Rebirth Of Queen

"Sssttt, Ssssttt... dek" bisik Alexa.

"Hmm kak?" jawab Aurelie menoleh ke arah kakaknya

"Karena dia ya?" tanya Alexa ambigu

"Hah? maksudnya?" ucap Aurelie tidak mengerti yang di maksud kakak perempuannya itu.

"Iisshh, pura-pura bego dah kalau begini" ucap Alexa memutar matanya.

"Sumpah nggak ngerti, apaan sih? Kalau ngomong tuh jangan pakai bahasa kalbu kak, El nggak ngerti" ucap Aurelie terkekeh

"Dasar kau ini. Maksud kakak, apa karena si bos, eh maksudnya Sean. Kamu jadi berpaling, nggak lagi ngejar-ngejar cinta tuh cowok kutu kupret yang nggak tahu diri dan buat kamu nggak lagi kemakan hasutan jin tomang yang berwujud lampir itu" ucap Alexa.

Diam-diam Sean mendengar hal itu, meskipun saat ini ia tengah berbicara dengan Kelvin dan Angga, namun telinganya bercabang untuk menangkap semuanya di sekelilingnya.

"Bukan Kak, kalau masalah itu aku tahu kebenarannya sendiri dan ingin memperbaiki semuanya. Terlebih aku sadar jika sikapku pada kalian itu salah" ucap Aurelie

"Oohh, seperti itu. Tapi Sean cocok loh sama kamu El, apa kalian nggak mau lebih dari teman gitu? Kalian serasi loh" ucap Alexa

"El belum mikir sampai sana Ka, El mau fokus kuliah dan urus perusahaan El dulu" ucap Aurelie

"Ya-ya ada baiknya juga sih kamu nggak pacaran, kakak tahu kamu pasti masih terpukul karena duo racun itu kan. Tenang saja kamu punya kakak di samping kamu yang selalu setia 24 jam" ucap Alexa

"Kaya iklan Re**na saja. Selalu setia setiap saat" ucap Aurelie terkekeh

"Kamu ini" ucap Alexa gas

"Kakak yang terbaik" ucap Aurelie tersenyum manis

"Aahh imutnya" ucap Alexa memeluk gemas adik satu-satunya itu.

...

Di sisi yang lain, Gista kini tengah menghitung uang hasil jual dirinya selama beberapa hari. Sudah terkumpul 30 juta di rekeningnya. Sedangkan 5 juta lagi ia pegang uang Cash itu itu keperluan pribadinya, seperti nyalon dan lain-lain.

Sedang sisanya ia habiskan untuk membayar orang yang ia suruh untuk menyelidiki Gerald.

Ia beberapa kali mengirim pesan dan menelepon ke Gerald. Namun itu tidak berhasil dan berujung nomernya masuk ke daftar hitam.

"Sial, Sebenarnya apa yang terjadi sih? Apa saja yang sudah Gerald tahu tentangku?" ucap Gista menggerutu.

Kepalanya hampir meledak, orang suruhannya pun mengabari jika mereka belum menemukan banyak hal untuk di laporkan satu ini.

Brak!!!

Tiba-tiba pintu kamarnya di buka dengan keras, sosok pria yang tinggi besar dan memiliki luka di dahinya yang cukup panjang menatap Gista.

Gista melihat itu meringsut ke ujung tempat tidur, ia bergegas menyembunyikan uang yang ia pegang di sela bantal.

Namun hal itu terlambat, pria itu mengetahuinya dan berjalan menghampiri dirinya, setelah mengunci pintu dari dalam.

"Adikku yang cantik, kenapa kau tidak mengatakan pada kakak, jika kau sudah pulang ke rumah Hmm?" ucap nya

Gista tidak menjawab ia tidak berani menatap wajah pria di depannya yang ternyata kakak kandungnya itu.

Baron, panggilan kakak laki-laki Gista. Sosok yang paling Gista benci di dunia ini selain Aurelie.

"Ja-jangan mendekat" ucap Gista bergetar ketakutan.

"Jangan takut sayang, apa kau tidak merindukan kakakmu yang perkasa ini?" ucap Baron sudah merangkak di atas tempat tidur.

