Update hari RABU, JUM'AT DAN MINGGU
Ini lanjutan cerita penghianatan Suamiku dan sahabatku.
Gerhana Kavindra seorang Mafia kejam. Siapapun yang berani mengusiknya, ia akan menghancurkan orang itu tanpa sisa. Sifat dinginnya membuat banyak orang takut berurusan dengannya. Namun seperti itu banyak wanita berusaha menggoda Gerhana agar bisa memiliki Gerhana. Bahkan mereka selalu berusaha menghalalkan segala cara agar Gerhana bisa jadi miliknya.
kemudian satu ketika Gerhana menolong Mahasiswa baru yang menggunakan cadar dikerjai oleh seniornya. disaat itu Gerhana mulai penasaran dengan Gadis Gerhana yang menurutnya mempunyai sejuta rahasia. Ketika ia ketemu dengan wanita itu Gerhana merasakan berdebar.
Apakah Gerhana dapat menaklukkan gadis bercadar itu?
ataukah Gadis bercadar bisa membuat Gerhana meninggalkan dunia bawah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chinta Maulana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MMGM 021
Gerhana terus memacu motor sportnya dengan kecepatan tinggi. Dia segera turun dari motor untuk membantu Bintang yang kuwalahan melawan musuh-musuhnya. Matanya melotot tak percaya keadaan mentari sangat parah bahkan darah keluar dari pangkal pahanya.
"Keponakanku." Gerhana berlari menghampirinya mentari yang sudah terbaring lemah.
"Tari... Tari.. bangun.." Gerhana menepuk pipi Mentari pelan agar bisa menyadarkannya. Bahkan bibirnya sangat pucat.
"Bintang.... " Teriak Gerhana yang sangat nyaring menghentikan pergerakan Bintang dan Bintang langsung menoleh Kearah Gerhana yang sudah menggendong istrinya.
"Kerumah sakit sekarang." Titah Gerhana yang diangguki Bintang. "Biar mereka anak buahku yang urus." Sebelum Gerhana meninggalkan kampus, Dia menyuruh beberapa anak buah ke lokasi yang dia berikan.
Bintang masuk lebih dulu kedalam mobil setelah barulah Mentari yang masuk dengan dibantu oleh Gerhana dan Bintang.
Mobil yang dikendarai Gerhana melaju dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit terdekat. Apalagi keadaan Mentari sangat memprihatinkan. Tak butuh waktu lama mobil Gerhana masuk kedalam pekarangan rumah sakit.
Didepan UGD Bintang mondar mandir dan sangat cemas dengan keadaan istri dan anaknya. Istrinya akan jadi wanita kejam jika anak yang dia kandung kenapa-napa.
"Nak.. bagaimana keadaan Tari.. ?" Cahaya dan Chandrick baru saja sampai di rumah sakit dan langsung menanyakan keadaan putrinya.
"Mommy puas, melihat istriku seperti ini." Bintang menatap tajam Ibu mertuanya. Istrinya seperti ini karena ulah Mertuanya seandainya mertuanya tidak menyita semua milik Istrinya. Ini tidak akan kejadian.
"Apa maksud kamu Bintang, Bicara seperti itu pada Istriku?" Tanya Chandrick bingung.
"Daddy mau tahu." Bintang bukan menjawab pertanyaan Chandrick melainkan dia bertanya kembali pada Chandrick. Namun Chandrick tetap menganggukan kepalanya.
"Aku beri tahu, Apa yang dilakukan oleh istri Daddy. Mommy mengambil senjata Tari di mobil. Mommy tidak mendengar laranganku untuk tidak mengambilnya karena itu berbahaya bagi aku dan Mentari jika kakami diserang oleh musuh-musuh Mentari ataupun musuh Daddy."
Deg
Jantung Cahaya dan Chandrick berdetak kencang. Apalagi Chandrick kalau istrinya melakukan itu dan membahayakan putrinya sendiri.
"Kenapa kamu lakukan itu, Aku sudah katakan jangan sita barang itu. Tapi kenapa kamu melakukannya." Bentak Chandrick yang membuat Cahaya kaget karena baru kali ini Chandrick membentaknya selama mereka menikah.
"Maafkan Aku, Honey. Aku cuma tidak mau putri kita bertarung selama dia hamil. Tapi nyatanya tindakanku membuatnya menderita." Ucap Cahaya lirih. Dia tidak menyangka karena tindakannya bisa membuat putrinya terbaring kerumah sakit.
Chandrick menarik cahaya kedalam pelukannya. Dia juga merasa bersalah karena membentak istrinya. "Maafkan aku Sweety." Ucap Chandrick lembut.
Ceklek
Pintu UGD terbuka. Bintang langsung menghampirinya dokter yang menangani istrinya. "Bagaimana keadaan istriku dan anak yang dikandungnya dok?" Tanya Bintang khawatir dengan kondisi istri dan anaknya.
"Maaf pak, Kandungan Ibu Mentari tidak bisa diselamatkan."
Deg
Bagaikan kesambar petir mendengar perkataan dokter tentang anak yang dikandung istrinya tidak bisa diselamatkan. Apa yang harus dia katakan pada istrinya.
Bintang memegang kera dokter itu dan menatapnya tajam. "Anda pasti bohong."
"Tenang Bi, Kalau lo seperti ini bagaimana lo menekankan istri lo." Bintang melepas kerah baju Dokter itu dan menatapnya tajam.
Bintang masuk kedalam begitu saja tanpa meminta persetujuan dokter. "Kita akan membalas mereka yang sudah menyakitimu dan anak kita."
Bintang mengecup kening istrinya dengan sayang. Didepan pintu sepasang paru baya tidak berani masuk menemui putrinya karena tahu kesalahannya susah dimaafkan.
"Honey, ini semua salahku hiks hiks"
Chandrick menghapus mata Istrinya yang menetes. "Jangan menyalahkan dirimu sendiri sayang. Nanti kita coba bicara sama Mentari, Aku harap dia mau memaafkanmu sayang."
Gerhana masih duduk di ruang tunggu sambil memantau sekitar. Takutnya ada beberapa musuh mengikutinya sampai dirumah sakit.
Anak buah Gerhana datang dengan memakai pakaian biasa agar tidak dicurigai oleh siapapun. "Kalian menjaga pintu masuk disini, Jangan pernah membiarkan siapapun masuk kecuali Dokter dan perawat yang merawat khusus Queen." Ucap Gerhana tegas pada anak buahnya.