Pata hati terbesar seorang Ayana, ketika dirinya masih pertama kali mengenal cinta dengan seorang pria dewasa yang begitu membuatnya bahagia dan berasa menjadi wanita yang paling dicintai. Tapi sayang kisah cinta yang sudah berjalan lama harus berhenti karena sang kekasih yang merupakan anak dari keluarga berada, harus menerima perjodohan dengan wanita yang setara dengannya. Hal itulah yang membuat Ayana menjadi pata hati dan sulit membuka hati untuk pria lain. Tapi? Enam tahun setelah kejadian itu Ayana yang berprofesi sebagai seorang guru, harus dihadapkan dengan seorang murid yang pendiam dan murung tidak seperti murid lainnya, sejak saat itu pula Ayana mulai mendekati anak tersebut dan tanpa di sadari anak perempuan itu merupakan anak dari sang mantan. Apakah kisah cinta mereka akan bersemi kembali??? Temukan jawabannya hanya Manga Toon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Yusuf kian mendekat, dengan seringai di wajahnya, rasanya ingin sekali membuktikan kepada dunia kalau dia bisa mendapatkan gadis yang terlalu mencampakkan dirinya begitu saja, bahkan Ayana sudah beberapa kali menolaknya dan hal itu yang membuat jiwanya sebagai lelaki merasa terhina.
"Ayana, mulai malam ini dan seterusnya kau akan menjadi milikku seutuhnya, bersiaplah Sayang," ucapnya dengan senyum kelicikan.
Tangan mulai terulur mengukir setiap keindahan yang ada di wajah perempuan itu, bahkan hasratnya kian tak terbendung lagi jika harus lama-lama membiarkan tanpa memulainya.
"Sayangku, kau benar-benar membuatku tergila-gila," ucap Yusuf sambil mendekatkan wajahnya ke arah Aya, namun tiba-tiba tubuh itu mulai bergerak.
"Waw, saat tidur pun kau masih lincah Sayangku," ucapnya kembali.
Yusuf mulai melucuti pakaiannya satu persatu dan membuangnya ke segala arah setelah itu netranya menatap buas ke arah mangsa yang ingin di terkamnya ketika dirinya hendak melucuti pakaian Ayana tiba-tiba saja.
"Braaaakk! Pintu pun langsung di dobrak menggunakan satu tendangan.
"Sial! siapa kamu, beraninya ganggu kesenangan ku!" geram Yusuf.
"Buuugh ... Buuugh ... Buuugh." bogeman mentah pun berhasil mendarat ke wajahnya berkali-kali.
"Kurang ngajar, beraninya kau mau merusak seorang perempuan dengan cara yang menjijikkan seperti ini!" geram Andre sambil menendang perut Yusuf sehingga laki-laki itu terpental ke lantai.
"Kau, bukannya pria yang dulu menyakiti Aya," ucap Yusuf yang masih ingat dengan tampang Andreas.
"Oh ya syukur kau masih mengenalku bajingan," sahut Andre sambil menginjak dada Yusuf, hingga laki-laki itu kesakitan bahkan suaranya pun nyaris tercekat, beruntung pak satpam datang melerainya.
"Sudah Pak, jangan membuat kegaduhan di sini," ucap satpam tersebut, melerai.
"Penjarakan saja orang itu Pak, dia hampir saja melecehkan seorang wanita," titah Andre.
"Tidak Pak, kami di sini melakukan atas dasar suka sama suka, sangking orang ini saja yang cari gara-gara," elak Yusuf.
"Kau pikir kami bodoh lihat wanita yang ingin kau lecehkan masih menutup matanya. Dasar kurang ngajar!" geram Andre yang kembali lagi menendang perut Yusuf meski sudah di halangi oleh satpam.
"Sudah Pak, jangan bikin kegaduhan lagi, lebih baik bapak amankan dulu perempuan itu biar Mas ini saya yang tangani," titah satpam tersebut.
"Baiklah Pak kalau begitu aku akan membawa perempuan ini," sahut Andreas.
"Aya ... Aya ... Ayo bangun," ucap Andre sambil mengguncangkan tubuh perempuan itu.
"Huuuwa." Aya pun menguap sambil membuka matanya perlahan.
"Ada apa ini?" tanya Aya, dengan kaget.
"Kau ikut aku sekarang juga," ajak Andre sambil menggandeng tangan Aya.
"Tapi ada apa jelaskan dulu padaku," cegah Aya, lalu mulai menoleh ke arah Yusuf yang sudah bertelanjang hanya mengenakan boxer saja.
"Astaghfirullah!" pekik Aya ketika mendapati Yusuf yang sedang bertelanjang hanya menanggalkan boxer saja.
"Sudah paham kan ayo ikut," jelas Andre sambil menarik tangan Aya membawanya keluar dari tempat terkutuk itu.
Andre mulai membawa Ayana keluar dengan paksa, bahkan Aya sampai sulit mengimbangi langkahnya yang panjang.
"Andre stop, dari tadi kau tarik tanganku," keluh Aya.
Andre yang menyadari akan hal itu, langsung melepasnya begitu saja. "Maaf aku nggak sengaja," ucapnya datar.
"Sebenarnya ada apa sih, terus kenapa aku harus sama kamu, padahal tadi aku datangnya dengan Yusuf," gerutu Aya yang membuat Andre semakin emosi.
