NovelToon NovelToon
RUNGKAD

RUNGKAD

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Suami Tak Berguna / Penyesalan Suami
Popularitas:28.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dfe

Kecewa. Satu kata itulah yang mengubah Rukayah menjadi sosok berbeda. Hidup bersama lelaki yang berstatus suami tapi diperlakukan layaknya keset membuat Rukayah jengah dengan kehidupan rumah tangganya.

Bersabar bukan lagi jalan keluar. Dia tidak bisa terus bersama orang yang tidak menghargai dirinya.

Keputusan untuk berpisah sudah bulat meski suaminya, si Raden Manukan itu nantinya akan mengemis meminta untuk terus bersama.. I'm sorry mas, aku wes kadung rungkad!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rungkad 22

Rebah kanan, miring ke kiri. Kadang telentang, sesekali tengkurap. Ru gelisah! Ini ada apa dengan hatinya? Sampai membuat mata Ru tak mau terpejam untuk menutup penatnya rutinitas yang telah dia lalui hari ini.

Bayangan Maulana khusyu dalam sujudnya, menengadahkan tangan berdoa pada Pemilik Sejati setiap insan manusia, belum lagi sepenggal ayat yang dilantunkan dengan suara bariton penuh penghayatan dan kerendahan hati dari mahkluk kepada Sang Pencipta, membuat hati Ru berdesir.

Bukan maksud membandingkan tapi mau bagaimana lagi, perbandingan itu jelas tersaji nyata di depan mata. Antara mantan suami dan sang juragan, kedua lelaki itu memang berbeda.

Dari dulu Ru tidak pernah melirik atau menyukai siapapun lelaki meski gantengnya setingkat dewa sekalipun, baginya meski rada sengklek dan kelakuan sering di luar batas normal manusia biasa, Raden tetaplah suaminya. Tidak pernah Ru berpikir untuk menduakan dan membuat pahatan nama lain di hati selain mas Raden nya. Tapi itu dulu! Dulu sebelum dia menjanda.

Baginya, wanita mahal adalah saat dia tidak merespon pria lain ketika dirinya sudah punya pasangan. Dan Ru melakukan itu! Tak sekalipun punya niatan berkelana mencari suasana baru, atau menukar suaminya dengan segenggam beras di warung jika bisa! Tapi nyatanya Ru tetap setia hingga batas sabarnya terkikis habis dibabat Raden dan hulubalangnya!

"Edan edan, apa makanan tadi di kasih jampi-jampi? Atau ditiupin asap kemenyan kok aku jadi kepikiran dia terus?! Nggak Ru, kamu jangan murah banget gini elaaah.. Dibaikin dikit baper, dipuji dikit ngeblush, di manisin dikit minta nambah! Oh nggak! Ancen wes ra waras aku iki.."

Bicara sendiri. Ngatain diri sendiri gila dan nggak waras adalah tanda awal jika doa-doa Maulana diijabah oleh Sang Pencipta.

Beneran malam itu Ru pakai hanya untuk jempalikan di atas kasur. Dia nggak bisa tidur meski badannya sangat ingin beristirahat tapi matanya itu tak membiarkan dirinya terpejam meski hanya sebentar. Sudah bisa dipastikan kepalanya nguing-nguing saking pusingnya sebab malam indahnya tercemar dengan munculnya bayangan Maulana yang terus-menerus terbingkai di matanya.

"Buset.. Itu mata kenapa gitu?" Lita menunjuk lingkaran menghitam di bawah kantung mata temannya.

"Aku maskeran pake pantat wajan semalem, biar muka ku glowing kayak mbak-mbak SPG di emol-emol itu. Gimana, ada perubahan nggak?" Jawab Ru sejeplaknya saja.

"Hahahaha wedus kowe! Mbak-mbak di mall itu maskeran pake charcoal, areng bambu Esmeralda!!"

"Ini versi ngiritnya wahai Estefania. Lebih merakyat. Intinya kan sama sama bikin muka item kan?"

"Jadi mandor bukannya makin pinter malah makin sutris (stres) kamu Ru Ru, kasihan sih aku liatnya.. Miris!"

