Kepercayaan adalah tonggak dari sebuah hubungan. Mempercayai seseorang bukanlah kesalahan, namun mempercayai seseorang yang baru kita kenal itulah yang bisa menjadi sebuah kesalahan. Dan.. Inilah yang terjadi pada Nadien, hidupnya yang damai seketika berubah menjadi penuh tekanan dan rasa sakit. Jiwa dan raganya disakiti terus menerus oleh pria yang ia cintai, pria yang mulut nya berkata Cinta. Namun, terdapat dendam di balik itu semua.
Akankah Nadien mampu melewati ujian hidupnya dan membuat pria tersebut mencintainya? Ataukah, memilih menyerah dan pergi meninggalkan pria yang selama ini telah menyakitinya?
Penasaran..? Cuss langsung baca ceritanya, di cerita baru Author Dendam Dibalik Cinta Mu by. Miutami Rindu🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miutami Rindu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Flashback
10 tahun yang lalu..
Gadis cantik berambut di kuncir dua dengan seragam SMA melekat di tubuh imutnya, tengah duduk di kursi panjang yang ada di bawah pohon belakang sekolahnya.
Ialah Nadien. Gadis itu memperbaiki kaca mata bulat yang bertengger di hidungnya, pandangan nya terus mencari-cari sosok yang tengah ia tunggu.
"Akh ! " Nadien terhenyak ketika sepasang tangan seseorang menutupi kedua matanya.
Gadis di belakang Nadien nampak tersenyum manis, "Ayolah Sheryl. Aku tau ini kamu," ucap Nadien mengulum senyumnya, pasalnya Nadien sudah sangat mengenal aroma parfum yang Sheryl gunakan.
"Ishh.. Gak asik banget sih, padahal aku mau ngagetin kamu. Malah ketauan duluan, kok kamu tau itu aku? " Ujarnya mencebikkan bibirnya kesal.
Sheryl menghentakkan kakinya kemudian duduk di samping Nadien. Mereka duduk di kursi tepat di bawah pohon yang ada di halaman sekolah.
"Aku sangat mengenalmu, tentu aku tau setiap kamu berada di dekatku." Sanggah Nadien.
"Eum.. Kamu memang sahabat terbaik ku," dengan senyum mereka gadis berambut sebahu itu memeluk Nadien.
Nadien melerai pelukan nya, "O ya. Kenapa kamu minta bertemu disini?" Tanya Nadien serius.
"Aku ingin memberi mu sesuatu," Sheryl merogoh sesuatu di saku seragamnya.
"Kenapa gak di kelas aja?"
"Tadaaa.." Menunjukan dua buah gelang lucu.
"Gelang?" Menatap gelang di tangan Sheryl dengan alis bertaut.
"Ya. Lucu gak?" Seru Sheryl begitu antusias.
"Lucu banget.." Jawab Nadien tersenyum manis.
"Kemarin aku membelinya. Ini.. Yang ini untuk mu, dan ini untukku." Memberikan satu gelang kepada Nadien dengan senyum merekah.
"Waah.. Ini beneran buat aku?" Menerima gelang tersebut.
"Hmm " mengangguk mengiyakan.
"Makasih." Ucap Nadien berbinar.
Nadien mengenakan gelang tersebut, dan tersenyum. Sheryl pun memakai gelang nya, lalu meraih tangan Nadien. Kemudian menempelkan gelang yang sudah melingkar di tangan masing-masing.
"Bagus kan.." Ucap Sheryl dengan senyum lebarnya.
Nadien menatap gelang yang hanya berbeda warna itu dengan senyum mengembang. Keduanya begitu bahagia, Sheryl begitu menyayanginya. Walaupun Nadien hanya seorang yatim piatu dan tinggal di sebuah panti asuhan. Tapi, Sheryl sangat menghargai nya bahkan Sheryl sering main ke panti sesuai keinginannya.
Beberapa orang di sekolah tau kalau Sheryl adalah anak dari seorang Gangster. Walau ayah Sheryl mempunyai perusahaan legal yang sangat besar, tapi sebagian dari mereka tau kalau ayah Sheryl juga seorang Gangster yang sangat di takuti.
