NovelToon NovelToon
Getaran Cinta

Getaran Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: KENZIE 7 store PONOROGO

Raline dijodohkan dengan pria pilihan ayahnya demi baktinya pada orang tua. Konflik muncul setelah Raline bisa menerima dan mulai mencintai suaminya. Perselisihan dengan mertua dan ipar serta mantan Raline pun hadir.

Akankah pernikahan mereka yang diawali dengan perjodohan dapat berjalan dan berakhir bahagia?

.....

Hai kak, ini karya pertama saya. Mohon dukungannya ya kakak2 semua. Salam hangat


Hai, kak. Ini adalah karya pertam saya. Mohon dukungannya ya kakak2 semua. Salam dari Ponorogo

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KENZIE 7 store PONOROGO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cek Ke Dokter

"Sayang, hari ini kita jalan-jalan yuk." Ajak Devan pada Raline.

"Tapi aku malas banget ini Yang~" Jawab Raline dengan malas.

"Kita beli apapun yang kamu inginkan." Bujuk Devan.

"Benarkah?" Jawab Raline dengan berbinar. "Tapi aku benar-benar malas keluar Sayang~" Tolak Raline.

"Kenapa akhir-akhir ini kamu jadi gampang banget malas dan juga gampang ngantuk sih Yang?" Tanya Devan cemas. "Apa kamu sakit?"

"Entahlah. Aku cuma pengen rebahan aja." Jawab Raline malas.

"Baiklah kalau begitu kita di rumah saja. Besok kita periksa ya. Takutnya kamu kenapa-kenapa lagi." Ucap Devan akhirnya.

"Hmm terserah kamu saja, aku mau tidur." Raline pun langsung merebahkan diri di ranjang. Tak butuh waktu lama, dia langsung tertidur.

"Apakah benar-benar mengantuk? Baru juga rebahan sudah langsung tertidur." Gumam Devan sendiri.

Karena bingung mau ngapain, Devan pun memilih pergi ke ruang kerjanya.

Drtt...!! Drttt..!!

Hp Devan berbunyi tanda ada pesan yang masuk. Segera membuka pesan yang ternyata dari Roni.

[Bos, kondisi pabrik semakin memburuk. Apa perlu kita turun tangan?]

Devan membaca pesan itu sambil menimbang langkah apa yang harus dia lakukan akibat ulah adik-adiknya itu.

[Biarkan saja dulu. Biarkan mereka berusaha dulu. Kalau benar-benar tidak teratasi baru kita turun tangan.]

"Dasar tidak bisa diandalkan. Bukannya menjaga pabrik peninggalan Bapak, ini malah dibuat hancur." Geram Devan. "Apa Ibu tidak mengawasi mereka dengan baik?"

Devan memutuskan untuk kembali ke kamar. Sudah bagus selama ini hidupnya tenang dan damai tanpa ada gangguan dari keluarganya. Namun laporan dari Roni barusan membuat Devan tidak tenang.

"Bukannya setiap bulan aku selalu memberi mereka uang, kenapa bisa pabrik mengalami penurunan?"

Devan berfikir keras masalah pabrik. Meski pabrik sudah bukan lagi tanggung jawabnya, namun almarhum Bapaknya dulu sudah memberikan tanggung jawab untuk memantaunya. Sekarang kondisi pabrik semakin memprihatinkan, apakah perlu aku untuk turun tangan menanganinya? Begitu pikir Devan.

Biar bagaimanapun pabrik itu dulunya adalah hasil jerih payah almarhum Bapaknya. Devan tidak akan membiarkan pabrik bangkrut dan terbengkalai begitu saja.

Karena lelah memikirkan pabrik, Devan pun tertidur menyusul Raline ke alam mimpi.

.

.

.

"Is, kau kenapa sih?" Tanya Alan saat mereka sedang makan.

"Nggak apa-apa cuma lelah saja." Jawab Iswara sekenanya.

"Ku perhatikan sejak kita turun dari taksi, kau jadi pendiam. Apa aku menyakitimu?" Kata Alan.

"Nggak apa-apa. Aku selesai makan mau ke kamar dulu." Ucap Iswara kemudian meninggalkan meja makan dan pergi ke kamarnya.

"Maafkan aku Hen, aku hanya ingin membuatmu menyadari bahwa perasaan ku tulus." Gumam Iswara lirih.

