Motives

Seorang wanita cantik memakai daster memandang putrinya kesal yang sedang

tidur pulas, wanita itu sudah membangunkannya sedari tadi tetapi putrinya belum bangun juga terpaksa wanita itu menggunakan cara lebih kasar.

BYURR

"BANJIR..."Pikik putrinya yang sudah kebasahan.

"Eh...mommy..."

Cengirnya menatap mommynya yang

sudah berkacak pinggang menatapnya.

"Bagus kamu yah baru bangun!"

Wanita itu menjewer telinga putrinya.

"Aduh...sakit...mom..."

Ringis nya mengelus telinganya yang sudah dilepaskan dari tangan Mommynya.

"Mommy kenapa bangunin aku pakai air? Kan bisa pakai suara aja mom!"Protesnya.

"Alah sudah puluhan kali mommy sudah bangunin kamu sampai tenggorokan mommy kering."

"Terus kenapa mommy bangunin aku?"

"Kamu lupa kalau semalam mommy suruh untuk bantuin mommy masak karena kak Ray bawa pacarnya kesini!"

"Oh...mommy suruh aja pelayan yang bantuin mommy, Elisa capek habis bergadang kemarin..."

"Bergadang karena nonton drakor kan? Udah sana mommy gak terima alasan pokoknya kamu dan kak Bella harus

bantuin mommy masak, titik gak pakai koma!"titah ibu negara.

"Dasar kak Ray buat aku tersiksa gini!"

*****

"Huft...aku kangen keluargaku disana."

Sekarang aku berada di apartemen sudah dua hari aku keluar dari rumah menyandang nama Wiranata dibelakang

namaku sekarang, Elizabeth Annabelle Wiranata.

Selama dua hari ini aku tidak pergi ke sekolah karena terlalu malas dan aku kan sudah pintar jadi gak perlu pergi ke sekolah.

Sekarang aku memutuskan untuk pergi ke sekolah, aku mengambil tasku dan kunci

motor keluar dari apartemen.

CRITT

"Wih kak Eliza makin cantik!"

"Gayanya sangat waw sekali!"

Dan banyak lagi komentar lain dari murid yang melihatnya.

"ELIZA!!"

"Lo dari mana aja, kenapa lo gak datang ke sekolah selama dua hari?"tanya Jessica.

"Malas."

Jessica memutar bola matanya malas melihat jawaban temannya itu.

Jessica mengajak temannya masuk ke

kelas tetapi suara sekumpulan motor membuatnya terkejut.

"Gue gak terlalu suka lagi dengan geng Sky sekarang."

"Ho'oh apalagi si Mikayla itu yang membuat hubungan kak Eliza dan kak Alaska menjadi rusak. Cih dasar pelakor!"

"Terus katanya mereka berdua akan bertunangan beberapa hari lagi? Cocok sih satunya pelakor dan satunya tukang selingkuh pasangan

yang sangat serasi, haha..."

"Oh mereka akan bertunangan? Lo datang gak?"

"Gue sih gak mau datang karena sia sia waktu gue untuk datang ke pertunangan mereka tetapi keluarga gue suruh gue

datang jadi mau gak mau harus datang."

"Terus katanya dua bulan lagi ada pemilihan anggota OSIS baru dan tiga bulan lagi ada pemilihan King and Queen ILXDS."

"Nah itu yang gue denger, terus siapa yang akan lo pilih?"

"Gak tau..."

Kita abaikan gosip para siswa, lanjut ke topik mereka yang sekarang sedang tatapan mata.

Jessica menatap kesal perempuan yang berada dibelakang Melvin.

Rasanya mau dia cakar wajahnya supaya para pengagum perempuan itu bisa lihat siapa dia sebenarnya.

Aku menatap malas genggaman tangan Marvin, aku melepaskan genggaman tangan itu dengan kasar karena Marvin menggenggamnya dengan erat.

Ada bekas merah ditanganku, wajar sih karena tubuh ini cukup lemah.

"Ayo Jess!"

Aku menarik tangan Jessica pergi dari sana.

"Tunggu Eliza..."

Marvin mengejar adiknya menarik tangan adiknya.

"Cih, apa?"

