Medina panik ketika tiba-tiba dia dipanggil oleh pengurus pondok agar segera ke ndalem sang kyai karena keluarganya datang ke pesantren. Dia yang pernah mengatakan pada sang mama jika di pesantren sudah menemukan calon suami seperti kriteria yang ditentukan oleh papanya, kalang kabut sendiri karena kebohongan yang telanjur Medina buat.
Akankah Medina berkata jujur dan mengatakan yang sebenarnya pada orang tua, jika dia belum menemukan orang yang tepat?
Ataukah, Medina akan melakukan berbagai cara untuk melanjutkan kebohongan dengan memanfaatkan seorang pemuda yang diam-diam telah mencuri perhatiannya?
🌹🌹🌹
Ikuti terus kisah Medina, yah ...
Terima kasih buat kalian yang masih setia menantikan karyaku.
Jangan lupa subscribe dan tinggalkan jejak dengan memberi like dan komen terbaik 🥰🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merpati_Manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua Puluh Dua
Semua orang hanya bisa saling pandang hingga hanya keheningan yang tercipta di sana untuk beberapa saat.
"Pi, itu 'kan belum pasti karena Irsyad belum ke rumah kita untuk meminang Zara secara langsung pada Papi dan Mami," kata Zara, mengurai keheningan yang sejenak tercipta.
"Ya, berarti setelah ini 'kan, Sayang? Benar begitu 'kan, Yai? Kyai mau langsung ke rumah kami, 'kan?" Pak Anton menatap Kyai Umar, menuntut jawab hingga membuat abinya Hamam itu kebingungan.
"Maaf, Om Anton. Ini, maksudnya apa, ya?" tanya Hamam yang sudah tidak sabar ingin mengetahui duduk persoalannya.
Sepertinya, pemuda itu lupa jika sikapnya tadi pagi terhadap Zara, telah membuat gadis itu salah paham. Ditambah perkataan Medina, yang membuat Zara semakin yakin jika Hamam memiliki perasaan terhadapnya.
Jadilah Zara yang memang sedari awal sudah menyukai Hamam, melambungkan asa begitu tinggi hingga gadis itu lupa caranya berpijak ke bumi. Tanpa mengkonfirmasi terlebih dahulu pada Hamam tentang perasaan pemuda itu terhadap dirinya, Zara berani menyampaikan pada orang tuanya jika Hamam akan datang bersama keluarga untuk melamar.
"Loh ... Nak Irsyad, kok, malah bertanya pada om?" Pak Anton tentu saja bingung, mendengar pertanyaan Hamam.
Hamam pun ikut bingung. Pemuda itu lalu menatap Zara. "Ra, apa maksud dari semua ini?"
"Kenapa kamu malah nanya seperti itu, Ir? Bukankah, kamu sendiri yang tadi pagi mengatakan jika perkuliahan sudah aktif nanti, kamu akan tinggal di rumah kami? Rumah calon istri? Benar begitu, 'kan?" Zara menatap sendu pada Hamam karena merasa dipermainkan.
"Bukan Kak Hamam yang mengatakan seperti itu, Mbak Zara. Tapi adik saya," sahut Aksa.
"Dan calon istri Kang Hamam itu saya, Mbak. Bukan wanita lain!" tegas Medina, menimpali perkataan sang abang.
Zara terpaku di tempat. Begitu pula dengan kedua orang tuanya yang terlihat malu. Sementara Kyai Umar beserta sang istri hanya bisa menatap prihatin pada Zara dan kedua orang tuanya.
"Maafkan putra saya jika sikapnya telah membuat Nak Zara salah paham," kata Kyai Umar yang terdengar penuh penyesalan.
"Bi, Hamam tidak pernah memberikan harapan pada siapa pun," kata Hamam, membela diri.
"Lalu, sikapmu yang tadi pagi itu apa, Ir?" seru Zara tiba-tiba, seperti orang tak waras.