Tercium bau alkohol yang menyengat dari mulutnya, Itu bukan hal aneh bagi Gista mengetahui tabiat buruk sang kakak, padahal saat ini masih pagi namun kakaknya pulang dalam keadaan mabuk.

"Jangan mendekat, atau aku akan teriak!!" ucap Gista

"Teriak saja, tidak akan ada yang mendengarnya. Tidak ada siapa-siapa di sini, Ayah ibu dan adik sedang berada di luar dengan urusan mereka. Bahkan tetangga pun sudah pergi entah kemana" ucap Baron lagi, tak menyurutkan langkahnya mendekat ke arah Gista

"Ayolah, kakak rindu sekali padamu. Kakak akan buat kamu berteriak penuh kenikmatan pagi ini sayang" ucap Baron menarik kaki Gista dan menarik bajunya secara paksa hingga robek.

Itu adalah baju merek ternama kesayangan Gista yang di belikan oleh Aurelie dua bulan yang lalu.

"Aaahhh, jangaaann" teriak Gista.

Namun teriakan penolakan itu berangsur menjadi teriakan aneh yang terdengar di telinga orang yang mendengarnya.

Gista menyalahkan perasaannya sendiri yang justru menikmati setiap sentuhan yang kakak nya berikan pada nya saat ini. Sungguh pikiran yang sudah sangat konslet, bahkan tidak memikirkan jika mereka adalah sedarah.

Tanda merah kini memenuhi tubuh Gista, cairan berbau khas bercampur di atas sprei yang sudah tidak jelas bentuknya di atas kasur.

Tubuh baron yang tanpa sehelai benang ambruk di atas tubuh Gista yang juga telan**ng dan lemas karena di tikam beberapa kali oleh senjata milik Baron.

Baron bangun dan memakai pakaiannya, ia melangkah pergi menuju pintu dan melambaikan segepok uang 50 ribu di tangannya.

"Terimakasih atas upahnya adikku sayang. Permainannya sangat memuaskan" ucap Baron tertawa kemudian pergi.

"Brengseeekkk!!! Bajingan!!! Hiks, hiks, hiks... Kenapa? Kenapa Tuhan, kenapa? Kenapa kau sangat tidak adil padaku? Kenapa aku harus lahir keluarga miskin dan memiliki kakak bajingan seperti Baron! Kenapa??" teriak Gista dan menagis

"Bajingan itu mengambil uangku, harusnya aku tidak kembali ke rumah ini. Sial..!!! Kenapa pula aku menikmati cumbuannya tadi bahkan meminta lebih. Aku jijik pada diriku sendiri" ucap nya setengah gila. Ya dia memang sudah gila.

...

Di tempat lain Finn memainkan ponsel miliknya, sudah beberapa pesan ia kirim ke Aurelie namun satu pun belum di baca.

Awalnya hari ini ia berniat mengajak Aurelie berlibur ke puncak di kota sebelah. Menikmati udara sejuk di sana dan menenangkan pikiran sambil menikmati waktu berdua.

Namun hingga saat ini Aurelie tidak membalas pesannya, bahkan di baca pun belum.

"El kemana ya? Apa aku ke rumahnya aja? Tapi El pasti nggak bakalan senang aku ke sana tanpa izin. Lagi pula aku ngga tahu dia sedang ada di rumah atau nggak saat ini" gumam Finn sendiri.

"Aahhh bosan banget" ucap Finn berguling-guling di atas kasur empuk miliknya karena kebosanan melanda dirinya.

Tok! Tok! Tok!

Pintu di ketuk dari luar dan terdengar suara merdu dari perempuan paruh baya yang kini membuka pintu kamar putra semata wayangnya itu.

"Finn, ayo turun. Ada Melinda di bawah, dia mencarimu. Dia bilang mau mengajakmu jalan-jalan hari ini" ucap ibu Finn dengan senyum di wajahnya cantik di usianya yang menginjak 40 tahunan itu.

"Hais, Finn sudah bilang mah, Finn nggak suka sama dia. Suruh dia pulang, Finn nggak mau ketemu apalagi jalan sama cewek cicak macam dia" ucap Finn kesal pada wanita yang selalu menempel padanya sejak mereka kenal 5 tahun lalu di acara keluarga itu.

...