"Please tolong pulang yah ke rumah! Selama dua hari ini daddy belum makan sama sekali, daddy tidur di ruang tamu menunggu lo pulang. Please pulang yah ke rumah lihat Daddy!"Mohon Marvin dengan mata berkaca-kaca.

"Maaf putri tuan Andika adalah nona Mikayla bukan saya, jadi saya gak perduli dengan ayah anda makan atau tidak"jawabku dengan dingin.

Biarlah ayah si pemilik tubuh merasakan sakit yang dideritanya selama ini, dua hari

gak makan? Cih aku tau Eliza saat masih berusia 13 tahun dikurung selama tiga hari tanpa makan dan minum hanya gara gara tidak sengaja menjatuhkan foto pernikahan orang tuanya.

"Eliza gue mohon untuk jenguk Daddy!" Marvin berlutut di kaki adiknya.

Sekolah gempar melihat seorang Marvin berlutut dengan air mata mengalir di kedua matanya.

"Marvin apa apaan sih lo?"protes Melvin menyuruh Marvin untuk bangun.

"Eliza lo gak punya hati yah bisa bisanya Lo hanya melihat kakak lo berlutut didepan lo dan Daddy gak nafsu makan selama dua hari."

"Ya, memang aku gak punya hati, aku jahat, jadi kenapa aku harus pergi melihat

ayah brengsek kalian?"

PLAKK

"ELIZA ITU DADDY KITA! LO GILA YAH BILANG DADDY BRENGSEK!"

Melvin menampar pipi Eliza dengan kilat emosi.

PLAKK

"Ini balasan karena kamu telah berani menamparku. Yah memang fakta kalau tuan Andika Britania adalah Daddy kita tetapi bukannya selama ini tuan Andika gak pernah menganggap aku anaknya? Jadi buat apa aku menganggap dia sebagai daddyku?"

"Kamu tau kaca? Saat kamu hancurkan kaca menjadi berkeping keping apa bisa

diperbaiki seperti semula tanpa ada goresan maupun satu bagian yang hilang? Tidak bukan. Maka itulah rasa yang

aku rasakan saat tuan Andika tidak menganggapku ada."

"Ayo pergi, Jess!"

Jessica hanya bisa mengikuti temannya tetapi dia bingung dengan permasalahan

mereka.

Jessica yang selama ini menyembunyikan identitasnya sebagai anak dari keluarga Leonhard sepertinya harus menggunakan kekuasaannya lagi.

*****

Di New York, seorang pria tampan dengan mata elangnya menatap pria yang merupakan teman lamanya.

"Sudah lama kita gak ketemu, Xavier? Apa lo masih menjomblo?"tanya pria yang

sama tampannya.

"Bagaimana dengan adik lo ?"tanya balik Xavier.

"Dia masih hidup berkat kalung yang dia pakai, tapi gue gak tau dia berada di tubuh

siapa."

"Kalung?"Beo Xavier.

"Kalung itu milik kakek gue yang memberikannya kepada adik gue yang katanya memiliki masa depan yang rumit jadi memberikannya untuk adik gue."jelas pria itu.

"Lo yakin bisa menemukannya?"tanya Xavier yang meragukannya.

Pria tersenyum masam, "Itu tidak mungkin gue bisa menemukannya dengan banyaknya manusia di muka bumi ini. Tetapi gue kasih tau lo siapa taukan lo bisa menemukan adik gue"cengirnya.

"Gimana caranya?"

Pria itu mengangkat bahunya tidak tau,

"Tapi kata mendiang kakek gue, tanda

lahir yang dimilikinya akan ikut ke tubuh selanjutnya"ucapnya.

"Terus tanda lahir adik lo dimana?"tanya Xavier tanpa mengalihkan pandangan dari

laptopnya.

"Kata nyokap gue ada di sekitar atas perutnya."

Pria itu menatap Xavier dengan

senyuman manisnya.

Xavier menatap datar teman lamanya.

"Tapi tanda lahir adik gue beda dari manusia pada umumnya, adik gue memiliki tanda lahir berbentuk bunga sakura yang sangat cantik"lanjutnya

"Cih sana lo keluar dari sini!"usir Xavier menatap dingin temannya itu.

"Tapi gue juga saranin mending cepat nikah dan punya anak!"ucapnya sebelum pergi dari ruangan Xavier.

***