Bagaimanapun takdirnya nanti, tiga raga akan tetap satu jiwa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wayan adi suastama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KENALAN SAMA CALON
Tok... Tok... Tok...
Pagi hari ketika Dandi, Ayu dan Ani lagi tertidur lelap, pintu rumah tiba-tiba di ketok dari luar. Ani yang kamar nya paling dekat dengan pintu rumah langsung bangun dengan sedikit sisa mabuk semalam berjalan pelan sambil menguap ke arah pintu.
" Siapa ya? ". Tanya Ani dengan wajah yang masih mengantuk.
" Aku Sinta, pacarnya Dandi". Jawab Sinta sambil tersenyum.
Ani yang tidak mengetahui kalau Dandi sudah punya pacar hanya bisa bengong melihat ke arah Sinta. Ia tertegun melihat kecantikan wajah dari pacar kakaknya tersebut. Dengan tersenyum Ani lantas menyuruh Sinta untuk masuk ke dalam rumah.
" Mari masuk kak". Ajak sopan Ani .
Sinta lantas melepas sandalnya , kemudian jalan masuk ke dalam dibelakang Ani.
" Sebentar ya kak Sinta, aku buatin minuman dulu".
Ani lantas jalan ke dapur dengan mata yang masih mengantuk untuk membuatkan Sinta minuman. Sinta yang sedikit malu dan canggung lalu duduk di sofa sembari menunggu Ani membuatkan minuman.
" Ini kak minumannya". Ani pun menaruh minuman di atas meja, tidak lupa ia mengambil sedikit makanan ringan agar ada peneman minumannya.
" Makasih ya, oh iya nama kamu siapa? ". Tanya Santi balik.
" Namaku Ani kak, aku adik kak Dandi yang paling kecil, ada juga kakaku namanya Ayu, tapi ia lagi tidur ".
" Oh iya, sebentar ya kak, aku mau cuci muka dulu,". Lanjut Ani yang kemudian masuk ke kamar mandi sambil menguap pertanda masih ngantuk.
Santi lantas duduk manis sambil melihat sekeliling sembari menunggu Ani mencuci mukannya di kamar mandi. Ia terfokus melihat foto keluarga yang ada di dinding rumah tersebut, berapa bahagianya hidup Dandi, Ayu dan Ani yang masih memiliki keluarga yang utuh, sedangkan Santi sudah ditinggalkan oleh ayah untuk selamanya.
Selama mereka pacaran Dandi memang tidak pernah bercerita kepada Santi tentang perihal keluarganya. Ia tidak ingin Santi tahu tentang kelamnya keluarga ini. Kalau sampai Santi tahu mungkin ia tidak akan lagi mau menemui Dandi. Mereka sama-sama menyembunyikan cerita kelam mereka tentang keluarga masing-masing.
Ani lantas datang dari arah kamar mandi untuk menemui Santi yang masih duduk di sofa sambil menikmati minuman dan cemilan yang Ani taruh di atas meja.
" Saya bangunin Kak Dandi dulu ya kak , sebentar ya ".
Ani lantas pergi ke kamar Dandi untuk membangunkan si tukang ngorok ini.
" Spada" Teriak Ani dengan suara keras yang membangunkan Dandi .
" Hei, Anda di cari oleh seseorang perempuan cantik, ia sudah menunggu anda di sofa ruang tamu ". Lanjut Ani yang kemudian keluar kamar Dandi sembari membalikan tubuhnya.
Dandi yang nampaknya bingung pun tidak langsung keluar kamar, ia mencuci mukanya terlebih dahulu, sambil menggosok giginya agar tidak bau jigong, karena Ani tadi bilang ada sosok perempuan cantik yang mencarinya.
Dandi pun keluar kamar dan menuju sofa untuk menemui siapa yang mencarinya tersebut. Dengan tersenyum Santi menoleh ke arah Dandi yang terlihat berjalanan mendekatinya. Dandi pun langsung memeluk dan mencium kening Santi di hadapan Ani yang sedari tadi menemani Santi.
"Hem, hey kalian bukan muhrim". Ucap Santi dengan tertawa ke arah Dandi dan Santi.
Dandi tidak menghiraukan ucapan Ani, ia malah menggandeng tangan Santi untuk duduk di teras rumah saja.
" Kita di teras depan aja yuk, kasian anak sekecil ini melihat kita pacaran ". Ledek Dandi dengan menjulurkan lidah ke arah Ani.
" Sialan, aku bukan anak kecil wooi". Dengan suara kencang ia membalas ejekan Dandi.
Dandi dan Santi pun akhirnya mengobrol di teras rumah, Dandi lantas mengambil gitar dan memainkan sedikit lagu untuk ia persembahkan ke Santi.
Aku mau bersamamu
Saat ini, saat ini right now. . Now.. Now
Aku ingin lewati malam
Walau semalam. . .
Ani yang mendengar nyanyian dari Dandi lantas berjalan ke teras rumah sambil berkata " KENTUT" ke arah Dandi yang lagi memainkan gitarnya.
" Eeeh sana, anak kecil jangan ganggu". Ucap Dandi yang sambil terus memainkan gitar tersebut.
Santi lantas pamit mau membuka warung, setelah satu jam di rumahnya Dandi. Dandi lantas menyuruh Santi untuk tunggu sebentar disini. Tanpa aba-aba ia pun mandi secepat kilat dan memakai parfum yang banyak di sekujur tubuhnya.
" Ayo, aku antar ke warung".
Santi yang bingung tiba-tiba Dandi sudah memakai pakaian rapi di hadapannya. Santi pun berpamitan ke Ani dan mengatakan akan datang lagi ke rumah. Ani pun mengangguk dan melambaikan tangan ke arah mereka.
Oiya, ekhem... Jangan lupa mampir juga ya ke ceritaku "Racun Kesesatan" ceritanya sedih juga, siapa tau berkenan mampir dan suka ...