Alpha CEO hebat yang tak tersentuh setelah patah hati dia tak pernah melihat wanita lagi, namun seorang gadis titipan dari adik dan wanita yang pernah dia cintai mampu mengalihkan perasaannya, lalu bisakah mereka bahagia? Akankah rumah tangganya itu berdiri dengan kuat tanpa goncangan???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Desakan Oma Alpha
"Jadi Gimana istrimu sudah isi belum??" Tanya Oma.
Alpha berdecak malas menatap sang Oma dengan nafas kasarnya, jadi telfon darurat yang memaksa dia datang di saat sedang hangat-hangat bersama istrinya tadi karena pertanyaan ini.
"Alpha???"
"Oma Opa sudah tua."
"Kamu harusnya sudah memberi penerus keluarga ini."
"Kamu juga sudah bukan remaja lagi."
"Kamu sudah matang usianya."
"Menikah tidak hanya tentang cinta tapi juga penerus."
"Kamu satu-satunya cucu Oma."
"Oma ingin ada penerus dari dirimu!!"
Omongan Oma banyak sekali namun tak satupun membuat Alpha merasa senang, yang ada justru semakin kesal.
"Oma bisa tidak sih gak usah begini terus, capek dengernya." Ucap Alpha.
"Cucumu gak cuma Aku, ada Al Jovano." Lanjut Alpha lagi.
"Dia punya anak banyak, aku tak keberatan memberikan hartaku pada mereka." Kata Alpha lagi.
"Alpha!"
"Dengar Baik-baik, Kamu pewaris utama seluruh perusahaan."
"Ini bukan tentang kesukaanmu saja!"
"Kamu harus memberikan penerus untuk kami."
"Jika dalam dua bulan ini istri miskin mu itu tak juga hamil Oma ingin kamu menikah dengan Asya gadis terhormat dari keluarga berada."
Alpha mengeratkan giginya dan mengepalkan tangannya jika yang bicara di hadapannya bukan Omanya maka dia bisa saja melayangkan benda untuk menyadarkannya atas ucapannya yang menyebalkan.
"Oma, Aku sudah dewasa, bahkan semua perusahaan tak akan menjadi seperti saat ini tanpa aku, kamu tak bisa mengancam diriku seperti itu!" Kata Alpha menatap tajam sang Oma.
"Usiamu sudah tak muda lagi harusnya kamu sibuk mempersiapkan diri untuk kehidupanmu yang akan datang di akhirat bukan sibuk mengurusi harta!" Kata Alpha yang membuat Oma merasa tersinggung dan mengepalkan tangan juga.
"Kamu!"Oma menunjuk Alpha geram
"Sejak menikah dengan wanita itu kamu jadi makin kurang ajar!!" Kata Oma kemudian.
"Oma hanya minta kamu memiliki anak apa susah???" Tanya Oma mulai hilang kesabaran.
"Susah kalau penciptanya Anak belum ngasih Oma, bagaimana kalau aku yang mandul? apa Oma juga akan memaksa aku untuk punya anak???" Alpha menjawab dan itu sukses membuat Oma terdiam di tempatnya.
"Aku bukan Tuhan yang bisa menyulap semua keinginan Oma menjadi kenyataan, jika Oma bisa coba Oma saja yang memiliki anak lagi bisa???" Alpha kesal lalu bangkit dari duduknya.
"Aku rasa perbincangan ini sudah selesai, Aku ingin pulang!!!" Ucap Alpha lalu berjalan meninggalkan Oma yang masih membisu di tempatnya.
"Alpha tunggu!" Oma memanggil Alpha pelan.
Alpha berhenti dan menoleh pada Oma yang sudah merawat dirinya sejak Mamanya diusir dari rumah dan sang ayah koma kerena kecelakaan saat itu.
"Apa benar kamu mandul???" Tanyanya sendu.
"Aku belum periksa tapi aku selalu berusaha, jangan ganggu hubungan kami Oma, aku akan rajin berusaha agar kami segera memiliki momongan."Ucap Alpha lalu pergi keluar meninggalkan Omanya yang masih sendu di tempatnya duduk.
Oma duduk di tempatnya sembari memegangi dadanya yang terasa sakit, Alpha dari dulu sering semaunya sendiri namun setelah menikah dirinya semakin semaunya sendiri.
