Keisha seorang jurnalis baru yang naif berusaha menulis tentang grup boys band yang lama hiatus.
Ketertarikan antara mereka terjadi karena sejumlah kepentingan.
Apakah mereka tetap berjuang bertahan bersama jika akhirnya suatu rahasia kelam terungkap?
Ngga ada pelakor, ngga ada perempuan sirik. Yang ada hanya berusaha menggambarkan kekelaman hati manusia. Karya pertama author ini.. Bagian depannya author koreksi karena biar nggak ngambang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sophie Nara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cyntia atau Cyndi, Sungguh tak ada masalah..
Seorang gadis lari dengan bertelanjang kaki memasuki jalanan sepi. Dia panik setelah rencananya tidak berhasil.
Tadi dia sempat ke villa para model kenalannya namun ternyata mereka semua sudah pulang ke kota. Villa tersebut kosong. Tanpa arah yang pasti dia kembali ke jalan yang ternyata bukan jalan pulang.
Pikirannya kalut.
Apakah dia kembali ke karavan saja, tapi pasti keluarga besar Reza membencinya karena siasat busuknya.
Apakah dia mau menerima tawaran Om Willy badan bau untuk menjadi simpanannya? Kadang Om Willy melakukan hal-hal yang membuatnya kesakitan.
Kepala Cyntia begitu penuh.
Kemudian dia meraba perutnya yang masih datar. Apakah benih Om Willy berkembang di dalamnya? Apakah digugurkan saja?
"Aaargh kenapa aku begitu bodoh."umpat Cyntia pada diri sendiri.
Tiba-tiba Mamanya, Siska, meneleponnya. Dengan takut-takut dia mengangkatnya. Dia takut kalau Mamanya sudah mengetahui kabar tentang rencana busuknya yang sudah terbongkar.
"Iya, halo Ma.. "katanya pelan.
"Cyntia, gimana rencanamu? Sudah bisa mendekati Reza?"tanya Mamanya penuh semangat. Cyntia lega karena Mamanya belum mengetahui rencana busuknya yang gagal.
"Oh itu, benar kata gosip Ma. Reza itu sepertinya memang dia tidak tertarik dengan perempuan. Dia lebih memilih dengan Rheinald asistennya itu. Ma, kirim Mang Ujang kesini dong. Aku mau pulang. Aku capek." ujar Cyntia sambil memfitnah Reza.
"Oh, jadi bener begitu? Tampangnya aja yang ganteng. Ternyata penyuka sesama jenis! Yang sabar ya Cyn. Tungguin ya.."kata Siska.
"Anak jeng Paulina itu kalo hombreng ya hombreng ajaa. Pake jodoh-jodohin sama anak cantik aku! Awas aja, aku sebariin brita ini. Ini namanya penghinaan!"tegas Siska sambil meraih HPnya.
Cyntia menunggu di jalan sepi ketika dia melihat boks berwarna coklat di seberang jalan. Dengan hati-hati dibukanya bungkusan itu. Nampak sepasang sepatu stilleto alas merah yang mewah, Lingerie a la cosplayer serta segepok uang.
"Wow rejeki memang ngga salah tempat! siapa yang meletakkan ini? Eh, kenapa ada bundelan duit segini banyak??"gumam Cyntia sambil mengerjap ngerjap.
Dicobanya sepatu itu. Wow passs... ukurannya memang segitu.
30 menit kemudian dari arah belakang, sebuah limousin hitam bergerak perlahan.
Limousin itu akhirnya berhenti tepat di depan Cyntia. Cyntia tanpa basa basi langsung masuk dengan membawa boks tersebut dan langsung tertidur.
Rupanya dia terlalu lelah terus berlari.
Bram menggeram pelan ketika menyadari bahwa pesanan bosnya tersebut belum memakai apa yang diperintahkannya
Bram menghentikan mobilnya sebentar sambil melihat data klien yang diantar. Ada yang berbeda seingat dia.
Cyndi.
Pelayan kafe umur 16 tahun.
Putus sekolah
Anak penjual makanan pinggiran.
Pendapatan tidak tentu
Perawan**
"Ah, masa model perempuan begini masih perawan sih? " cetusnya tidak percaya. Dilihatnya kemben dan hotpants perempuan yang tertidur di belakangnya itu.
Jika dilihat-lihat, perempuan ini berbeda dengan yang di foto. Perempuan di foto itu sepertinya masih kecil, manis dan lugu.
Sementara yang berada di belakangnya itu adalah seorang wanita dewasa, cantik dan berambut coklat.
"Apakah karena dandanannya ya?"pikir Bram di benaknya.
"Ah, persetan dengan hal itu."ujarnya sambil keluar dari mobil. Kemudian dia masuk ke bagian tengah mobil dan dengan cepat mengganti baju kliennya tersebut. Bram bersikap cekatan dan dingin mengganti baju serta memasang sepatu perempuan tersebut. Hingga akhirnya Cyntia terbangun!
"Heh sopir sialan! Kamu mau apa? Berani-beraninya bersikap kurang ajar dengan Cyntia!!"teriak Cyntia sambil menendang muka Bram.
Tanpa banyak omong dengan cepat Bram menyuntikkan obat bius. Bram memang telah mempersiapkan itu semua setelah mendengar dia akan menjemput gadis yang masih perawan. Biasanya perawan itu berubah kesanggupan pada detik-detik terakhir.
Cyntia jatuh tertidur. Bram berkata sambil menyeringai: "Terserah padamu Nona, kamu itu siapa, memakai nama apa. Yang terpenting aku mengantarkanmu untuk Tuan. Kamu akan diagungkan menjadi perempuan mulia karena mendapatkan kehormatan disentuh oleh Tuan dan piaraannya!"
Mobil itupun melaju. 30 menit kemudian dari arah berlawanan berpapasan dengan Mang Ujang memacu mobil mewahnya. Namun akhirnya bingung karena tidak menjumpai seorangpun disini. Padahal koordinat terakhir anak tuannya ada di tempat tersebut