Setelah Umayra meninggal dunia, Kaysar menjadi sangat dingin. Waktunya habis untuk bekerja dan menemani putri kecilnya yang terpaksa jadi piatu saat dia dilahirkan.
Lima tahun dia habiskan tanpa pernah terusik oleh satu perempuan pun.
Hingga dia bertemu lagi dengan seorang gadis yabg dulu pernah berniat merayu sahabatnya, Gista Aulia.
Semoga suka ya🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Calon mami baru Ziza?
Seorang pengawal menghampiri Gista.
"Sebentar, ya," pamit Gista
"Ya, silakan," ucap Zoya. Vanda juga tersenyum sambil menyuapi putranya dengan cake.
Gista agak menjauh bersama pengawalnya. Tanpa dia sadari Kaysar meliriknya.
"Nona, tuan muda Harvey meminta anda dan nona Ruby menemuinya."
"Ada apa?" Gista sudah merasakan firasat yang ngga menyenangkan.
"Tuan besar datang, nona."
Wajah Gista langsung kecut
"Sama istrinya?"
"Iya, nona."
Raut wajah Gista semakin ngga mengenakkan untuk dilihat.
Sudah dia duga, pasti istri papanya akan datang.
Gista melakukan inhale dan exhale beberapa kali. Kemarahan di rongga dadanya harus dia redakan. Di hadapannya masih ada orang lain dan anak anak.
Kemudian dengan menampilkan senyumnya, Gista mendekati Zoya dan Vanda.
"Kita pamit dulu, ya," ucapnya lembut
"Sekarang, tante?" Ruby bertanya dengan nada enggan.
"Iya, sayang. Nanti kapan kapan maen lagi, ya," bujuk Gista sambil mengelus puncak kepala Ruby lembut.
"Aku juga mau belajar lukis sama tante kamu," ucap Ziza membuat Gista berpaling padanya.
"Oke, siap, sayang," jawab Gista lembut.
Kenapa kamu harus jadi anak duda itu, sesal Gista dalam hati.
Mereka kembali mengembangkan senyum.
Zoya dan Vanda saling pandang dengan sorot penuh makna.. Rasanya Ziza sudah dapat calon mami yang tepat.
"Ziza, minta nomer telpon daddynya, ya," ucap Ruby cepat. Karena sepertinya pengawal yang dikirimnya sudah ngga sabar membawa mereka pergi.
Gista tercekat.
"Boleh. Sekalian minta nomer telpon tante Gista, ya."
Hampir saja Gista membulatkan matanya.
Ngga bisa, tolaknya panik dalam hati. Dia ngga ingin berurusan dengan Kaysar. Dengan Ziza aja.
"Gista, pinjam ponselnya," tukas Zoya cepat tanggap.
Dengan segan memberikan ponselnya.
Zoya pun mengetikkan nomernya.
Kemudian dia menelpon nomer ponsel miliknya.
"Ini nomerku," ucapnya masih mengutak atik noner Gista.
"Ini nomer daddy Ziza," ucapnya lagi dan dengan iseng menekannya.
Kaysar yang sesekali masih melirik ke arah Gista dan putrinya merasakan getaran di ponselnya.
"Nomer asing?" gumamnya saat melihat nomer yang ngga dia kenal.
Ngga lama kemudian ada sebuah notif dari Zoya, ketika dia akan menghapus nomer ngga jelas itu.
Itu nomer Gista.
Tubuh Kaysar terasa kaku.
Bahkan Zoya saja bisa curiga.
Sementar itu Zoya memberikan ponsel Gista.
"Itu nomer Kaysar, daddynya Ziza."
Jantung Gista berdebar keras Dengan gampangnya dia mendapatkan nomer laki laki itu.
"Em.... Iya," ucapnya kikuk.
*
*
*
Gista memasang tampang ngga sukanya saat melihat kehadiran papa dan istri barunya. Kali ini kedua anak istri papanya juga ikut
Papanya menikahi janda yang memiliki anak perempuan yang usianya terpaut ngga jauh dari Gista.
Katanya itu anak papanya.
Gista ngga nyangka papanya sudah berbuat sejauh itu
Dan papanya juga kini sudah punya lagi anak yang berumur dua tahun, hasil hubungan terlarangnya lagi dengan perempuan itu.