Diluar, Alan tampak bingung dengan sikap Iswara. Ini seperti bukan dirinya. Lima tahun bukan waktu lama dengan kedekatan mereka berdua. Jadi Alan pun sudah paham sifat Iswara.

Gadis itu bukan tipe yang gampang menyerah dan dia juga sangat ceria orangnya. Meski sedikit cerewet, tapi Alan tidak merasa terganggu ataupun keberatan dengan semua itu.

Justru saat Iswara diam dan menjadi irit bicara, membuat Alan bingung dan rasanya ada yang aneh dengan gadis itu. "Mungkin dia lagi PMS." Gumam Alan cuek.

****

Sesuai kata Devan kemarin, bahwa hari ini dia akan membawa Raline ke dokter. Devan takut kalau Raline kenapa-kenapa. Sebab, Raline bukan seperti dirinya yang biasanya tidak bisa diam. Tapi akhir-akhir ini dia justru yang menjadi lebih malas dan lebih sering tidur.

"Sudah belum Yang?" Teriak Devan dari ruang tamu.

"Iya sebentar lagi aku keluar." Balas Raline dengan teriak juga.

Raline pun keluar kamar dan melangkahkan menuju ruang tamu dimana Devan sudah menunggu dirinya.

"Ayo kita berangkat." Ajak Raline pada Devan.

Devan dan Raline bergandengan tangan keluar dari rumah. Mereka berjalan menuju mobilnya. Pak Anto segera membuka pintu untuk kedua majikannya itu begitu melihat mereka berdua berjalan mendekat ke arah mobilnya.

"Kita ke rumah sakit Pak." Kata Devan memberi perintah Pak Anto.

"Baik Tuan." Jawab Pak Anto. Meski ada pertanyaan dalam hatinya, siapa yang sakit namun Pak Anto hanya bisa diam menjalankan perintah majikannya. 'Kira-kira siapa yang sakit ya? Tuan dan Nyonya muda tampak sehat-sehat saja.' Begitulah kira-kira pemikiran Pak Anto dalam hati.

"Sayang, aku kok jadi takut ya!" Ucap Raline cemas.

"Apa yang ditakutkan? Kita kan hanya periksa biasa. Lagian, kamu juga tampak sehat. Hanya konsultasi biasa kok." Ucap Devan meyakinkan.

"Tetap saja aku takut. Nanti kalau ternyata ada diagnosa penyakit berbahaya gimana?" Cerocos Raline.

"Ihh~ Gak boleh punya pikiran kaya gitu ya." Kata Devan sambil menyentil dahi Raline gemas. "Ingat Sayang, pikiran kita itu bekerja seperti magnet. Apa yang kita pikirkan itu yang terjadi. Jadi jangan pernah berfikir negatif lagi ya." Devan menasehati dan memberi semangat pada Raline.

"Iya. Maaf ya." Ucap Raline lirih sambil mengelus dahinya.

"Kenapa minta maaf sama aku? Minta maaf lah pada dirimu sendiri Sayang. Sebab, itu sama saja kamu tidak percaya pada dirimu sendiri." Terang Devan.

"Ah baiklah. Aku mengerti."

'Jadi yang mau periksa Nyonya muda. Tapi Nyonya tampak tidak sakit. Semoga ini bukan kabar buruk.' Kata Pak Anto dalam hati.

Mobil pun sampai di parkiran rumah sakit. Mereka berdua berjalan masuk ke dalam menuju bagian pendaftaran.

"Atas nama Nyonya Raline Ayunda." Kata Devan pada resepsionis.

"Silakan Tuan. Dokter Yunita sudah menunggu." Jawab resepsionis memberi tahu.

"Terima kasih."

Setelah mengucapkan terima kasih, mereka menuju ruang praktek dokter Yunita. Beliau adalah dokter umum di rumah sakit Harapan Kita. Ini merupakan rumah sakit paling terkenal di Kota Sili. Fasilitas di sini juga paling lengkap. Devan benar-benar memberikan yang terbaik untuk istrinya itu.

Tokk !! Tokk !!

"Masuk." Perintah dokter Yunita dari dalam.

Ceklek !!!

Pintu terbuka, mereka berdua masuk dan duduk di depan dokter Yunita.

"Dengan Nyonya Raline Ayunda."

"Betul Dok." Jawab Raline.

