Dinding Di Antara Kita

"Cuman apa?" Zayyan bertanya dengan suaranya yang lembut. Detak jantung Alexa seakan berdetak dengan kencang, dengan wajah Zayyan yang semakin mendekat.

Dan setelah itu.... "Kring, kring" Ponsel Alexa berdering dan mengalihkan perhatian Alexa dan Zayyan. Ingin segera keluar dari situasi yang menurutnya sangat canggung, Alexa langsung saja bergerak dari tempatnya dan dengan segera mengambil ponselnya.

Dengan terburu-buru, Alexa membuka ponselnya dan melihat ada satu pesan dari Gita.

"Xa, kamu ada dimana? Kamu ada bawa nggak, buku yang waktu itu kamu pinjam? "

"Aku lagi ada di perpus. Buku yang waktu itu aku bawa kok, ada di tas aku. Nanti ya aku ngasihnya, waktu udah jam masuk. Soalnya, aku baru balik ke kelas kalau udah jam masuk "

"Ok "

Selesai dengan ponselnya, Alexa pun langsung saja mengambil buku yang ada di atas meja, dan berusaha mengalihkan perhatian Zayyan untuk langsung belajar. Alexa sangat tidak ingin melanjutkan suasana canggung yang tercipta tadi.

Sedangkan Zayyan, saat ini dia tengah menatap Alexa yang sedang fokus dengan bukunya, dengan tatapannya yang menggoda. Sesekali dia menutup pelan mulutnya dan menyembunyikan senyum kecilnya. Sungguh, dia tidak ingin momen ini pudar begitu saja.

...----------------...

Saat ini adalah waktunya istirahat, dan terlihat kini ada banyak orang yang sedang berada di kantin, dan di ruang lainnya. Dan saat ini Alexa memilih untuk pergi ke taman sekolah yang berada di halaman belakang bersama Gita dengan diiringi beberapa snack dan juga minuman.

Awalnya Alexa ingin makan bersama Gita ke kantin. Namun karena keberadaan Zayyan yang dia lihat tengah bersama teman-temannya, dia memilih untuk membeli beberapa snack dan minuman dan berpikiran untuk segera keluar dari kantin.

Dan tentu saja, saat Gita bertanya tentang keanehan dari Alexa, Alexa mencoba untuk membuat alasan lain seperti mencari suasana baru. Awalnya Gita memanglah ragu, tapi karena alasan Alexa yang berulang kali ia ucapkan, akhirnya Alexa pun berhasil meyakinkan Gita.

"Alexa, kamu tadi ada urusan apa di perpus? Tumben, gak ngajak untuk bareng" Gita bertanya karena benar-benar penasaran. Karena selama di sekolah, dia selalu bepergian bersama Gita kemanapun itu.

"Em... tadi, aku belajar sama Zayyan"

"Ehem, aduh... kamu ini! Kok gak bilang-bilang sih, kalau kamu sama Zayyan udah..."

Godaan dari Gita seketika mengganggu pikiran Alexa. "Ih, gak ada tahu! Kamu kan tahu sendiri, kalau aku itu satu mapel sama dia. Jadi wajar kalau kita belajar sama!" Alexa terpancing oleh godaan Gita, dan membuatnya berteriak seenaknya.

"Haha, udah-udah. Aku juga cuman bercanda tahu. Lagian, kalau benar kamu punya hubungan sama cowok lain, kamu harus punya ijin dariku. Karena aku harus ngetes dulu kalau cowok itu cocok gak sama kamu?"

"Haha, kamu ini. Lagian kamu mau ngetes pakai cara apa coba?" Alexa tertawa melihat keseriusan dari Gita yang dia anggap lucu itu.

Saat itu juga, Gita menghela nafas berat sejenak dan tersenyum tipis menatap dalam Alexa. "Sebenarnya... aku juga gak mau kalau-kalau teman aku sedih hanya karena cowok br*ngs*ek lagi. Karena aku gak mau, air mata teman aku sia-sia lagi hanya karena seorang berand*lan lagi" Apa yang dikatakan Gita terdengar pelan namun pasti. Dia benar-benar sangat menyayangi Alexa, karena dia sendiri sudah menganggap Alexa seperti saudaranya sendiri.

