NovelToon NovelToon
Ketika Takdir Memilihku

Ketika Takdir Memilihku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Pengantin Pengganti / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: MauraKim

Aditya Kalandra wiratmaja tidak pernah menyangka bahwa kekasihnya, Nathasya Aurrelia pergi meninggalkannya tepat di hari pernikahannya. Dalam keadaan yang kalut ia dipaksa harus menerima pengantin pengganti yang tidak lain adalah adik dari sahabatnya.

Sementara itu, Nayra Anindhira Aditama juga terpaksa harus menuruti permintaan sang kakak, Nathan Wisnu Aditama untuk menjadi pengantin pengganti bagi Aditya atas dasar balas budi.

Apakah Nayra sanggup menjalani kehidupan barunya, dan mampukah dia menakhlukkan hati Aditya.

Ataukah sebaliknya, apa Nayra akan menyerah dan pergi meninggalkan Aditya saat masalalu pria itu kembali dan mengusik kehidupan rumah tangga mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MauraKim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Permainan Takdir

Nayra Anindita Aditama, memandangi bayangan dirinya didepan cermin dengan tatapan kosong. Gaun midi berwarna krem gading yang ia gunakan, selaras dengan riasan natural yang mempertegas fitur wajahnya. Namun semua itu tak dapat mengubah sesuatu dalam hatinya yang terasa menganjal.

Hari ini, ia diminta hadir dalam acara pernikahan Aditya sahabat kakaknya, sekaligus merupakan cinta pertama dalam hidupnya. Meski perasaan itu telah lama ia kubur dalam-dalam, entah mengapa masih ada sesuatu yang menganjal dalam hatinya.

"Nayra,, apa kamu sudah siap, Nak?" suara lembut sang bunda terdengar dari balik pintu.

Nayra menarik nafasnya sejenak mencoba menghilangkan keraguan yang ada dalam hatinya. "Iya Bunda, Nayra akan keluar sebentar lagi."

Kayra memutuskan untuk melangkahkan kakinya keluar dari kamar, langkahnya terasa amat ringan berbanding terbalik dengan hatinya yang terasa berat. Aditya Kalandra Aditama, sanggupkah ia menyaksikan pria itu bersanding dengan wanita lain?

"Kenapa wajahmu murung seperti itu, Hmm?" sang kakak, Nathan bertanya sembari mencubit hidungnya.

Nayra meringis kesakitan karena ulah kakaknya itu, sembari menyingkirkan tangan sang kakak, Nayra menyahut dengan nada sendu. "Aku merasa, seharusnya aku tidak usah datang ke acara pernikahan itu, Kak."

Nathan menatap Nayra dengan sorot mata yang teduh, lalu pria itu menepuk pucuk kepala sang adik. "Kita datang sebagai keluarga, Ra. Aditya bukan hanya sahabat, dia sudah seperti saudara bagi kakak. Jadi kakak minta kesampingkan masalah pribadimu, Hmm."

Nayra ingin membantah tapi pada akhirnya ia memilih diam. Ia tahu, Kakaknya itu ingin melakukan yang terbaik.

Tanpa berkata apa-apa lagi mereka akhirnya berangkat ke venue pernikahan. Dalam perjalanan, Nayra mencoba mengalihkan pikirannya dengan memandang ke luar jendela. Namun semakin ia mencoba semakin ia merasa tidak tenang.

Ia hanya belum tahu, bahwa dalam waktu beberapa jam takdir akan mempermainkan jalan hidupnya.

Mobil yang dikendarai Nathan akhirnya berhenti di depan gedung di selenggarakannya acara, Nayra melangkahkan kakinya dengan ragu.

Meskipun venue pernikahan ini tampak begitu megah, langit-langit yang berhiaskan lampu kristal serta bunga-bunga yang ditata begitu indah di sepanjang lorong. Namun, Nayra merasa ada sesuatu yang janggal.

Nayra bisa merasakan atmosfer aneh menyelimuti ruangan. Sebagian tamu tampak berbisik-bisik dan sebagian lagi menunjukkan ekspresi binggung dan gelisah.

"Sebenarnya, ada apa ini?" gumam Nayra pelan, namum masih terdengar oleh bunda Sarah.

Bunda Sarah yang berjalan di sampingnya hanya tersenyum tipis, meskipun raut wajahnya menunjukkan kegelisahan yang sama dengan yang lain.

Saat mereka melangkahkan kaki lebih masuk kedalam, seorang wanita paruh baya dengan balutan kebaya elegan menghampiri mereka. Dia adalah Nyonya Hanum, ibunda dari Aditya.

"Sarah, Nathan,,Nayra." suara Nyonya Hanum terdengar lembut, tetapi sorot matanya menyimpan kegelisahan yang sulit untuk disembunyikan.

"Selamat, Hanum." Bunda Sarah meraih tangan sahabatnya, untuk memberikan selamat atas pernikahan putranya.

Nyonya Hanum tersenyum menanggapi ucapan selamat itu, akan tetapi bunda Sarah bisa merasakan jika tangan Nyonya Hanum sedikit bergetar saat ia genggam. "Terima kasih,,aku senang kalian bisa datang."