"Bisa dijelaskan ada keluhan apa? Silakan berbaring dulu." Tanya dokter sambil menyuruh Raline untuk berbaring agar mudah untuk memeriksa.

"Akhir-akhir ini saya sering merasa mudah mengantuk dan jadi malas Dok, kira-kira saya kenapa ya?" Kata Raline menjelaskan keluhannya.

Dokter Yunita pun mulai melakukan pemeriksaan kepada Raline. Devan menunggu dengan sabar sambil memperhatikan istrinya yang tengah diperiksa itu.

"Tolong periksa betul-betul Dok!" Ujar Devan.

Selesai dengan pemeriksaan, dokter Yunita kembali duduk di kursinya. Raline juga telah duduk kembali di samping Devan.

"Begini Tuan dan Nyonya, berdasarkan hasil pemeriksaan saya, Nyonya Raline ini kondisi tubuhnya bagus semua. Saya sarankan kalian melakukan pemeriksaan lanjutan ke bagian obgyn." Jelas Dokter Yunita.

"Memangnya istri saya ini kenapa Dok?" Tanya Devan penasaran.

"Kemungkinan istri anda ini hamil Tuan." Jelas Dokter itu lagi.

"Ja-Jadi istri saya hamil Dok?" Ucap Devan memastikan.

Raline hanya diam tidak percaya. Penantian panjang mereka akan membuahkan hasil yang menggembirakan. Dia mengelus perutnya yang masih rata. 'Apa benar kamu hadir di dalam perut Bunda, Sayang?' Tanya Raline dalam hati sambil terus mengelus perutnya.

"Ini masih kemungkinan Tuan. Untuk lebih jelasnya saya sarankan Tuan dan Nyonya ke bagian obgyn." Ucap dokter Yunita pada pasiennya itu.

"Baiklah Dok kami akan kesana. Kalau begitu terima kasih banyak Dok. Kami permisi dulu." Pamit Devan pada dokter Yunita.

"Sama-sama Tuan."

Mereka berdua pun keluar dari ruang praktek dokter umum itu dan berjalan ke bagian resepsionis untuk mendaftar ke dokter obgyn. Kebetulan Raline mendapatkan nomer urut sepuluh dan antrian dokter obgyn sudah sampai nomer delapan. Tidak perlu antre terlalu lama.

"Aku sudah tidak sabar ingin mendengar kabar bahagia itu Sayang." Ucap Devan tidak sabaran.

"Aku pun sama. Tapi aku juga tidak ingin terlalu berharap banyak. Takut kecewa seperti yang sebelumnya." Kata Raline pesimis.

"Jangan bilang begitu dong Sayang. Apa kamu tidak dengar kata dokter tadi. Semoga kali ini benaran ada." Ucap Devan menguatkan Raline sambil menggenggam tangan Raline erat.

"Aku tahu Sayang. Aku pun berharap sama. Tapi tetap kalau belum melihat dan mendengar sendiri dari dokter kandungan, aku belum bisa tenang." Ucap Raline lirih.

"Aku tahu apa yang kamu rasakan Sayang. Kita berdoa saja semoga kali ini dia benar-benar hadir di sini." Kata Devan sambil mengelus perut Raline dengan tangan yang satunya.

Mereka saling menguatkan satu sama lain. Ya, apa yang Raline pikiran memang tidak ada salahnya sebab berkali-kali mereka harus kecewa dengan kenyataan yang ada.

Mereka sudah senang karena Raline dulu sering menunjukkan tanda-tanda kehamilan namun pada akhirnya itu hanya masuk angin biasa.

Itulah sebabnya kali ini pun Raline tidak ingin terlalu larut dalam kebahagiaan sebelum benar-benar terbukti kalau dirinya memang hamil.

Bersambung....

Terima kasih banyak untuk reader yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca karya author ini. Jangan lupa dukung karya author dengan memberi like serta komen. Jangan lupa jadikan novel author ini sebagai favorit kalian ya.

Love banyak-banyak buat reader semua 😘😘😘

1
jumrotun chasanah
Lanjut lagi kak.. Critaanyaa ng ambang gitu. 😔
OkitaNiken
Sedihh banget si Raline
tefa(♡u♡)
Aku yakin ceritamu bisa membuat banyak pembaca terhibur, semangat terus author!
AKB: terima kasih kak /Kiss/
total 1 replies
NotLiam
❤️ Hanya bisa bilang satu kata: cinta! ❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!