Bahkan di sekolah tak ada yang mau berteman dengan Sheryl, karna status keluarga nya. Kebanyakan dari mereka yang takut jika berteman dengan Sheryl. Tapi, tidak dengan Nadien. Nadien satu-satunya orang yang tak pernah mempedulikan siapa Sheryl. Karna Nadien berteman dengan Sheryl itu tulus, dan Nadien juga tak pernah menyinggung keluarga Sheryl. Begitupun Sheryl yang tak pernah membahas tentang keluarga nya ketika mereka bersama. Dan, Nadien menghargai itu.
Keduanya saling menyayangi, dan mereka nyaman berteman satu sama lain. Sheryl cukup populer di sekolah, karna selain memiliki keluarga yang cukup di takuti menurut mereka. Sheryl juga gadis yang cantik dan pintar, tapi keduanya tak merasa bersaing melakukan tugas pelajaran nya.
"Sher, besok kan libur panjang. Kamu tidak mau pulang, keluargamu pasti sangat merindukan mu." Ujar Nadien selepas mereka pulang sekolah.
"Gak deh. Aku mau liburan di panti aja sama kamu dan adek-adek," ucapnya berseri.
Walau Sheryl selalu ceria didepannya, tapi Nadien tau kalau gadis itu banyak menyimpan kesedihan di hatinya.
Ya, selama ini Sheryl memang tinggal di sebuah unit apartemen sendirian. Walaupun keluarganya kaya raya, tapi Sheryl tak pernah betah tinggal di rumah nya sendiri. Gadis itu lebih memilih tinggal sendirian di apartemen nya.
"Apa kamu tidak merindukan ayah mu?" Tanya Nadien hati-hati.
Sheryl diam tak menjawab, "Bagaimana aku merindukannya? Papa saja tidak pernah merindukan ku. " Menatap Nadien dengan tersenyum getir, nampak juga kesedihan di wajah gadis manis itu.
"Sudahlah. Gimana kalo kita mampir ke supermarket, kita beli snack untuk adek-adek di panti. Pasti mereka seneng," sambung Sheryl mengalihkan pembicaraan.
"Tapi.." Kata-kata Nadien menggantung,
"Kamu tenang aja. Tadi pagi aku dapat transferan, kita bisa beli makanan banyak. Aku yang akan bayar," selanya seolah tau apa yang akan Nadien katakan.
Ya, dari mana Nadien punya uang. Untuk dirinya saja Nadien kadang tidak pernah jajan, apalagi harus membelikan snack untuk adik-adik nya di panti yang lumayan banyak. Uang dari mana Nadien?
"Gak usah deh Sher, aku gak enak. Kamu sering banget loh beliin adik-adik makanan, mainan. Itu pasti uang jajan kamu kan? " Mencoba untuk menolak.
"Ya ampun santai aja kali Nad. Aku gak pernah ke kurangan soal uang, lagian ini bukan uang milik ku. Tapi milik Papa ku, aku hanya bertugas menghabiskan nya saja. " Terang Sheryl dengan kekehan nya.
"Lagi pula aku gak tau uang ini halal atau haram. Yang pasti, aku akan gunain uang ini untuk anak-anak panti yang jelas mereka lebih membutuhkan " Sambung Sheryl dalam hatinya.
Selalu seperti ini, setiap mendapat uang dari Ayahnya Sheryl akan belanja dengan membeli mainan atau makanan untuk anak-anak panti.
"Ayo.." Menarik tangan Nadien.
.
.
.
Waktu berlalu dengan cepat Nadien dan Sheryl berjalan beriringan, keduanya nampak mengobrol dengan sesekali bersenda gurau. Hingga seorang pemuda menghampiri Nadien dan Sheryl, Gio namanya.
Gio adalah kekasih Sheryl, mereka baru jadian beberapa bulan ini. Gio termasuk pria yang cukup populer juga di sekolah. Karna Gio adalah kapten basket di SMA mereka.
Gio adalah pria yang cukup tampan, tinggi badan nya sekitar 178 cukup tinggi bukan. Tentu, bukan hanya karna pemain basket. Gio juga suka berolahraga, tak ayal ia mempunyai tubuh yang bagus di usianya yang masih remaja.
Banyak gadis yang mengejarnya secara terang-terangan. Tapi pilihan Gio adalah Sheryl, jika boleh jujur Nadien pun mengagumi pacar teman nya itu. Tapi Nadien tak pernah berpikir jauh, Nadien hanya sekedar mengagumi ketika pemuda itu bermain di lapangan. Tak ada niatan merebut ataupun memiliki seorang Gio.