Emang seperti itulah pembicaraan mereka. Mengalir seperti air, lancar banget kayak pipis di pagi hari! Sampai sebuah panggilan membuat Ru beralih dari kursi kecil tempatnya duduk di samping Lita. Siapa? Mas Maulana lah pelakunya. Dia memanggil Ru sambil berjalan mendekati perempuan itu. Asli deh, puluhan pasang mata menatap Ru penuh iri, dengki, dongkol, gedek, kesel dan lain sebagainya saking pengennya mereka berada di posisi Ru sekarang ini.

"Ini buat makan siang. Di makan ya mbak, nanti aku ada lembur lagi. Langsung pulang aja, nggak usah nungguin aku pulang." Sebuah kotak bekal makan siang disodorkan tepat di depan Ru.

Baper nggak? Baper nggak? Ya baper lah, masa enggak! Lita aja sampai melongo saking emejing nya pemandangan di depannya itu.

Fix sih ini, Maulana udah mulai terang-terangan bentangin spanduk bertuliskan 'Maulana suka sama Ru' di jidat ratanya. Meski terlihat kekanakan dan aneh bagi Ru karena dia jarang nyaris nggak pernah dapet perhatian khusus dari lawan jenis, Ru tetap mengangguk menerima pemberian mas juragan dengan ucapan terimakasih tentunya.

"Mbak Ru sakit?" Tanya Maulana yang tadinya akan langsung putar haluan.

"Eh apa? Anu.. Enggak mas.." Jawab Ru gugup.

"Tapi kayak orang kurang istirahat gitu."

"Nggak mas Maul, itu si Ru lagi iseng aja pake masker dari angus wajan. Katanya biar glowing hahaha" Si Lita beneran minta di slepet deh.

Sebaris senyum muncul. "Mbak Ru cantik apa adanya.. Nanti pulang kerja langsung istirahat ya, aku pamit kerja dulu. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam.." Jawab Ru pelan.

Hati adek lemes bang.. Pamit kerja nya itu lho bikin aach hati Ru. Dia yang disia-siakan Raden malah dibucinin ugal-ugalan sama Maulana.

"Demi apa? Aku kayak lagi nonton adegan di tipi-tipi, pas suami pamit sama istrinya mau berangkat kerja Ru. Yang kurang cuma adegan cium kening sama salim aja.. Buseeet Ru, kalo tau jadi janda hokimu sebagus ini mah ngapa nggak dari dulu-dulu kamu ngejandanya hahaha."

"Mulutmu lama-lama tak bawa ke tukang las lho Ta." Bukannya marah Lita malah makin bersemangat tertawa dan mengejek sahabatnya.

Hingga siang hari, hati Ru masih terasa adem meski di tengah hamparan gosip dan gunjingan tak sedap yang sesekali dia dengar dari obrolan ibu-ibu yang membentuk satu tim yang diberi nama 'hatersnya si Ru'! Tadinya Ru tak ingin menanggapi semua itu tapi mendengar suara mereka makin berani menyudutkan dan membuat ghibahan ngarang suka-suka ala mereka membuat Ru ambil langkah tegas juga akhirnya.

"Kalian bisa nggak kalau kerja jangan kebanyakan ngobrol. Obrolan kalian bikin sakit hati orang lain, paham nggak arti saling toleransi? Kapan aku pernah ganggu kehidupan pribadi kalian? Atau pernah denger nggak aku ngomongin kalian?" Kata Ru kesal.

"Apa sih Ru, kalau nggak ngerasa ya jangan marah lah.. Iya kan bu ibuu?" Ucap salah satu dari mereka.

"Iya lah, emang kamu beneran pernah tidur sama mas Maulana biar dapet jabatan mandor itu? Nggak kan? Ya udah sih santai aja." Yang lain ikut membuat hati Ru terbakar.

