Pelakor Angkuh

Untuk menerima keputusan Rega untuk menikah lebih dahulu sangatlah sulit.

Tapi Rega mengucapkan kepada Ersya untuk merayu orang tuanya agar tak terburu-buru menyuruh nya menikah.

Apalagi menikah juga hal yang sangat sakral. Walaupun terlihat playboy Rega hanya ingin menikah satu kali seumur hidup nya.

Rega melihat ayahnya sedang duduk santai. Ini adalah hal yang sangat cocok untuk membicarakan hal itu.

"aku hanya ingin menikah satu kali seumur hidup" ucap Rega

"memang harus seperti itu,lalu buat apa kamu menikah berkali-kali di hidup kamu" jawab ayah Rega

"aku belum siap menikah untuk saat ini,yah" ucap Rega

"ayah sudah tua, Rega" jawab ayah Rega.

Ayah Rega memang hanya menyuruh untuk menikah satu kali seumur hidupnya. Namun untuk menerima pernikahan kali ini Rega cukup sulit. Karena Rega masih sadar akan pernikahan adalah hal yang sangat sakral.

Ayah rega hanya takut apabila anaknya belum menikah tetapi ayahnya sudah meninggal. Karena tak sedikit pula orang tua yang tak menyaksikan pernikahan anaknya.

Memang walaupun usia Rega sudah matang. Namun untuk cowo usia segitu masih pantas untuk berkelana sebelum menikah.

Masih pantas pula untuk belum terlalu serius. Karena usia matang cewe dan cowo sangatlah berbeda.

Untuk perempuan biasanya di usia 20- an sudah cukup matang dan juga siap untuk menikah.

"ayah doa yang baik-baik saja,semoga usia ayah sampai waktunya Rega menikah nanti,bukannya malah overthinking apalagi berpikir negatif tak baik ayah" ucap Rega

"bukannya ayah negatif thinking Rega,tapi memang kita sebagai manusia biasa harus memikirkan pahitnya lebih dahulu daripada memikirkan manisnya biar ketika pahit yang terjadi sudah tak kaget lagi" jawab ayah Rega memperjelas maksudnya.

Sebagai manusia biasa ayah Rega tak luput dari pikiran yang negatif. Dan juga susah untuk mengendalikan pikiran positifnya. Ayah Rega adalah orang yang mudah sekali overthinking tak sama seperti Rega anaknya. Rega adalah orang yang terlihat sangat santai jika mengalami suatu kendala. Bahkan ketika berpikir negatif sekalipun.

"Jika pernikahan hanya akan aku jadikan pelampiasan karena ayah menyuruhku terburu-buru untuk menikah lebih baik aku tidak akan pernah sama sekali di seumur hidupku, pilihan nya hanya ada 2 aku melakukan apa yang ayah perintahkan atau ayah sanggup menerima keputusan ku?" ucap Rega sedikit menentang ayahnya.

"Rega! Kamu sudah berani membantah ayah ya!!" ucap ayah Rega

"bukan begitu maksudnya yah" ucap Rega

"lalu apa maksudmu?" ucap ayah Rega

"aku tidak mau bermain-main dakam hal pernikahan tolong mengerti aku ayah cukup sekali ini saja" ucap Rega

" ayah sudah cukup banyak mengerti kamu Rega" jawab ayah Rega.

Karena Rega tak mau menikahi perempuan hanya untuk di jadikannya pelampiasan karena dirinya sudah terdesak oleh orang tua nya bukan karena cinta nya. Cinta tak bisa sedipaksa itu. Tidak akan menemukan manisnya jika cinta penuh paksaan. Apalagi paksaan dari orang tua.

"emang pacar kamu belum siap untuk di ajak menikah?" tanya ayah Rega

"bukan hanya begitu ayah,bahkan ia masi duduk di bangku SMA" jawab Rega

"bisa-bisanya kamu memacari anak minor!" ucap ayah Rega

"aku hanya ingin menjaganya ayah" jawab Rega

"tapi ayah ingin kamu segera menikah dalam waktu dekat ini" ucap ayah Rega

Rega juga tak ingin dirinya salah pasangan jika hanya memilih wanita untuk segera di nikahi. Apalagi seumur hidup itu bukan waktu yang sebentar.