Nayra memperhatikan interaksi antara Bundanya dengan Nyonya Hanum, dan dengan jelas ia bisa merasakan jika ada sesuatu yang salah disini.

Tapi Nayra tidak tahu apa itu?

Kecurigaannya semakin kuat, ketika ia tanpa sengaja mendengar bisikan tamu yang ada dibelakangnya.

"Apa benar pengantinya belum datang?"

"Aku dengar, dia tiba-tiba menghilang,, Coba lihat, keluarganya terlihat panik."

"Astaga, bagaimana bisa calon pengantin kabur di hari pernikahannya?"

Nayra merasa jantungnya tiba-tiba berdetak lebih cepat.

Nayra menoleh ke arah Nathan, berharap kakaknya juga mendengar ucapan yang sempat tanpa sengaja ia dengar. Tapi, sebelum sempat ia bertanya, seseorang menghampiri mereka dengan ekspresi cemas.

"Mas Nathan," seorang pria muda, yang merupakan Asisten Aditya berbisik tegang, "Saya diminta Tuan Indra untuk memanggil anda, Beliau ingin berbicara dengan anda dan Beliau sedang ada di ruang tunggu. Tuan Aditya juga ada disana."

Nathan menatap Asisten Aditya dengan alis berkerut, lalu menggalihkan pandangannya ke Nyonya Hanum. "Apa yang sebenarnya terjadi, Tante?"

Nyonya Hanum menarik nafasnya panjang, lalu menoleh ke arah Nayra sejenak, setelah itu ia kembali menatap Nathan.

"Bisa kita bicara sebentar, Nathan?"

Tanpa menunggu jawaban Nyonya Hanum berbalik, mengisyaratkan Nathan agar mengikutinya.

Nayra hanya bisa berdiri di tempatnya, ia merasa semakin tidak tenang.

Di dalam ruang tunggu, Aditya duduk terdiam, menggunakan setelan pengantin dengan ekspresi wajah yang mengeras. Tangannya mengepal di kedua sisi tubuhnya.

Di depannya, Tuan Indra Sang Ayah menampilkan ekspresi wajah yang tak kalah suramnya dengan Sang putra.

Pintu terbuka, memperlihatkan Nyonya Hanum dan disusul Nathan yang baru saja masuk.

"Aditya," Nathan langsung menghampiri sahabatnya, lalu menanyakan kebenaran yang tanpa sengaja ia dengar tadi.

"Apa benar Natasha menghilang?"

Aditya mengangkat kepalanya perlahan, menatap Nathan dengan mata yang penuh dengan kemarahan dan kekecewaan "Dia pergi meninggalkanku."

Hanya tiga kata, tetapi sudah cukup untuk menjelaskan semuanya.

Natasha, pengantin wanitanya telah pergi meninggalkannya. Dan entah apa alasannya?

Ruang tunggu terasa sunyi meskipun suasana diluar masih dipenuhi kegaduhan para tamu yang masih bertanya-tanya tentang keberadaan Natasha, calon pengantin wanita.

Indra Wiradmadja, pria paruh baya dengan aura berwibawa, duduk tegak di kursinya. Tatapannya tajam menyusuri ruangan sebelum akhirnya tertuju pada Aditya dan Nathan yang duduk dihadapannya.

"Natasha sudah pergi." suaranya tegas, namun tanpa ada emosi berlebih. "Dan pernikahan ini, tidak mungkin dibatalkan begitu saja."

Nathan diam, tetapi ekspresinya menunjukkan sedikit kebingungan dengan ucapan Tuan Indra.

Sementara Aditya, tetap dengan wajah dinginya. Ia jelas-jelas tidak peduli dengan apa pun yang akan terjadi selanjutnya.

"Tapi, apa maksud ucapan Om pernikahan ini tidak bisa dibatalkan begitu saja?" Nathan mencoba berbicara dan mengungkapkan kebinggungan serta pertanyaan yang ada dalam fikirannya.

"Itu yang ingin Om katakan, Om punya solusinya."

Pria paruh baya itu menatap Nathan dalam-dalam. "Nayra."

Nathan membulatkan matanya mendengar ucapan Tuan Indra, "APA maksud, Om?"

Tuan Indra bersandar ke kursinya dan menyatukan kedua tanggannya, " Nayra bisa menggantikan posisi Natasha. Ini akan menyelamatkan reputasi keluarga Om, Nathan. Lagipula Nayra sudah lama mengenal Aditya, Aditya pun juga sudah setuju dengan ide ini. Jadi, Om harap kamu mau membantu keluarga Om."

Nathan mengepalkan tangannya di atas lututnya, "Om, Indra, ini terlalu tiba-tiba. Nayra, dia seharusnya tidak terlibat dalam masalah ini."

Tuan Indra menghela nafas, lalu menatap Nathan dengan tajam. "Aku meminta tolong padamu Nathan. Atau,, kau ingin melupakan hutang budi yang keluargamu miliki pada kami? Om rasa, inilah waktu yang tepat untuk kalian membalas budi."

1
Hiang Ardiati
bagus saya suka
JAM
luar biasa
MauraKim: Terima kasih sudah mau membaca novel saya🙏
total 1 replies
November
lanjut
MauraKim: terima kasih sudah mau membaca novel saya🙏
total 1 replies
Farldetenc
Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!