Karena sebuah tragedi, mengharuskan mereka menikah dan tinggal seatap, tragedi itu membuat sang wanita menjadi trauma ditambah dia harus tinggal dengan laki-laki jahat itu, bagaimana dia harus menjalaninya, apakah cinta itu akan datang seiring berjalannya waktu karena selalu bersama, wanita itu bernama Nala. Nala adalah seorang anak yatim piatu, Nala juga seorang mahasiswi semester awal, disalah satu kampus di indonesia. Nala berwajah manis, sederhana dan agak pendiam. Sebelumnya Nala ada gadis yang ceria, setelah kejadian yang menimpa kedua orangtuanya Nala menjadi anak yang pendiam.
Mr. Kim Joon, Dosen tampan, seksi, maskulin, ditambah dia adalah seorang CEO muda, pujaan setiap wanita. Sayangnya dia bersifat dingin, dan cuek. Mr. Kim mempunyai tunangan bernama Lisa, seorang foto model di Korea, dan Mr. Kim juga mempunyai sahabat dari masa kecil hingga dewasa, sahabatnya bernama Jackson, Jackson juga dipercayai sebagai asistennya untuk mengelola bisnis nya di Korea.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Awahsara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
cemburu bab 2
Malam berganti menjemput posisi siang, masih di hari yang sama dengan kedatangan kedua teman Nala. Kim masuk kedalam rumah diiringi oleh pak Arnold, pak Arnold menyampaikan apa yang terjadi selama seharian dirumah.
"Hari ini nona bertemu dengan kedua teman nya, satu laki dan satu perempuan bla..bla...bla .." jelas panjang lebar Arnold.
Setelah melepas sepatu mereka menyusuri naik keatas tangga, dengan pak Arnold mengekori sambil memberikan laporan, panjang seperti naskah ber episode-episode.
Pak Arnold sudah seperti alat perekam tercanggih di dunia, hehehehe.
"Good Arnold, istirahat lah "Kim mengibaskan tangan setelah mereka sudah sampai di depan kamar, pak Arnold menundukkan kepala, lalu turun kebawah, Setelah itu Kim menghilang masuk ke dalam kamar.
Tuan terlihat tenang, syukurlah. Tuan tidak mungkin cemburu kepada teman nona kan, apalagi teman nona terlihat tidak jantan. Pikir pak Arnold seraya membayangkan Wahyu yang agak kemayu. Hati Arnold merasa senang dan puas sudah menjalankan tugasnya hari ini dengan baik.
Sementara yang didalam kamar utama, Kim sudah merubah mimik mukanya, setelah langkah kakinya memasuki kamar. Kim mendapati istrinya yang sedang bersantai di tempat tidur, Kim menatap tajam ke istrinya. Cemburu, bagi Kim seperti sisi mata uang, dia dan cemburu tidak bisa terpisahkan. Dia cemburu istrinya peluk-peluksn dengan temannya. Lebih-lebih istrinya menyender manja tertawa riang dengan Wahyu.
Dan yang lebih membuatnya terbakar api cemburu, istrinya merasa nyaman-nyaman saja. Sedangkan dia sendiri terkadang didorong-dorong karena Nala tidak mau dipeluk, alasannya gerah dan pengap.
"Sayang kamu kenapa?" Nala bertanya. Kenapa sie bikin kaget saja, datang-datang langsung diam membatu begitu, batin Nala. Pikiran Nala penuh tanda tanya, dimata Nala kim terlihat sangat aneh.
Tadi, Kim melihat Nala yang langsung melemparkan hp kedalam laci, saat suara pintu tertutup. Nala menjadi bingung, karena Kim hanya terdiam, lalu duduk di samping tempat tidur. Kim tidak bicara sepatah katapun, hanya menghela nafas sambil melihat istrinya. Dengan mata memicing, yang pasti diartikan Nala kalau suaminya sedang merasa kesal. Kenapa si!kalau kamu diamkan aku jadi takut, batin Nala meremas tangannya didepan dada.
" Sayang, kamu sudah makan malam?" Nala bertanya basa-basi, yang tidak memancing suasana hati. Walaupun dia sudah tau, pasti Kim sudah makan malam. Ini sudah jama berapa, pikir Nala.