Gadis itu kemudian menjerit histeris, membuat kedua orang tuanya kalang kabut. Zara kemudian menjambak hijabnya sendiri hingga terlepas dan setelah itu, membenturkan kepalanya ke body mobil.
Hamam yang melihat kejadian itu dan baru pertama kali melihat Zara bersikap demikian, melongo tak percaya. Zara yang anggun dan selama ini dia kenal sebagai gadis pendiam, ternyata memiliki sisi kepribadian yang lain.
"Juki! Cepat buka pintunya!" seru Pak Anton sembari memeluk erat sang putri yang sudah tak terkendali.
"Yai, tolong putri kami, Yai. Zara ... Zara memiliki riwayat tantrum sejak kecil. Jika apa yang diinginkan tidak dipenuhi, dia akan mengamuk, dan menyakiti dirinya sendiri," pinta maminya Zara dengan berderai air mata.
"Nak Hamam ... tolong pertimbangkan kembali rencana Nak Hamam untuk menikahi putrinya Pak Mirza. Dia cantik, masih sangat muda, dan berasal dari keluarga terpandang. Pasti nanti, akan banyak laki-laki yang datang untuk meminangnya," lanjutnya seraya menatap Hamam penuh harap. Lalu, menatap Medina meminta pengertian.
Medina hanya dapat menghela napas panjang. Sementara Hamam nampak kebingungan.
"Mi, cepat masuk!" bentak suaminya karena wanita paruh baya itu masih saja mencoba membujuk Hamam dan Medina.
"Bentar, Pi! Mami harus bisa meyakinkan mereka. Mami enggak mau kalau sampai kehilangan putri kita satu-satunya, Pi."
Maminya Zara semakin tergugu hingga tangis pilunya membuat siapa saja yang mendengar, ikut merasakan sesak di dalam dada, termasuk Medina. Mama Lila, juga Nyai Aida pun ikut menitikkan air mata. Kedua wanita anggun itu tentu dapat merasakan, apa yang saat ini dirasakan maminya Zara. Dan sebagai orang tua, mungkin mereka pun akan melakukan hal yang sama demi sang putri, apalagi Zara adalah putri satu-satunya.
Melihat maminya Zara yang masih terisak pilu, hati Medina yang sebenarnya lembut itu pun tersentuh. Gadis itu lalu mendekati Hamam untuk mengatakan sesuatu.
Medina menghela napas panjang, sebelum mengutarakan niatnya. Sekali lagi dia pandangi mobil hitam, di mana Zara tadi dibawa masuk oleh papinya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Kang," panggilnya.
Hamam yang tadinya juga fokus menatap mobil yang sama lalu menoleh.
"Ada apa, Dik?"
"Em ... anu, Kang."
"Anu apa, hem?"
bersambung ...
🌹🌹🌹
Anu itu, Kang ....
Oh, itu. Hayuk .... 🤭
Jangan ke mana-mana, yak, pikirannya. Di sini aja, bersama Hamam 😄
Sambil nungguin Hamam dan Medina yang lagi anu, yuk, ah, kepoin novel keren berikut:
Judul; Menikah Dengan CEO Lumpuh
Karya; Yayuk Triatmaja
sesuai janjiku, di akhir bulan ini aku umumkan siapakah penghuni ranking pertama yang kasih dukungan pada kisah Medina-Hamam. Dan ... pendukung teratas adalah Kak Greenindya 🥰
Untuk pemenang, silakan chat aku, ya, untuk kirim alamat lengkap. Insyaallah novelnya aku kirim pertengahan bulan Juni, karena masih dalam proses cetak 🙏
Buat kalian yang pengin meluk aku, eh.. meluk novelku, bisa hub aku, yah, via chat di sini atau yg sudah save nmr wa ku bisa langsung japri.
mksh banyak untuk kalian semua. lope sekebon 😘😘