Hal yang lebih di takutkan Rega malah jika dirinya yang di permainkan oleh wanita ketika menikah. Karena semasa remaja dirinya selalu bermain wanita. Ya,benar, Rega sadar akan hal itu.

Maksud Rega sebelum menikah ia ingin memperbaiki sikap dan juga perilakunya. Walaupun Rega seperti orang yang tak bisa serius namun dirinya juga waspada akan karma. Rega mulai percaya bahwa karma itu juga pasti akan datang. Dan tanggal apes tak pernah ada di dalam kalender.

Rega sedang mengusahakan agar menjadi pria sejati. Yang penuh kesabaran dan juga penuh rasa tanggung jawab. Tak hanya bermain hati. Ia mulai menyadari ketika ayahnya mendesaknya untuk segera menikah.

Selain itu juga Rega takut jika dirinya tak menemukan cinta yang setara. Karena cinta yang tak setara hanya akan menimbulkan kesedihan tanpa adanya rasa kebahagiaan sama sekali.

Mencari cinta yang setara dengan mencari yang hanya sekedar cinta tidaklah sama. Bahkan lebih mudah untuk mencari yang hanya sekedar cinta. Yang sekedar cinta pun biasanya hanya meluapkan rasa penasaran nya saja. Bukan hanya sekedar cinta. Maka dari itulah mencari cinta yang setara itu harus.

Karena ketika menikah dan ternyata salah satu pihak hanya bisa memberikan rasa sakit saja. Maka yang satu harus berpura-pura kuat. Tapi berpura-pura kuat itu tidaklah mudah. Dan berlarut-larut bahagia dalam kebohongan itu juga sakit.

Dan jangan sampai effort yang telah di lakukan malah di balas dengan sakit yang tak ada bandingnya dengan apapun. Jika dia bisa memberikan effort maka kita harus dapat memberikan feedback yang sesuai dengan effort yang di berikan olehnya. Karena setiap perilaku pasti membutuhkan umpan balik. Tak hanya hal baik begitu pula hal buruk. Ya, semua hal butuh umpan balik masing-masing

Jangan sampai kita jaga hati lalu dia jalan bersama orang lain di belakang. Tak hanya pria bahkan wanita sekarang banyak juga yang sudah berani bermain belakang.

Tapi tak sedikit pula wanita tulus yang selalu dijadikan mainan. Begitupula dengan pria. Pria tulus juga banyak yang hanya di jadikan mainan saja.

Tulus memanglah baik. Tapi jika tulus kita hanya di jadikan mainan tidak akan pernah menjadi kebaikan bagi diri kita. Selain itu juga hanya akan menyiksa batin sendiri saja.

Tugas kita hanya perlu mencari seseorang yang tak akan menyia-nyiakan ketulusan yang telah kita berikan kepada nya. Zaman sekarang menjadi orang tulus dan mendapatkan ketulusan tidaklah mudah.

Apalagi untuk perempuan. Jangan sampai dirinya sudah memberikan semua ketulusannya kepada pria. Tetapi pria tersebut malah memberikan sakit hati yang sangat luar biasa.

Dan jangan sampai pula jika kita marah,malah di marah balik. Karena kodrat wanita bukan untuk mengejar pria! Jangan merendahkan diri sebagai seorang wanita.

Dan sebagai pria jadilah pria yang penuh akan tanggungan jawab. Bukan malah bergantung pada wanita yang sedang bersanding dengannya.

Jadilah orang yang dapat di kagumi oleh orang lain karena kebaikan. Bukan malah jadi orang yang di hindari karena perilaku buruk diri sendiri. Hal yang tak jauh berbeda tapi begitu sangat nyata.