Alexa yang mendengar hal itu, tersenyum tipis dan memeluk sejenak sahabatnya itu. Perlahan dia melepas pelukan hangat itu, dan mengatakan.. "Makasih ya, Git. Kamu benar-benar teman sekaligus sahabat aku yang sangat-sangattttt baik! Sama kayak kamu, aku juga bakal pastiin kamu akan dapat cowok yang baik dan pengertian yang akan menjaga seseorang yang cantik kayak kamu"

"Haha kamu ini bisa aja" Tawa Gita.

"Haha" Alexa pun membalas tawa Gita juga.

...----------------...

Disisi lain, Zayyan yang saat itu tengah berada di kantin dengan memakan makanan yang ia pesan tadi, tengah sedang menggerutu tidak jelas.

"Loh ngapain pasang muka kayak gitu? Bikin orang gak enak makan, tahu" Raka bertanya dengan Zayyan karena menurutnya tatapan Zayyan, yang sangat merusak pemandangan dan mengganggu pencernaan.

"Hadeh, loh gak tahu ya Raka? Menurut loh, kenapa nih anak dari awal lihat ke depan mulu?" Tanya Chris dengan helaan nafas yang dibuat-buatnya lebay.

"Memang ada apa?" Raka dengan wajah polosnya, bertanya pada Chris seolah memang benar-benar tidak tahu apa yang dimaksudkan oleh Chis.

"Haish... teman gue yang satu ini agak suram. Keknya gue tahu deh apa sebabnya"

"Gue beneran gak tahu. Apa kalian gak bisa langsung kasih tahu aja sama gue?" Raka merasa tidak adil, karena dia benar-benar tidak tahu. Ditambah lagi dengan Chris yang menyatakannya 'suram', apa maksudnya itu?

"Iya, iya gue kasih tahu" Tapi saat mengatakan itu bukannya langsung memberitahu Raka, Chris malah melanjutkan memakan makanannya yang belum habis tadi.

"Lah, kenapa loh lanjut makan?" Raka merasa sangat geram karena tidak langsung diberitahu oleh Chris mengenai permasalahan tadi.

"Udah santai aja. Lagian masih banyak waktu. Gue juga mau ngabisin ini makanan, kan sayang kalau gak dihabisin" Chris dengan santainya mengatakan itu, dan mengundang rasa penasaran Raka.

Sementara Gama yang dari tadi tidak menggubris dengan apa yang terjadi di sekitarnya, kini sudah hampir menghabiskan makanan di piringnya. Gama jika sudah berhadapan dengan makanan, dia tidak akan berbicara. Dia lebih memilih menghabiskan makanannya terlebih dahulu, barulah dia akan mau membuka mulutnya.

Selesai dengan makanannya, Gama pun langsung saja berbicara dengan Zayyan. "Haha, gak usah cemberut kayak gitu kali. Jadi, gimana? Loh udah ada pastiin rasa loh sama dia?" Di akhir kata, Gama berusaha memelankan suaranya karena tak ingin didengar oleh beberapa fans Zayyan yang tengah ada di sekitar mereka.

"Hem" Jawab Zayyan dengan berdehem.

"Jadi... loh ada rasa sama dia?"

"Hem. Gue lakuin saran yang kalian bilang barusan, dan sama kayak waktu itu. Gue ngerasain hati gue berdetak dengan kuat. Awalnya gue gugup, dan saat itu juga rasanya kayak panas gitu. Dan... dan gue... saat wajah gue udah hampir dekat... ada sesuatu yang terlintas di benak gue"

"Apa yang loh pikirin?"

Dengan cepat Zayyan langsung membalikkan wajahnya saat mendengar suara yang ia kenal tengah berbisik di dekatnya. Dan saat itu juga... "Tap" Wajah Alexa dan Zayyan kini tengah berdekatan dan dahi mereka berdua bersentuhan tanpa jarak, karena posisi Alexa yang saat itu sedikit membungkuk.

Seakan waktu tengah berhenti, saat itu Alexa dan Zayyan bertatapan dengan waktu yang cukup lama.

"Ehem, ehem"