"Mau aku bantu melepaskan dasi sayang?" Tanya Nala lagi.
Kim masih diam, hanya menatapnya tajam. Lalu, tangannya bergerak seperti membuat sayatan di dadanya. Nala menatapnya bingung, apa sie pakai mengiris dadanya segala, Nala rasanya ingin menjerit.
"Sayang...!" Nala mencoba merayu.
Kim membuat gerakan menyayat hatinya kembali, menunjukkan betapa terluka hatinya saat ini. Protes diamnya kali ini adalah puncak kecemburuan, imbas dari laporan pak Arnold. Dia memang mengizinkan kedua sahabat istrinya itu untuk datang, karena Kim tau kedua temannya itu dapat menghibur istrinya. Tapi kenapa?kenapa?protes Kim lagi. Kenapa kamu pilih kasih terhadapku dan kedua teman mu! Gumam Kim. Sakit hatiku, sakit Nala, batin Kim.
Nala beringsut dari tempatnya duduk, lalu bersimpuh didepan Kim yang masih menyentuh dada, dan terlihat seperti orang yang sangat menderita. Nala gemas sebenarnya ingin sekali mencubit pipi suaminya, tapi dia tidak berani.
"Apa yang sakit sayang?" Tanya Nala, yang akhirnya meladeni drama Kim suaminya. Karena kalau tidak, bisa jadi sampai tengah malam laki-laki itu akan diam duduk tanpa melepas dasi dan kemejanya.
"Hatiku sakit" ucap Kim sambil memasang mimik wajah yang minta di elus.
"Kenapa?" Nala meletakkan tangannya, lalu menempelkan telinganya ke dada Kim.
"Hatimu kenapa?" Tanya Nala lagi.
Apa sieh?ngomong dong! Aku kan bukan Toni ataupun pak Arnold yang tau kamu mau apa, gumam Nala.
"Kamu bersenang-senang dengan teman-temanmu?" Ucap Kim membuang mukanya dengan ketus sambil memberikan dasi yang masih melingkar di lehernya. Ucapan Kim langsung membuat Nala paham, bayi besarnya sedang ngambek karena teman-temannya.
"Sepertinya aku harus memberikan kedua sahabat mu itu hadiah karena membuatmu bahagia" sarkas Kim.
Pak Arnold, kamu sudah mengadu apa?, gumam Nala. Cara Kim menarik napas, membuat nya merasa bersalah.
"Kamu cuma mau aku tidak memeluk mu Nala, tapi kamu menempel dan peluk-peluksn dengan temanmu itu seharian ini" gumam Kim, Hatiku sungguh terluka Nala, batin Kim.
Mulai deh dramanya, batin Nala. Lagian, kami juga tidak peluk-pelukan seharian ya, sembarangan, batin Nala lagi.
"Aku marah!" Kim menepis tangan Nala, dan bangun dari tempat tidur.
Kim masuk keruang ganti, berjalan dengan dramatis. Sebelumnya kim berbalik, menatap istrinya dengan sorotan marah, lalu membanting pintu, sampai membuat Nala kaget dan ternganga.
Ada ya orang seperti dia, gumam Nala. Walaupun dengan menggerutu Nala bangun juga menyusul suaminya, kalau ngambek tidak dibujuk akan panjang urusannya. Nala hanya perlu mengalah sedikit saja, biasanya juga Kim akan luluh. Apalagi semenjak kehamilannya, Kim akan cepat luluh dan tersentuh.
Loh, dimana dia? Gumam Nala.
"Sayang?" Panggil Nala, kepala Nala menyembul lagi, Setelah memeriksa lagi kamar mandi. Suaminya yang sedang ngambek itu tidak terlihat batang hidungnya.
"Sayang kamu dimana?" Nala mematung setelah membalikkan badan, tergelak saat melihat Kim berdiri didekat pintu dengan tangan tertangkup di dada nya, sambil bersandar di tembok dengan satu kaki.
" Hehehe, sayang aku tidak merasakan keberadaan mu!"ucap Nala kikuk
"Kenapa menyusul?kamu merasa bersalah?"ucap Kim ketus.
"Sayang, kalau ibu hamil ngidam memang cuma sama ayah bayinya, tidak berpengaruh dengan orang lain sayang" Nala sedang menjelaskan fakta, memang kenyataan nya, batin Nala.
