NovelToon NovelToon
LunArbi ( Jodoh Dari Kembaran )

LunArbi ( Jodoh Dari Kembaran )

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis / CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: GadisBodoh

Disclimer ⚠️ kalo misalnya ada yang ga sesuai kenyataan mohon untuk di mengerti. ini cerita hanya mengalir sesuai fantasi di otak saya jadi kalo banyak kejadian aneh bin ga masuk akal mohon dimaafkan. sekali lagi ini hanya Fiksi. Terima kasih. 🙏🙏

but , happy Reading guys

Arbian , pemuda tampan dan juga mapan yang dulu hidup dengan rasa nyaman kini berubah setelah kepergian sosok yang berarti baginya.

Dia terpaksa harus menjaga seorang gadis karena permintaan konyol adiknya saat akan menghembuskan napas terakhirnya. Di satu sisi , Arbian sudah memiliki seorang gadis yang ia sukai.

Lantas bagaimana kelanjutan kisah Arbian ? terus ikuti kekanjutan dari cerita ini yaa ..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GadisBodoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 7 - LunArbi

Happy Reading...

..

....

" Ar , hayu makan udah waktunya jam makan siang nih ."

Arbian menghentikan aktifitas mengetiknya kemudian menoleh seraya mengangguk kearah wanita yang sejak tadi menemaninya bekerja.

" ayok , kita ajak Nino sekalian."

" oh oke ". Kenapa harus ajak Nino sih .

Keduanya jalan beriringan menuju meja kerja Nino berniat mengajak sahabatnya itu untuk makan bersama.

" Nin .. Nino lo mau makan siang kan ?" Nino hanya melirik lalu mengangguk. Sedetik kemudian melanjutkan langkahnya meninggalkan Arbian dan Sisil.

" bareng aja Nin. Kebetulan gue sama Si,-"

" Gak ! Makasih, gue ada janji sama orang ." Ujar Nino ketus dan langsung meninggalkan sahabatnya itu.

Melihat hal itu membuat Arbian menghela napasnya. " mau sampe kapan Nin lo kayak gini ? Sesulit itukah nerima Sisil ." Gumamnya.

" Nino ga mau makan siang bareng karena ada aku ya Ar ?" Ucap Sisil lirih , bahkan kepalanya kini tengah menunduk sedih.

" enggak kok. Kan tadi kamu denger sendiri kalo dia ada janji sama orang." Arbian mengusap rambut Sisil dengan sayang.

" tapi , dari cara nya tadi nunjukin kalo dia bener bener ga suka sama kehadiran aku." Mata Sisil berkaca kaca membuat Arbian menatapnya iba.

"Enggak kok cuma perasaan kamu saja." Ucapnya menenangkan , telapak tangannya mengusap pelan punggung gadis itu. " udah ya , sekarang kita pergi cari makan." Sisil mengangguk pelan dengan senyuman tipisnya.

Disisi lain , Nino mencak mencak sendiri karena kesal. Ia bahkan memukul stir mobilnya saking kesalnya.

" dasar bodoh . Masih aja mau di peralat tuh cewek . Lagian apasih mau tuh cewek udah bener bener out dari Indo malah tiba-tiba dateng kesini lagi."

Nino terus mengumpat , memaki sahabatny yang dengan mudah nya menerima kembali wanita yang sudah menghancurkan hidupnya.

Hingga tak lama ia menghentikan laju mobilnya disebuah kafe. Cukup jauh memang dari kantornya namun memang dia ada sedikit urusan disana.

" Hallo pak Nino selamat siang" sapa salah satu karyawan disana dengan ramah.

" siang . Bagaimana perkembangan kafe kita ?" Ucapnya to the point.

Yah , selain menjadi asisten Arbian. Nino juga memiliki beberapa kafe yang cukup berkembang yang salah satunya ialah kafe yang ia buka bersebrangan dengan sebuah universitas.

" Alhamdulillah pak . Kafe makin hari makin ramai , anak anak kampus juga pada suka dengan menu yang kita hidangkan"

Nino mengangguk anggukan kepalanya mendengar penjelasan itu , " syukurlah kalo begitu."

" apa bapak akan makan siang disini?"

Nino belum menjawab seraya mengedarkan matanya pada pengunjung kafe yang mayoritasnya anak kampus itu hingga matanya tertuju pada satu meja berisi tiga mahasiswi yang tengah makan seraya bercanda ria.

Sudut bibirnya terangkat lalu menoleh ke karyawannya , " saya makan disini tolong siapkan seperti biasa nya ya . Antarkan ke meja itu , saya akan makan bersama mereka" ucapnya seraya menunjuk ke meja berisi tiga mahasiswa itu.

" baik pak "

..

...

" Laluna "

Panggilan itu membuat ketiga mahasiswa yang tengah fokus menyantap itu menoleh kearah sumber suara. Tatapan mereka terkunci pada sosok pemuda yang tersenyum manis kearah Luna.

"Kak Ni-no " sebut Luna lirih.

Tiga mahasiswa yang dimaksud Nino tadi adalah Luna , Bella dan juga Dika.

" kak Nino ngapain disini ?"

" memangnya saya ga boleh makan siang disini Lun ?"