Nadien juga sadar diri, ia tak pantas bersanding dengan Gio Dianggara. Kapten basket yang menjadi most wanted dan rebutan para siswi di sekolah.
Wajar jika Gio terpikat pada sahabatnya itu, selain memiliki paras blasteran Sheryl juga sangat cerdas dan begitu feminim. Sheryl memiliki tubuh semampai dengan rambut coklat sebahu.
Satu sekolah selalu merasa iri dengan hubungan Gio dan Sheryl. Ada yang suka karna keduanya begitu cocok, namun tak sedikit pula yang menentang hubungan keduanya. Hanya karna Sheryl adalah putri dari seorang Gangster yang sangat berkuasa di kota nya.
Hingga suatu saat, hubungan Sheryl dan Gio mulai renggang. Malam itu, Nadien menginap di apartemen nya Sheryl. Namun yang membuat Nadien bingung, malam itu Sheryl meminta Nadien memakai pakaian nya, lalu mendandani Nadien yang culun itu menjadi sangat berbeda.
"Sheryl, untuk apa semua ini?" Ucap Nadien nampak tak nyaman dengan apa yang melekat di tubuh dan wajahnya.
"Kamu sangat cantik Nadien." Ujar Sheryl tersenyum lembut.
Nadien memang memiliki wajah yang cantik, dengan bentuk wajah khas asli gadis asia. Hidung mancung, bibir tipis yang berwarna pink cherry, mata coklat dengan bulu mata lentik. Walaupun kulitnya tak seputih Sheryl, tapi kulit Nadien sangat bersih dan mulus.
Hanya saja, karna keadaan Nadien tidak bisa merawat dirinya dengan baik. Seperti yang di lakukan gadis remaja lain nya, karna mereka mempunyai orang tua yang berpenghasilan. Sedangkan Nadien hanya seorang yatim piatu yang tinggal di panti asuhan.
"Ini sudah malam, kenapa memintaku memakai semua ini?" Tanya Nadien tidak mengerti.
Wajah Sheryl nampak berubah, senyumnya memudar berubah menjadi senyuman tipis. Lalu Sheryl meraih tangan Nadien menggenggamnya erat.
"Nadien.. Aku boleh gak minta satu permintaan pada mu?" Ucapnya.
"Permintaan?" Sheryl mengangguk cepat.
"Ya. Selama ini aku tidak pernah meminta apapun kan sama kamu? " Nadien mengangguk, "Malam ini aku punya satu permintaan." Sambungnya menatap Nadien teduh.
Benar. Selama ini, Sheryl tak pernah meminta apapun pada Nadien. Selama mereka berteman selalu Sheryl yang memberikan sesuatu pada Nadien, walau Nadien tak pernah memintanya.
"Baiklah.. Tapi, jangan minta aku membelikan sesuatu yang mahal. Kamu taukan aku tidak punya banyak uang," kata Nadien dengan wajah prihatin.
Sheryl terkekeh, "Tenang aja. Aku gak akan meminta sesuatu yang bisa menguras dompetmu. Aku hanya ingin..." Sheryl nampak menjeda ucapan nya.
"Kamu mau gak menemui Gio malam ini?" Lanjutnya menatap Nadien serius.
Nadien beranjak bangun dengan mata melotot, "Kamu gila Sher? Gak, aku gak mau ! " Tolak Nadien tegas.
"Please, Nadien.. Malam ini aja, temuin Gio. Bilang sama dia kalau aku gak bisa ketemu sama dia malam ini, " pinta Sheryl memohon.
"Kalau cuma buat bilang gitu doang, kenapa harus pake semua ini segala?" Menunjuk penampilan nya sendiri, "Lagian kenapa gak kamu bilang sendiri aja lewat telfon?" Kata Nadien nyolot.
"Gak bisa Nadien. Aku mau kamu yang ngasih tau dia langsung," timpal Sheryl.
"Oke, aku akan temuin Gio. Tapi gak dengan penampilan seperti ini !" Sahut Nadien tegas.
"Lho kenapa? Kamu cantik Nadien," ujar Sheryl.
