>Alea, adalah wanita kuat yang beruntung mendapatkan sistem.Sifatnya yang dingin selalu membuat lawan bicara ketar-ketir,meskipun begitu Alea tetap memiliki hati nurani.<
Di sebuah mansion yang megah,terlihat seorang gadis yang menangis menjerit melihat semua anggota keluarganya bersimbah darah.
"Daddy,mommy...,abanggg..,kakek... Bangun...hiks..hikss...bangunn..,siapa yang bikin kaliann begini!!.."marah gadis itu sambil memangku kepala ibunya yang bersimbah darah.
"HAHAHAHAHA...HAHAHA..."seseorang tertawa jahat dari arah belakang."Hmm..sayangku alea..apakah kau tau..aku yang telah membunuh mereka semua HAHHAAHAH..."dia adalah tunangan dari Alea yang bernama Riko.
Alea yang mendengar itu dari mulut sang tunangan langsung dibuat tambah frustasi.
"Aaaaaaakkkkkhhhh...Riko apa yang sudah kau lakukan dengan keluargaku!!..aku tak akan memaafkan mu Aaaaaakkhhhhh...kenapa semua ini bisa terjadi..hiks..hiks Daddy..mommy.. Maafin Alea,ini semua salah Alea..Alea minta maaf bangun lah dad..mom
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon flora#elyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Tidak ada siapapun
Di pagi hari yang cerah,,
Alea berkumpul seperti biasa di meja makan bersama keluarganya.
"Dek, berangkat bareng" ucap Algar mengajaknya, Alea tidak menolak yang ada dengan patuh dia mengangguk.
"jika ada sesuatu yang terjadi hubungi Daddy," Rega mengatakan hal itu dengan mengelus rambut Alea.
"Al bukan anak kecil lagi Daddy," Alea rasa dirinya sudah bisa mandiri, dengan bantuan sistem semuanya akan terasa mudah.
"No! Dimata Daddy, kamu masih gadis kecil yang imut."
"mommy lihat suamimu ini, mengganggu sarapan Alea" dengan melirik Daddy, Alea tersenyum tengil. Namun ketika menoleh ke arah Risa, wajahnya dengan cepat berubah cemberut.
"dad! Biarkan Alea sarapan, jangan mengganggunya." lirikan mata Risa bagi Rega mengisyaratkan tanda bahaya, bisa saja itu isyarat dia akan ditinggalkan tidur di luar kamar.Daddy tidak rela.
Dengan lucu Daddy menurut, Alea tentu melihat hal itu dengan mati-matian menahan tawanya.
Setelah makan selesai, Daddy pamit diikuti dengan Algar, Alzar, dan Alea yang juga ikut pamit. Selama di perjalanan ketiganya membicarakan hal random diiringi tawa ketiganya.
~ ~ ~
"bang, gue duluan." melihat keduanya mengangguk segera Alea memasuki area kampus dengan berjalan santai.
"Sayang!" Di kejauhan area parkir, Xavier berlari kencang kearahnya, tangannya terbuka lebar saat di dekatnya, meminta untuk di peluk.
"sedang apa kesayanganku ini di sini?" Alea bertanya dengan memeluk Xavier.
"aku ingin menemani mu kuliah" suaranya enteng tidak ada beban saat mengatakannya.
"tidak bisa, bukannya kamu sudah lulus sebelumnya?"
"kata siapa tidak bisa? aku dengan cepat mendaftar berkat asistenku" tidak biasanya Xavier membanggakan asistennya, sebahagia itu dia bisa berkuliah bersama Alea.
'Aku tidak habis pikir' perkataan itulah yang saat ini bersarang di pikiran Alea.
'udah bagus dia lulus, tapi memilih kuliah kembali.' wajar Alea berpikir seperti itu, jarang ada seorang kekasih melakukan itu demi kekasihnya.
* * * *
Kring. . ,, kring. .
Di tengah kesibukannya mengerjakan tugas jam istirahat tiba dengan cepat. Alea tampak lega dan bersiap pergi ke kantin.
Di sebelahnya Xavier dengan sengaja menggandeng tangan Alea dengan mesra menunjukkan kepada semua siswa di sepanjang koridor kampus bahwa Alea adalah miliknya.
• • • •
"wah siapa tuh, cakep banget anjer"
"AaaAaaa, bang gue mau jadi bini lu"
"Sembarangan ngomong. Liat, dia lagi gandeng tangan ratunya kampus ini."
"yah_ _ potek hati gue."
• • • •
"kamu mau pesen apa? Biar aku yang pesen" Xavier tidak menghiraukan semua orang, di matanya hanya Alea yang terlihat.
"pesen bareng aja" sebelum mengatakan sesuatu lengannya sudah di tarik lebih dahulu.
kalo nanya dimana Rika? Jawabannya ia kena skorsing dari kampus gegara masalah waktu lalu yang membuat nama sekolah terkena imbasnya, tidak di keluarkan juga karena dia salah satu anak donatur di sana.
• • • •
"eh tau gak tadi itu siapa?"
"em— ah gue inget! Dia penerus Qing corp kan?"
"wah baru kali ini gue liat realitanya, bener-bener cakep nya buat seluruh kampus gempar."
"Alea dan tuan Xavier sangat serasi"
"gue Ampe iri"
• • • •
Singkatnya jam pulang telah tiba, Xavier dan Alea menuju parkiran dengan Xavier yang membukakan pintu mobil untuk Alea,dan menutupnya saat Alea sudah masuk. Di perjalanan pulang, Xavier menggenggam tangan Alea di sepanjang jalannya kota.
~ ~ ~
"thanks, Aku langsung masuk ya, pengen istirahat." Alea dengan cepat mengecup pipi Xavier sebelum keluar. Xavier langsung memegangi pipinya, pikirannya eror sesaat dengan melihat Alea melambaikan tangan.
Bibirnya terangkat membentuk senyuman mengingat kelakuan Alea yang berhasil membuatnya salting brutal.
Setelah dilihat Alea sudah benar-benar masuk, Xavier langsung lanjut mengendarai mobilnya meninggalkan tempat.
Di posisi Alea saat ini baru saja membuka pintu dan masuk, di dalam tampak sepi dan kosong. Kemana mereka?
"bi!! Bibi!!"Teriakan Alea membuat beberapa maid langsung menghampirinya.
"ada apa non. ." kepala pelayan bertanya, tidak biasanya Alea berteriak seperti itu memanggil mereka.
"kemana semua orang?" Alea berkata dengan raut yang cenderung khawatir, perasaannya tidak enak.
"bibi juga tidak tahu non, dua Abang non juga tadi sempat pulang tergesa-gesa." kepala maid berbicara jujur dengan apa yang ia lihat.
Ting. .
"misi selamatkan keluarga dari penyerangan"
Suara Felix terdengar sangat jelas di pikirannya, Alea mulai mencurigai sesuatu. Apa jangan-jangan misi keluarga itu adalah keluarga kecilnya?
Bersambung~