Bertemu kembali dengan mantan suaminya setelah dua tahun berpisah, itu adalah sebuah petaka bagi Ishara Guestone!
Seseorang yang berusaha ia hindari setelah menandatangi surat perceraian itu, kini mencoba untuk kembali menerobos masuk ke dalam kehidupan nya.
Lalu bagaimana kah kehidupan wanita berparas cantik seperti Ishara setelah kembali di pertemukan dengan mantan suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riri_923, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22. Agaskara dan Alaska
“Sudah lama sekali aku tidak melakukan hal ini” Gumam Ishara menarik napasnya dalam dengan senyuman yang menghias wajah cantiknya.
Berjalan santai di trotoar dengan menikmati es krim di tangan kanan nya serta tangan kiri yang menjinjing tas belanja yang ia bawa dari supermarket.
Ishara terlihat menikmati malam hari nya yang berjalan di jalan asing. Benar, jalan asing karena jalan ini adalah jalan yang akan membawa nya ke kawasan elite dimana kediaman Agaskara berdiri.
“Setelah di pikir-pikir, kenapa aku harus menuruti permintaan pria itu?” Gumam nya lagi, bertanya pada diri sendiri.
Dari ekspresi nya terlihat sekali bahwa Ishara tengah berpikir tentang apa yang terjadi hari ini, mulai dari Agaskara yang tiba-tiba mengadu demam.
“Hah..” Ishara menghela kasar napasnya. “Benar, aku tidak tega pada pria itu. Aku sama sekali tidak memiliki perasaan lagi padanya!”
Di saat Ishara terus melangkah kan kaki nya, tiba-tiba dari arah berlawanan sebuah mobil berhenti tepat di samping nya.
Menoleh sebentar menatap mobil tersebut, kemudian Ishara mengangkat bahu nya acuh dan kembali berjalan.
*
Zeo membuka pintu utama kediaman milik sang bos berniat untuk mencari Ishara yang sudah pergi sekitar satu jam yang lalu, namun begitu membuka pintu dirinya di kejutkan oleh kehadiran seseorang.
“Selamat malam tuan Alaska” Zeo menunduk sesaat sebagai tanda hormat dengan ekspresi datarnya walaupun pria itu sempat terkejut.
“Selamat malam juga, Zeo. Dimana kakak ku?” Sapa balik Alaska yang kemudian langsung bertanya.
“Tuan Agaskara sedang berisitirahat, tuan”
“Heuh?” Alaska menaikkan sebelah alisnya tanda tidak percaya dan bingung. Kemudian pria itu menatap ke arah alorji nya. “Masih pukul tujuh, tidak mungkin kakak ku sudah tidur”
“Mohon maaf tuan, saya tidak berbohong”
Alaska masih menatap tidak percaya pada Zeo, kemudian pria itu langsung menerobos masuk dan berjalan ke arah kamar sang kakak.
“Tuan Alaska!” Zeo mengejar, namun langkah lincah pria itu tidak dapat di cegah.
“Aku akan melihatnya sendiri” Sahut Alaska dengan nada mengejek nya.
Tidak butuh waktu lama, kini Alaska sudah sampai di depan pintu kamar Agaskara. Tanpa berlama-lama pria itu langsung membuka nya dan hendak bersuara.
Namun bibirnya kembali rapat saat melihat sang kakak terbaring di atas kasur sana dengan sebuah tiang penyangga botol infusan yang dimana cairan nya tengah mengalir melalui selang infus menuju ke tangan Agaskara.
“Tuan..” Zeo menarik pelan tubuh Alaska kemudian menutup kembali pintu kamar Agaskara.
“Kakak ku sakit apa, Zeo?” Tanya Alaska dengan tatapan dan nada yang berbeda dari sebelumnya.
“Hanya demam biasa, dan kekurangan cairan”
“Kau tidak sedang berbohong?”
Jika Zeo tidak terbiasa menghadapi keturunan Vincente seperti saat ini, sudah dapat di pastikan bahwa pria itu akan bergetar ketakutan mendengar nada bicara dari Alaska. Menyeramkan dan mencengkram seakan mencekik lehernya.
“Saya tidak berbohong tuan, akhir-akhir ini tuan Agaskara terlalu banyak berkerja di tambah kondisi perusahaan baru saja mengalami masalah”
Tentu Alaska mendengar tentang masalah yang Zeo maksud pagi ini, karena berita sudah tersebar dimana-mana.
Tidak menjawab lagi, masih dengan ekspresi datar yang berubah ketika melihat Agaskara. Kini Alaska kembali membuka pintu kamar dan langsung berjalan menghampiri kakak nya.
Tangan pria itu menyentuh kening Agaskara dan disana ekspresi nya terlihat semakin mendingin.