" bukan , bukan kayak gitu. Maksud Luna , kantor kak Bian kan cukup jauh dari kafe ini"

Luna tentu mengenal Nino , karena sebelumnya untuk beberapa kali Nino sering menggantikan Arbian untuk menjemputnya termasuk saat Arbian meninggalkan Luna saat kencannya. Luna juga tau kalau Nino merupakan sahabat sekaligus asisten pria itu. Luna tau bahwa kekasihnya , ah lebih tebih tepatnya mantan kekasihnya itu memiliki tiga orang sahabat namun hanya dua yang pernah ia temui karena salah satunya terlampau sibuk dengan karir nya.

" memang jauh sih , tapi saya sengaja kesini Lun. Buat mantau kafe sekalian makan siang."

" mantau ? Jangan bilang kafe baru ini punya ,- " Luna tak melanjutkan ucapannya lagi saat melihat Nino menganggukan kepala.

Interaksi keduanya jelas mendapat tatapan dari Bell dan juga Dika.

" boleh saya bergabung Lun ? Rasanya akan tidak enak jika saya makan sendirian ."

Luna tak langsung menjawab, dia menoleh kearah dua sahabatnya. Setelah mendapat anggukan baru lah mempersilahkan Nino untuk bergabung.

" terima kasih "

" sama sama kak ."

●●

" *jadi bagaimana ? Apa kamu berhasil* ?"

" Tentu saja , aku pikir akan sulit awalnya melihat bagaimana hubungan mereka berdua yang terlihat begitu lengket . Tapi siapa sangka hanya dengan dua kali pertemuan saja dia langsung jatuh di tanganku dan malah meninggalkan gadis itu"

" *hahaaa.. Bagus sangat bagus. Kamu harus jadiin dia milik kamu lagi apapun caranya . Bagaimana pun , hanya dia satu satunya yang bisa membantu perusahaan kita*."

" tentu saja pa , dari yang aku lihat dia masih begitu mencintai aku hahaaa "

" *baguslah . dia lebih berguna dari pada kekasih bodoh mu itu*."

" pa ... Jangan seperti itu aku sangat mencintai Riko" gadis yang tengah menerima telpon itu pun melirik tak enak pada kekasihnya yang tengah duduk disampingnya .

Pemuda disampingnya jelas mendengar ucapan ayahnya karena telpon mereka menggunakan pengeras suara.

" *dia memang bodoh dan tak berguna* "

" cukup pa . Aku tutup telponnya dulu."

Gadis dengan pakaian tidur tipis itu langsung mematikan sambungannya. Ia berjalan melangkah kearah sang kekasih yang kini tengah menatap langit malam di balkon kamar apartemen.

Pemuda itu jelas tersinggung mendengar ucapan ayah dari gadis yang dia cintai itu.

" Sayang " panggil gadis itu dengan suara manja. Bahkan tangannya sudah melingkar di perut pemuda itu.

" jangan dengerin ucapan papa ya . Kamu jelas tau papa emang sudah seperti itu dari dulu " ucapnya lagi berusaha merayu kekasihnya yang tengah kesal itu.

" aku hanya mencintaimu sayang " ucap gadis itu lagi.

" tapi kau pasti akan menikahi pria itu kan jika papa mu meminta ." ujar pemuda itu ketus.

" tentu " jawab gadis itu tenang yang langsung mendapat delikan tajam dari kekasihnya.

Melihat respon kekasihnya , gadis itu sontak terkekeh gemas. Ia membalik tubuh kekasihnya agar menghadap kearahnya. tangannya langsung mengusap rahang tegas milik kekasihnya tak lupa membubuhkan kecupan singkat di bibir tebal pemuda itu.

cupp !!

" aku memang akan menikahinya jika memang harus . Tapi , hati ku cintaku bahkan tubuhku hanya milik kamu seutuhnya sayang." ucapnya penuh keyakinan.

" benarkah ? " gadis itu mengangguk tanpa ragu. " kau tidak mengatakan ini hanya untuk mencoba menghiburku bukan ?" tanya pemuda itu memicingkan matanya.

" tentu saja tidak , aku sungguh mencintaimu"

Pemuda itu tersenyum , lantas menarik tubuh kekasihnya agar semakin menempel ketubuhnya. perlahan ia mendekatkan wajahnya untuk meraih bibir tipis yang selalu menggodanya itu.

Cup !!

Ciuman yang semula biasa itu perlahan menjadi tak beraturan. Pemuda itu semakin meraup dengan brutal bibir sang kekasih. Lidahnya ikut menerobos rongga mulut kekasihnya. Tangannya pun tak tinggal diam terus bergerak menyusuri tubuh sexy kekasihnya.

" hahh... Aku menginginkan mu sayang ." ucap pemuda itu dengan suara rendah usai ciuman mereka terlepas.

Gadis itu mengangguk dengan tatapan sayunya ia pun tak mengelak. Dia juga menginginkan sentuhan lebih dari kekasihnya.

Dengan cepat pemuda itu menggendong tubuh kekasihnya kearah ranjang dan memulai malam panas mereka di kamar itu.

Teriakan dan desahan penuh nikmat menggema di dalam kamar itu menjadi saksi betapa panasnya kedua sejoli itu.

...****************...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!