Papanya sudah sangat menyedihkan.
Memuakkan.
Gista benci melihatnya
"Aku pulang," pamit Gista setelah mengantarkan Ruby.
Suasana terasa tegang. Kedua istri masnya juga tampak canggung.demgan situasi ini. Sedangkan kedua masnya tetap bersikap tenang memendam segala kemarahan.
"Gista, kita ngobrol sebentar, ya," ucap papanya dengan sabar. Dia merindukan anak perempuan yang dulunya selalu manja dengannya.
Tapi kini anaknya menolaknya. Harta pemberiannya pun ditolak.
Dari dulu papanya tau Gista sangat mandiri. Dia pintar dan selalu menjadi kebanggaannya.
Tapi sekarang putrinya menyia nyiakan semuanya.
Tapi baru baru ini beliau tampak senang karena putrinya sudah mau terjun di dunia bisnis akibat usaha keras kedua anak laki lakinya yang membujuknya.
"Maaf, tuan. Saya ngga ingin mengambil waktu sibuk anda," ucap Gista dingin.
Semua terdiam. Papanya menatapnya nanar.
Dia teringat, lima tahun yang lalu Gista ngotot mencarinya bersama mendiang istrinya.
Saat itu beliau sudah berjanji akan menemui istri sirinya yang mengancam akan membuka tabir hubungan mereka jika dia ngga datang menemuinya.
Padahal hari itu Gista ingin mama papanya hadir karena keduanya harus tanda tangan agar dia bersama timnya bisa berangkat ke Munich.
Tapi yang dia dan mendiang mamanya temukan, papanya berada dalam pelukan wanita lain.
Papanya lebih memilih bersama wanita tidak malu itu dari pada ikut menikmati kebanggaan atas prestasinya.
*
*
*
TOK TOK
"Masuk."
Sean pun membuka pintu ruang kerja daddynya yang ngga terkunci.
"Ada apa?" tanya Eriel sambil menatap ke arah putra bungsunya.
Sambil berlari kecil, Sean mendekat dan duduk di paha Eriel.
"Dad, kata Deva, Ziza mungkin bentar lagi punya mami baru," ucap Sean membuat tangan Eriel yang mengusap puncak kepala Sean berhenti.
"Kamu jangan ngomong sembarangan." Eriel mentowel kening Sean pelan.
"I'm serius daddy," ngeyelnya ngga terima dikatain nyebarin berita bohong
"'Ngga usah sok inggris," kekeh Eriel kembali mentowel kepalanya lagi.
Sean pun tergelak.
Ngga lama kemudian
"Aku dikasih tau Deva," ucap Sean dengan mimik wajah sangat sungguh sungguh.
Kali ini Eriel menatap putra bungsunya sangat dalam. Untuk mencari letak kebohongannya. Hilang sudah raut becandanya.
"Deva?" Eriel mendadak ingat malam ini keluarga beberapa sahabatnya diundang ke pesta ulang tahun keluarga Harvey, kakak laki laki Gista.
"Iya, daddy. Kata Deva, Om Kaysar perhatian sama tantenya Ruby."
"Ruby?" Alis Eriel bertaut.
Siapa lagi?
"Ruby itu teman barunya Ziza. Yang ulang tahun, dad," jelas Sean penuh semangat.
"Oooh.... " Eriel baru mengerti.
Mungkin Gista, tebaknya membatin.
"Ziza juga akrab dengan tantenya Ruby."
"Malah Ziza minta diajarin melukis juga," sambung Sean menggebu karena daddynya sudah percaya dengan kata katanya
Ya ya. Eriel menyeringai.
Anak dan mami yang punya hobi yang sama.
"Kita harus siap siap kalo gitu."
"Mau kemana, Dad?" Sean jadi bingung melihat wajah senang daddynya.
"Menyambut mami baru Ziza."
"Oooh.... Ya, Dad," gelak Sean setuju setelah mengerti. Selain itu dia juga senang karena sudah memberikan informasi yang sangat berguna buat daddynya.
sampekkk 😭😭😭
perempuan yg radak susah
kalau ingin diakhirat jodohnya suami a LG harus setia sampai menutup mata