"Dengan seperti ini aku seperti ingin menggoda pacar mu Sher." Ucap Nadien gemas dengan permintaan sahabatnya ini.
Sheryl tersenyum lembut, "Lalu kenapa?"
"Kenapa?" Ulang Nadien cengo.
"Iya kenapa? Kamu boleh kok rebut dia dari aku," ucap Sheryl dengan santainya.
Nadien menganga tak percaya, "Sheryl.. Kamu sadar gak sih dengan apa yang kamu bicarakan ini?" Seru Nadien dengan tak habis pikirnya.
"Aku sadar. Sangat sadar Nadien," tekan Sheryl bersungguh-sungguh.
"Ngaco ! Sudahh cukup, hentikan omong kosong mu ini." Berbalik tak mau menatap Sheryl.
"Aku gak bicara omong kosong Nadien, aku serius.."
Nadien menghela nafasnya frustasi, "Kamu ini kenapa sih? Aku ini teman kamu, asal kamu tau. Tidak pernah terlintas dalam benakku, untuk merebut Gio dari kamu. Jadi berhenti bersikap konyol seperti ini ! " Ucap Nadien tak suka, kembali memalingkan wajah nya.
"Kamu menyukai Gio kan?" Tanya Sheryl menatap Nadien.
Nadien tersentak. Tatapan nya menatap Sheryl yang berdiri di sampingnya, "Tidak!" Tegas Nadien.
"Jangan bohong Nadien. Aku tau, kamu suka kan sama Gio?" Kekehnya.
"Enggak Sher. Aku emang suka sama Gio, karna ngefans aja. Hanya karna rasa kagum bukan cinta! " Jelas Nadien menegaskan.
"Lalu apa bedanya, sama aja kan? Yang penting kamu suka sama dia," imbuh Sheryl duduk di sisi Nadien.
"Jelas bedalah Sher, aku suka sama dia tapi tidak mencintainya. Jadi cukup, aku gak mau ya bahas kaya ginian lagi! " Sahut Nadien kesal.
"Nadien.. Please bantuin aku kali ini aja, aku janji gak bakal minta apa-apa lagi dari kamu setelah ini. Tapi aku mohon, temuin Gio malam ini ya.." Menggenggam tangan Nadien dengan tatapan penuh harap.
"Sher, kamu sebenernya kenapa sih? Aneh banget tau gak, emang ada ya perempuan yang meminta perempuan lain buat ketemuan sama pacarnya sendiri? " Ucap Nadien mulai geram.
"Kamu bukan orang lain, kamu itu teman baik aku Nadien.." Sela Sheryl.
"Justru karna itu. Karna aku teman kamu aku gak bisa melakukan itu. Jadi tolong.. Berhenti meminta sesuatu yang gak masuk akal seperti ini, aku gak akan bisa melakukan ini Sher. Aku bisa melakukan apapun buat kamu tapi engga dengan apa yang kamu minta sekarang. Maaf Sheryl aku gak bisa! " Tolaknya lirih suaranya terdengar serak.
Sheryl nampak terdiam, entah apa yang gadis itu pikirkan. Sheryl tersenyum tipis menatap Nadien yang tengah menunduk, kemudian beranjak memeluk Nadien.
"Kamu memang teman yang baik. Aku beruntung sekali memiliki teman sebaik kamu, Nadien..."
"Maafin aku Sher. Ini permintaan pertama kamu sama aku, tapi aku sungguh tidak bisa melakukan apa yang kamu inginkan itu Sher.. Maafin aku ! " Ucap Nadien lirih.
Sheryl mengangguk samar, "Aku mengerti. Tapi, aku serius Nad. Aku ikhlas kalau kamu dan Gio bisa bersama, aku sadar aku gak bisa bersama dia. Dia berhak mendapatkan wanita yang lebih baik dari pada aku."
Entah kenapa Nadien seperti merasa kata-kata Sheryl malam ini begitu berbeda dari biasanya. Namun, Nadien tak memikirkan apapun ia berusaha bersikap biasa saja dan mencoba mencerna perkataan Sheryl, yang menurut nya sedikit aneh.
...****************...
Maaf nya kemarin gak bisa up🙏🏻
Semoga kalian masih tetap setia nunggu kelanjutan ceritanya. Jangan lupa tinggalkan jejak kalian yaa🤗