"Ya sudah sana, dengan cowok bajingan itu, biar sekalian saja kau tadi di lecehkan oleh dia!" bentak Andre yang membuat Aya seketika membekap mulutnya sendiri.
"Apa, kau bilang, Yusuf tadi ...." Aya pun tidak bisa meneruskan perkataannya lagi.
Dunia Aya seakan runtuh begitu saja, baru saja dia mulai merasa tertawa dan nyambung bersama Yusuf, namun apa? Ternyata laki-laki itu hanya ingin merusaknya saja, beruntung Allah masih menyelamatkan dirinya malam ini melalui tangan Andre.
Seketika suasana hening, Aya pun mulai membuang wajah ke segala arah karena masih kesal dengan sikap Andre yang akhir-akhir ini suka membentak dirinya, meskipun Aya sendiri tahu kalau dirinya salah namun bukan dengan membentak solusinya.
"Ayo masuk," ajak Andre tiba-tiba.
"Pulang, saja sendiri, bukannya kau menyuruhku untuk ikut dengan Yusuf," tandas Ayana yang mulai merasa kesal hatinya.
"Bukan seperti itu maksudku," jelas Andre yang perlahan mulai merendahkan nada suaranya.
Aya masih tetap tak bergeming perempuan itu masih tetap saja mendiamkan Andre, hingga pada akhirnya Andre terpaksa menggendong tubuhnya, karena hujan akan turun malam ini.
"Ayo masuk, lelet banget jadi orang," ucap Andre sambil menggendong tubuh Aya.
"Lepasin," tolak Aya sambil memukuli dada Andre namun laki-laki itu tidak merasakan sakit sama sekali.
"Makanya jangan keras kepala, kalau di kasih tahu, sudah tahu sebentar lagi mau turun hujan masih ngeyel lagi," ucap Andre yang mulai memakaikan seatbelt untuk Ayana.
Hujan mulai turun mengguyur ibu kota beruntung keduanya sudah masuk ke dalam mobil, sekilas mata Aya mulai melirik ke arah pria itu.
"Kenapa lihatin aku seperti itu." lagi-lagi suara Andre mengagetkan Ayana.
"Kenapa kau bisa menolongku?" tanya Aya.
"Pertanyaan yang gak perlu di jawab," sungut Andre.
"Tapi aku berhak tahu Ndre," tekan Aya.
"Baiklah aku kasih tahu," ucap Andre.
Kejadian di rumah makan.
Andreas baru keluar dari toilet tiba-tiba saja matanya tidak sengaja melihat seseorang yang dulu pernah dia kenal. "Seperti pernah kenal dengan orang itu," gumamnya sendiri.
Akhirnya Andre mulai mendekat dan mendengar semua pembicaraan Yusuf dengan waiters tersebut, awalnya Andre biasa saja dan tidak mau peduli, tapi ketika dia melihat Yusuf sedang duduk bersama dengan Ayana, Andre mulai memutuskan untuk mengikuti langkah mereka.
Karena disini dia cukup tahu dan mendengar kalau si Yusuf bakalan berbuat tidak baik dengan Ayana, hingga akhirnya terbukti Yusuf memang memiliki niatan buruk terhadap Ayana.
******
"Oh jadi ceritanya seperti itu, terima kasih ya, sudah menolongku," ucap Aya datar.
"Sama-sama, itu sebenarnya hanya kebetulan saja," sahut Andre tak kalah datarnya.
"Meskipun kebetulan tapi tetap saja aku berterima kasih pada mu, karena sudah menyelamatkan sesuatu yang paling berharga dalam hidupku," tutur Aya kembali.
Tidak terasa akhirnya mobil mulai berhenti di depan rumah, Aya, perempuan itu langsung keluar begitu saja dari mobil Andre, entah apa yang dia rasakan untuk saat ini dirinya masih enggan membuka mulut kalau tidak penting-penting amat.
"Terima kasih banyak," kata Andre yang sengaja menyindir Ayana.
"Iiih dasar gila pengakuan," gerutu Aya yang masih terdengar oleh Andre.
"Dasar keras kepala," gumam Andre lalu langsung membelokkan mobilnya.
Saat ini Aya benar-benar sedih merenungi nasibnya, rasanya sulit baginya untuk percaya dengan lawan jenisnya, kenapa tidak di saat hatinya ingin membuka lembaran baru dengan lelaki lain namun yang dia dapatkan hanya kekecewaan.
"Ya Allah akankah engkau sisakan pria baik yang menerima aku apa adanya," gumam Ayana.
******
Pagi-pagi sekali rumah Aya di kejutkan dengan sepasang suami-istri yang mengamuk karena anggota keluarganya ada yang terluka parah, bahkan mereka menggedor-gedor pintunya dengan begitu keras dan kencang.
"Tok ... Tok ... Tok ...."
"Bu Anjar! Tolong buka pintunya!" teriak suara itu dengan sangat lantang.
Sedangkan di dalam rumah Ayana langsung mengelus dada ketika mendengar suara bising tersebut.
"Astaga ada apa lagi ini," ucap ayah sambil beranjak membuka pintu.
Assalamualaikum Kakak-kakak semoga sehat selalu ya, dan jangan lupa selaku membaca kelanjutan bab ini.
siapa ya yg coba memeras Bu Retno