“Bawa ke rumah sakit sekarang!” Perintah Alaska menatap tajam Zeo.
“Maaf tuan, tuan Agaskara tidak ingin pergi ke rumah sakit dan tadi dokter sudah--”
“Persetanan!” Potong setengah membentak Alaska. “Kau ingin melihat kakak ku mati dengan suhu tubuh setinggi ini hah?!” Lanjutnya terbawa emosi.
Lebih tepatnya Alaska panik dan khawatir, baru kali ini Agaskara sakit. Dan ya, dari yang ia ketahui memang baru kali ini dirinya melihat langsung kakak nya terbaring lemah.
“Diam lah, brengsek”
Alaska menoleh, begitu pun dengan Zeo saat mendengar umpatan lirih dari Agaskara.
Mata pria itu sedikit terbuka dengan tangan yang langsung memegang kening nya, jika dari ekspresi nya kedua pria yang sedang berdiri itu sedang panik.
Namun panik kedua nya berbeda, dimana saat ini Zeo panik karena Agaskara terbangun dan Ishara tidak ada disini.
“Kak, ayo kita pergi ke rumah sakit” Ajak Alaska langsung.
Agaskara menggeleng, pria itu terlihat memperhatikan sekitar seakan mencari sesuatu dan kemudian matanya terhenti tepat pada Zeo yang terlihat sekali tatapan gusar nya.
“Kak panas mu sangan tinggi, ini bahaya dan--”
“Dimana dia?” Potong Agaskara.
Alaska yang mendengar itu sontak langsung berhenti dan mengikuti arah tatapan Agaskara yang ternyata menatap Zeo.
“Sedang pergi ke supermarket, tuan” Jawab jujur Zeo.
“Cari!” Perintah Agaskara yang kemudian memejamkan erat kelopak matanya saat merasakan nyeri pada perutnya.
“Kenapa kak? Apa yang sakit?” Alaska menatap wajah Agaskara yang sangat terlihat bahwa pria itu menahan sakit nya.
“Tidak ada, pulang lah dan jangan sampai Mama tau”
“Tidak, kakak harus di bawa ke rumah sakit dan Mama pasti akan menangis jika tau kakak sakit”
“Maka dari itu jangan sampai Mama tau”
“Baiklah, tapi ayo pergi ke rumah sakit. Perawatan di rumah tidak sama seperti di rumah sakit dan suhu tubuh kakak sangat tinggi”
Agaskara menggeleng, kepalanya terasa kembali berdenyut mendengar ocehan Alaska. Adik nya ini sangat mirip dengan Mama nya yang banyak bicara.
“Aku akan segera sembuh, Alaska. Dan sekarang pergi lah”
“Tapi kak--”
“Bisa menurut dengan ku?” Agaskara memotong perkataan Alaska yang hendak kembali memotong ucapan nya.
Tidak dapat Agaskara elak bahwa saat ini ia dapat melihat dengan jelas ke khawatir dari mata Alaska. Namun pria itu memilih untuk mengalihkan tatapan nya pada Zeo yang masih terdiam di tempat nya.
“Cari dia dan bawa Alaska keluar, aku ingin beristirahat”
“Baik tuan”
“Kak!” Alaska tidak terima akan perintah Agaskara pada Zeo.
“Pulang, Alaska!” Tekan Agaskara tidak ingin di bantah.
“Mari tuan” Zeo bersuara meminta Alaska untuk keluar.
“Haish baiklah aku akan adukan pada Mama!” Alaska langsung berjalan keluar setelah mengatakan kalimat tersebut.
“Tutup mulut mu jika ingin hidup” Ancam balik Agaskara yang tentu dapat Alaska dengar.
Tidak mengatakan apapun lagi kini Alaska benar-benar keluar dari kamar Agaskara.
“Saya permisi tuan” Pamit Zeo.
“Kalau sampai terjadi sesuatu pada Ara, habis kau. Zeo!”
Zeo mengangguk mendengar ancaman dari Agaskara. Fokusnya saat ini adalah harus membawa kembali sang nyonya yang saat pergi tadi tidak ingin di antarkan.
...****************...
bakalan seruu ini mah dua orang adik kaka menyukai satu wanita yg sama
😁👍🌹❤🙏
heheee
kasian ishara terjebak
👍🌹❤😁🙏
cinta othor banyak-banyak 💞😍
waktunya Agas OR Alaska..??
👍🌹❤🙏
"sini Aku tampol kamu yg lagi demam" ujar ishara
hehee 👍🌹❤🙏😍😁
berasa bentar banget ni baca
boleh nambah lagi thor 🙏😁👍🌹❤
trims dari aku ibu² anak 3 🥰💜