Sementara Alpha menuju mobil dan membanting pintu mobil saat masuk karena kesal yang luar biasa, di lahirkan dan di besarkan di penjara emas tak enak sama sekali dirinya iri dengan Al Jovano yang tak akan merasa terbebani dengan apapun, bahkan dia bisa tumbuh dengan limpahan kasih sayang orang tua angkatnya karena sang ibu sudah meninggal.
\*
Malam hari.
Alpha pulang dengan wajah lelah dan kesal setelah dari rumah sang Oma namun begitu melihat sang istri yang sudah menyambutnya dengan senyuman kesal itu pudar rasanya yang ada justru rasa kasih pada sang istri yang sudah masuk di rumitnya strata kehidupan keluarganya yang tak bisa bersikap normal.
Alpha di sambut Shafa dengan senyum yang tak pernah pudar lalu mereka pun masuk ke kamar dan sudah tersedia baju ganti di ranjangnya, Alpha masuk ke kamar mandi dan air hangat pun sudah tersedia.
Ah istri kecilnya itu ternyata sudah begitu bekerja seharian ini di kantor dan di rumah, Alpha merendam dirinya di air hangat, kemarin dirinya bisa seolah acuh tentang keturunan namun setelah bertemu sang Oma sejujurnya dia sedikit terintimidasi juga sehingga seharian tadi nyaris tak bisa fokus bekerja.
Alpha keluar dari kamar mandi dan berganti baju di kamar sudah tak terlihat sang istri kecilnya, Alpha pun turun ke ruang makan dan di sana sudah ada sang istri yang sedang menyiapkan makanan.
Kenzie tak ada karena malam ini ikut tidur di stable kuda karena akan ada pertandingan yang akan di gelar di sana seharian bocah itu ikut menyiapkan arena bersama karyawan yang lain.
"Woahhh, enak nih kayaknya." Alpha duduk dan mengecup pipi sang istri yang sudah masak istimewa malam ini.
"Ini Kak."Kata Shafa menaruh makanan suami di hadapannya lalu menuangkan minum lalu di letakkan juga di hadapan sang suami.
" Makasih sayang."Kata Alpha mereka pun makan dengan pikiran di kepala masing-masing.
Setelah selesai Shafa membereskan lalu mencucinya di tempat cucian, Alpha menyusul lalu memeluk sang istri untuk menghirup aroma candu pada sang istri agar kesal dan gundahnya seharian segera hilang.
"Geli ih kak." Kata Shafa saat tangan sang suami sudah masuk ke baju piyamanya dan mengusap perut datarnya.
"Ayok kita cetak kehidupan kecil di perut rata ini, jangan menyerah sebelum dia benar-benar hadir." Kata Alpha.
"Aku tak tau aku atau kamu yang bermasalah dengan kesuburan, namun Aku tak Ingin menyerah." Kata Alpha lagi membuat Shafa berkaca-kaca di tempatnya.
"Kau tau Om Arsya Ayah sambung Zea juga mandul dulu namun keajaiban membuat dirinya bisa memiliki adik bungsu Zea yang terkecil kala itu." Jelas Alpha lagi yang di simak oleh Shafa sembari mencuci gelas dari tempatnya.
Shafa terisak di tempatnya sedih hatinya, jadi kali ini Alpha mulai merasa ingin betul keturunan setelah dia pulang dari tempat Oma.
"Kak, apakah kita di batasi waktu???" Tanya Shafa berbalik badan dan menatap sang suami.
Alpha hanya diam namun itu cukup jadi jawaban bagi Shafa bahwa sang suami juga merasa tertekan atas kemauan sang Oma.
"Bagaimana jika waktu itu habis dan Aku kalah??" Tanya Shafa parau dan meneteskan air mata.
Alpha sedih melihat wajah sendu di hadapan dirinya itu harusnya air mata itu hanya kebahagiaan, namun Alpha gagal membuat itu berhasil, Shafa terisak dan memeluk dirinya dengan dada keduanya sesak bersamaan.
"Apakah ini hanya pernikahan sesaat kita??"
"Apakah Kak Alpha akan melepaskan jika aku tak segera hamil???"
Alpha tak sanggup mendengar pertanyaan itu lagi lalu dia bungkam sang istri dengan bungkam indahnya, cukup sampai kapanpun Shafa seorang istrinya tak boleh ada kata yang lain batin Alpha mendalami sapuan hangat dua baris merahnya.
***
Please jejak kalian dong....
masa sudah bau tanah senengnya cucu TDK bahagia.