"Ngarang" Kim membuang mukanya tapi berjalan mendekat.
"Lepaskan bajuku" perintah Kim kepada Nala.
Dih, ngambek tapi masih minta dilepaskan baju juga, gumam Nala. Uh lucunya, Nala menggusel- gusel pipi Kim dengan jempolnya.
"Kenapa cuma berpengaruh sama ayahnya, tentu saja karena ayahnya spesial sayang..." Ucap Nala memberikan senyuman manisnya.
Nahkan benar, dia sudah berbunga-bunga hatinya, sudah bisa tersenyum kembali, Batin Nala. Hihihi, hati Nala dipenuhi kelegaan. Kalau ngambeknya hitungan menit, berarti marahnya gak beneran kan, batin Nala lagi.
"Eh tapi, tapi..tunggu sayang! Kamu mau apa?" Ucap Nala panik. Kim menarik tangan Nala masuk ke kamar mandi, dalam sekejap saja pintu kamar mandi sudah tertutup, mengurung mereka dikamar mandi.
"Sayang...kamu mau apa? kenapa aku masuk juga, aku kan sudah mandi!" Ucap Nala.
"Temani aku mandi" jawab Kim singkat.
"Sayang aku sudah mandi" jawab Nala ketakutan
Kim melemparkan baju sembarangan, tanpa pedulikan ucapan Nala. Nala mengambil kemeja yang dilemparkan Kim tadi, lalu meletakkan nya di keranjang baju. Kim masih melepaskan sisa pakaian atasan yang menempel ditubuhnya, melemparkan sembarangan dengan kesal.
"Lepaskan pakaian mu" secepat kilat Kim menyambar pakaian Nala. Asyiiik, batin Kim.
"Mau aku maaf kan tidak?" Ucap Kim pura-pura ngambek. Nala hanya mengangguk sambil manyun, lucunya aku semakin gemas padamu, batin Kim terlihat jelas dari bibirnya yang tersenyum senang.
"Masuk kedalam bak mandi sekarang" ucap Kim memerintah, Nala paham betul akan apa yang terjadi selanjutnya. Apalagi saat Kim menyuruh nya melepaskan pakaiannya satu persatu.
Kim menunduk membuka keran air hangat, suara gemericik air memenuhi bsk mandi. Dia taruh sabun setelah beberapa menit memilih aroma dengan serius. Aroma bunga yang menyeruak lewat gelembung dan kepulan asap rasanya menenangkan pikiran Nala yang sedikit gugup, walaupun dia tau niat dari Kim mengajaknya mandi bersama. Nala menutup wajahnya, merasakan sentuhan tangan Kim dipunggung nya.
"Malu?" Tanya Kim.
" Eh, aaaaa!" Nala terkejut, saat mendongak kebelakang Kim berdiri tanpa sehelai pakaian apapun.
"Kenapa? Kau seperti pertama kali saja melihat ku telanjang" ucap kim meledek.
"Bukan kah kita sudah sering mandi bersama!" Bisik Kim di telinga Nala diiringi gigitan kecil, membuat wajah Nala memerah.
"Maju aku juga mau masuk kedalam bak" ucap Kim.
Kim melanjutkan aksi nya mengusap punggung Nala, lalu menyebar ke tubuh bagian Nala. Kim tersenyum menang, melihat Nala melenguh nikmat. Bahkan Kim meminta Nala berbalik arah dengan alasan ingin menggosok bagian depan. Bisa dibayangkan apa yang Kim lakukan diarea kesukaannya.
"Ternyata seru juga ya mandi bersama" bisik Kim lagi pada Nala. Nala sudah tidak menyahut Kim, dia sudah terbang melayang dengan sentuhan tangan Kim. Kim mencium bibir Nala, lanjut ke pangkal lehernya dan terus ke dada Nala. Kim sangat menyukai dada Nala, dia terus memainkannya sambil mengulumnya.
"Ah.. yoebo!" Jeritan Nala, kenikmatan.
Kim semakin senang, dan semua itu tidak hanya berhenti di bak mandi. Tanpa perlu berganti baju, mereka berpindah ke tempat tidur. Malam panjang, penuh gairah pun masih berlangsung dikamar utama.