan!”
Danu menghentikan laju mobil yang ia kemudikan, dengan jarak aman dari mobil yang meledak di belakangnya.
Jims menatap Syakira sinis, “Apa kau tidak ingin melihat apa yang terjadi, Syakira! Coba lihat lah kebelakang! Anggap lah aku sedang berbaik hati pada mu. Memberikan mu hadiah kecil untuk mu Syakira, buah dari kau membangkang ku!”
Syakira membuka ke dua matanya lalu menggeleng, meyakinkan hati untuk para sahabatnya dan juga mang Dadang. Berharap semua penumpang yang berada di mobil belakang, dalam keadaan baik baik aja.
“Gak, le- ledakan itu pa- pasti bu- bukan dari mobil yang di kemudikan mang Dadang! Ka- kau pasti mengerjai ku! A- aku, aku yakin kau tidak sekejam itu pada nyawa yang gak berdosa, Jims!” oceh Syakira, panjang kali lebar.
Jims terkekeh, dengan sorot mata tajam, “Sayangnya aku tidak sebaik yang kau katakan, Syakira! Aku ini manusia kejam, iblis berkedok manusia. Itu kan penilaian mu pada ku! Sekarang kau lihat, lihat apa yang terjadi pada mobil yang ada di belakang kita itu!”
Jims menunjuk jari telunjuknya ke belakang. Tanpa sedikit pun merubah posisi duduknya.
“Aku sedang berbaik hati Syakira, membiarkan mu melihat langsung bagaimana orang orang terdekat mu meregang nyawa!” ujar Jims lagi.
Syakira menelan salivanya sulit, dengan perasaan yang gak karuan. Syakira memberanikan diri merubah posisi duduknya. Berusaha melihat apa yang terjadi pada mobil yang di tumpangi para sahabatnya.
Syakira mombola gak percaya, dengan dunia yang seakan berhenti berputar untuknya. Gak ada lagi isakan yang terdengar dari bibirnya. Hanya air mata yang lolos dengan derasnya. Mewakili betapa hancurnya hati Syakira saat ini. Seiring dengan jemari Syakira yang mencengkram erat kepala kursi.
“Jims, apa yang kau lakukan pada mereka! Mereka tidak bersalah! Kau harusnya menghukum ku, bukan menghukum mereka Jims! Kau…” teriak Syakira, dengan tangan mengguncang lengan Jims.
Jims menoleh, netra elangnya beradu dengan netra Syakira yang tampak memancarkan kesedihan, dan kemarahan di saat yang bersamaan.
“Justru aku sedang menghukum mu, Syakira! Tidak enak bukan rasanya, melihat orang yang kita cintai, satu persatu mati.” ujar Jims dengan nada meledek.
Brugh brugh brugh.
Syakira melayangkan kepalan tangannya pada lengan Jims. Mencurahkan rasa kesal, kecewa dan marahnya.
“Kau penjahat, kau pembunuh! Aku muak dengan mu Jims! Aku harus menyelamatkan mereka.” teriak Syakira.
“Mau menyelamatkan nya ya! Silahkan!” seru Jims dengan sinis.
Syakira berbalik ke arah pintu, dengan tatapan yakin. Syakira menoleh kembali ke arah Jims yang tidak berniat menghentikannya.
“Aku pasti bisa menyelamatkan mereka! Dan aku akan menjebloskan mu ke penjara, Jims! Ingat itu! Aku yang akan melaporkan mu ke polisi!” ancam Syakira dengan menunjuk wajah Jims dengan jari telunjuknya.
“Silahkan, aku menantikan mu, sayang!” Jims berseringai dengan tatapan yang sulit di artikan.
Krek krek krek.
“Danu, buka pintunya! Buka pintunya Danu!” teriak Syakira dengan wajah panik, mendapati pintu mobil yang di kunci.
Sementara api semakin besar berkobar, menyelimuti mobil yang dalam keadaan terbalik dengan penumpang yang masih berada di dalamnya.
Jims tergelak senang, mengelus brewoknya yang tampak kelimis, “Ahahahahaha, ada apa Syakira! Apa kau kesulitan untuk ke luar? Kau bilang pada ku, kau mau menyelamatkan teman teman mu, kenapa masih di sini hem!” cecar Jims dengan tatapan mengejek.
Syakira mendengus, dengan tatapan paniknya yang gak lepas dari mobil yang tengah terbakar hebat. Dengan sesekali menatap Jims dengan tatapan memohon.
‘Ah siaaal, gimana aku bisa menyelamat kan mereka. Mereka bisa mati terpanggang. Kenapa gak ada satu pun yang menolong mereka sih!’ batin Syakira.
Kreek krek krek.
Syakira mencoba kembali membuka pintu mobil, dengan hasil yang nihil.
“Tolong Jims, tolong selamatkan teman teman ku! Aku mohon Jims! Aku tidak akan membantah mu lagi, Jims! Aku janji pada mu, Jims! Selamat kan teman teman ku!” pinta Syakira, dengan tatapan memohon.
Dengan isyarat jari telunjuk, Jims meminta Syakira mendekat padanya.
Kreek.
Dengan sekali gerakan, Jims berhasil membuat Syakira gak berkutik. Dengan lengan Jims yang mengalung di leher Syakira. Membuat punggung Syakira bersandar tepat di dada bidang Jims.
“Akkhhh! Lepaskan aku Jims!” pinta Syakira, dengan ke dua tangannya, mencoba menyingkirkan tangan Jims dari lehernya.
“Ssssttt diam, Kira. Terlalu murah untuk 5 nyawa, jika di tukar dengan kepatuhan mu, Kira! Bagaimana jika kau berikan aku yang lain!” tanya Jims di telinga Syakira.
Syakira menatap Jims penuh tanya, “Yang lain? Apa yang bisa aku berikan pada mu, Jims?”
“Jadi teman ranjang ku!” tawar Jims dengan seringai di bibirnya.
Bersambung…
