Walaupun Danver menjadi pengganti kembarannya menjadi suami Faye, tapi dia sangat menikmati pernikahannya dengan Faye.
Lalu bagaimana dengan Faye kalau dia tau laki-laki yang menjadi suaminya saat ini adalah kembaran dari laki-laki yang dia inginkan menjadi suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Nath, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 : Kemarahan Danzel
Kediaman Hillario
Kini Danzel sudah berada di kediaman orangtuanya.
Nyonya Cyntia yang sejak tadi menunggu kedatangan Danzel di ruang tamu langsung menghampiri Danzel begitu Danzel memasuki ruang tamu.
"Kenapa lama sekali? Apa kamu baru menemui perempuan itu?" tanya Nyonya Cyntia.
Danzel tidak menjawab pertanyaan Mommy-nya dan malah mengalihkannya.
"Daddy mana?" tanya Danzel sambil mereka berjalan.
"Daddy ada di ruang kerja-nya. Wajahnya terlihat muram sewaktu pulang tadi." jawab Nyonya Cyntia.
"Apa ada masalah di pembangunan pusat trauma?" tanya Nyonya Cyntia.
"Setau ku tidak ada masalah malah semua berjalan lancar." jawab Danzel.
"Lalu apa masalahnya? Kenapa Daddy mu terlihat muram dan tiba-tiba ingin bicara dengan mu?" tanya Nyonya Cyntia.
"Entah lah." jawab Danzel.
Kini mereka sudah didepan pintu ruang kerja Tuan Adam.
Tok... Tok... Ceklek.
Danzel membuka pintu ruang kerja Tuan Adam lalu masuk kedalam ruang kerja dan diikuti Nyonya Cyntia yang juga penasaran apa yang hendak dibicarakan suaminya dengan putra sulungnya.
"Daddy mencariku?" tanya Danzel pada Tuan Adam yang saat ini sedang duduk di single sofa.
"Darimana kamu? Apa kamu baru menemui perempuan itu?" tanya Tuan Adam.
"Bukan urusan Daddy aku darimana dan dengan siapa! Aku sudah dewasa dan berhak menentukan jalan hidup ku sendiri." jawab Danzel dengan raut wajah yang tak kalah arogan dengan Tuan Adam.
Braaak.
Tiba-tiba saja Tuan Adam menggebrak meja karena kesal mendengar jawaban Danzel.
Nyonya Cyntia pun langsung mendekati suaminya untuk menenangkan suaminya.
"Dad, tenang Dad." ucap Nyonya Cyntia.
"Sudah berani kau yah bicara seperti itu pada Daddy! Apa sekarang kau ingin mengikuti jejak Danver, hah!" teriak Tuan Adam marah.
Danzel menghela nafasnya kasar.
"Sebenarnya apa tujuan Daddy memanggil ku? Kalau tujuan Daddy memanggilku hanya ingin memperdebatkan urusan pribadi ku, aku keluar sekarang! Aku lelah, aku ingin istirahat!" ucap Danzel.
"Dua hari lagi kita akan bertemu dengan keluarga Cyrus." ucap Tuan Adam.
Danzel mengernyitkan keningnya.
"Kita akan membahas tanggal pernikahan mu dengan putri Tuan Cyrus." lanjut Tuan Adam.
Mata Danzel langsung membulat lebar mendengar itu. Bukan hanya Danzel yang kaget tapi Nyonya Cyntia juga kaget.
"A-apa maksud Daddy?" tanya Nyonya Cyntia.
Sedangkan Danzel hanya diam karena masih kaget dengan ucapan Tuan Adam.
"Tadi Tuan Cyrus mengajak Daddy bertemu. Tuan Cyrus bilang dia ingin berinvestasi di pusat trauma kita tapi dengan syarat Danzel menikah dengan putrinya." jawab Tuan Adam.
"Lalu Daddy terima syarat yang Tuan Cyrus berikan?" tanya Danzel.
"Iya! Daddy tidak punya pilihan bahkan tidak diberi waktu untuk memikirkan hal ini oleh Tuan Cyrus! Apalagi Tuan Cyrus sudah memberikan cek sebesar lima ratus ribu dollar pada Daddy." ucap Tuan Adam sambil mengeluarkan selembar cek yang tadi diberikan Tuan Cyrus lalu diberikan pada istrinya.
"Ini baru uang muka, Tuan Cyrus berjanji akan memberikan satu juta dollar lagi jika kamu dan putri Tuan Cyrus sudah menikah." lanjut Tuan Adam.
"Gila! Ini benar-benar gila!" umpat Danzel.
"Apa pembangunan pusat trauma kekurangan dana? Tidak kan! Lalu kenapa Daddy menerima tawaran Tuan Cyrus begitu saja?! Kalau Daddy menerima syarat yang diberikan Tuan Cyrus itu sama saja Daddy menjual aku ke Tuan Cyrus!" ucap Danzel kesal.
"Bukankah itu lebih baik daripada Daddy harus melihat mu berakhir dengan perempuan itu!" balas Tuan Adam.
"Dad!! Ini hidup Danzel! Daddy tidak berhak mengatur hidup Danzel!" teriak Danzel marah.
"Dari kecil Danzel selalu mengikuti apa mau Daddy, tapi untuk yang satu ini, Danzel tidak mau menuruti Daddy! Daddy boleh menyuruh apa saja pada Danzel tapi tidak dengan mengatur pasangan hidup untuk Danzel!" lanjut Danzel.
"Apalagi Danzel tidak mengenal putri Tuan Cyrus! Bagaimana mungkin Danzel menikah dengan perempuan yang tidak Danzel kenal!" lanjut Danzel.
"Tidak kenal bukan berarti tidak bisa saling kenal! Kalian bisa saling mengenal setelah menikah nanti." balas Tuan Adam.
Danzel mengeraskan rahangnya.
"Sekali Danzel bilang tidak yah tidak! Danzel menentang keras perjodohan ini! Danzel tidak sudi menuruti kemauan Daddy yang satu ini! Dan satu lagi, jangan pernah campuri urusan pribadi Danzel dan jangan pernah menyentuh kekasih Danzel atau Daddy akan melihat bom waktu yang meledak!" balas Danzel dengan tatapan penuh amarah.
°°°
Bersambung...