"Jadi gitu, udah tau aku nggak berbuat apa-apa tapi tetep kalian omongin kayak gitu? Bu.. kalau anak gadis kalian yang dituduh suka buka paha ngangkang di depan kakek kakek buat dapet nilai bagus di sekolah atau di kampusnya, apa kalian juga akan bilang ke anak gadis kalian seperti itu? 'Nggak usah marah nduk, nyatanya kamu nggak suka ngangkangin paha depan aki-aki kok.. Paling sering nungging aja!' Gitu Bu?"

Kali ini Ru ogah bersabar. Berapa kali mereka nuduh Ru yang enggak-enggak? Kayaknya kalo belum diserang balik nggak bakal bikin mereka jera.

"Sekali lagi aku denger kalian ngobrol hal nggak penting di tempat kerja, hari itu juga akan jadi hari terakhir kalian kerja di sini. Cuma ngupas singkong sambil ngebacot semua orang juga bisa, banyak yang antri mau kerja di sini kalau emang kalian nggak betah kerja di sini. Sekarang aku minta kalian jangan bergerombol kayak gini, satu orang kasih jarak satu keranjang. Di sini kalian dibayar buat banyak kerja bukan pasang aksi banyak mulut aja."

Mereka lupa jika Ru adalah pimpinan mereka. Sabar ada batasnya. Nggak ada orang yang betah terus diam jika disakiti hatinya berkali-kali. Meski bukan melukai fisik terkadang ucapan seseorang bisa lebih nyelekit ketimbang sayatan belati.

"Nah gitu dong.. Menyala mbak Ru!" Lita mengacungkan jempolnya ke arah Ru.

Sedangkan para emak yang lain hanya bisa menunduk patuh pada perintah Ru, bukan berarti mereka kapok ngomongin Ru.. Hanya saja untuk beberapa waktu ke depan mereka kudu puasa ghibah dulu. Nggak lucu aja kalau Ru beneran bikin mereka kehilangan mata pencaharian di tempat juragan Maulana.

1
Moms Raka
perutku bs kram thooorr ketawa trs 😅😅😅👍👍💪💪💪💪
𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍🌼
coba kamu critanya samaku, Litt..
pasti ku ketawain juga kok
𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍🌼
ya smoga aja di catet malaikat Lit😅
ucapan kan doa
Lyta Thalita
😂😂😂😂 jika pagi harinya Raden sepi damai gk bisa dispeed lah itu main kuda2 an nya
Lyta Thalita
iya bareng bolo kurowo
halu lah kau nimas😏
Me mbaca
makanya Lita...jangan terlalu lemez itu mulut, jadi kena batunya deh .
𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍🌼
puter aja puter 😒
yg bilang gitu siapa coba😤
Susanty
kaum Dhuafa yang perlu di santunin, lagian Lita ngambil barang banyak bgt, berasa aji mumpung ada yang bayarin 🤣🤣🤣
𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍🌼
makanya jadi org gosah julid bae
𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍🌼
aduh aduh, gak kapok nih Nimas
𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍🌼
namanya juga bujuk rayu
kamu aja terlalu buduh, percaya modelan cwo mokondo
𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍🌼
iya Thor iya 😌
selow aja jgn ngegas gitu
Viranha Kawaii Na Fahla
ngakak parah ihh Lita ya ampun /Facepalm/
ⓉᵃᵗᵅⒽ ᵃˡⒷᶥⓇᵘnʸ 𒈒⃟ʟʙᴄ
nah aku suka caramu ruuu🤭🤭🏃‍♀️🏃‍♀️
Lyta Thalita
hmm dibuang embel2 mbak nya, jangan bilang pingin ganti panggilan adek terus meningkat jadi sayang lanjut ke jenjang istri
eakkkk🥰🤣
Lyta Thalita
pengaman nya bocor kalee
terlalu irit lah kamu mas ciko, seharusnya sekali pake buang.. lah buat nyoblos berkali2 ya jebol😑😑
Susanty
lanjut Thor🤭🤣🤣
Me mbaca
wah Lita aji mumpung nih... mumpung ada gratisan
Me mbaca
hari sial ga ada dalam kalender nimas..
🍊 NUuyz Leonal
MANTAAAAAAAP MANTAAAAAAAP jiwaaaa seeeeeeeeeeh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!