I WANT TO BE YOUR LOVER

Risa & Rio

Lia sangat menikmati waktu bersama Hamka dan ia merasa terdorong oleh kepercayaan mereka yang semakin mendalam. Tidak disadari oleh mereka, Lia dan Hamka kini telah menemukan hubungan yang kuat dan saling mendukung satu sama lain. Mereka berdua merasa bahwa mereka telah menemukan pasangan yang istimewa dan mereka berdua berharap hubungan ini akan menjadi hubungan yang langgeng dan penuh kebahagiaan.Di saat bersama Hamka Lia merasa sangat senang dan melupakan Rio sejenak .

........

Risa memulai hari dengan mandi pagi yang membuatnya merasa segar dan siap menghadapi segala hal yang akan terjadi di sekolah. Dia sangat memperhatikan kulitnya agar tetap bersih dan lembut. Ketika Risa selesai mandi, dia bergegas untuk bersiap-siap menuju sekolah.

Risa memakai seragam sekolahnya yang rapi dan teratur. Dia memeriksa kembali ranselnya untuk memastikan dia membawa semua bahan ajar yang dibutuhkan hari ini. Karena hari itu adalah hari ulang tahun teman baiknya, Nadia, Risa memutuskan untuk membuat kue coklat untuknya sebagai hadiah.

Setelah mengecek semuanya, Risa melangkah keluar dari rumahnya dan langsung ke halte bus yang berlokasi tak jauh dari sekolahnya. Begitu sampai di halte, Risa menemukan teman-temannya sedang menunggu bus yang sama.

"Halo, Bagus, Bagaimana kabarmu pagi ini?" tanya Risa.

"Baik-baik saja. Kamu tampak bersemangat hari ini," Balas Bagus.

"Benar sekali," jawab Risa dengan raut wajah yang ceria.

Di tengah perjalanan, bus tiba-tiba berhenti di tengah jalan. Supir bus langsung turun dan melihat bagian bawah busnya. "Ada masalah dengan kendaraan ini. Kalian harus mencari transportasi lain untuk sampai ke sekolah," ujar supir bus.

Semua siswa di dalam bus panik dan bingung bagaimana mereka bisa sampai di sekolah. Di tengah kebingungan itu, Risa teringat tentang sepeda ayahnya yang terparkir di rumah. Tanpa pikir panjang, Risa segera mencari tahu apakah ayahnya ada di rumah atau tidak dan apakah sepedanya bisa digunakan.

Ternyata ayahnya ada di rumah dan dengan senang hati memberikan izin kepada Risa untuk menggunakan sepedanya. Dalam waktu singkat, Risa bersepeda menuju sekolah dan berhasil sampai di sana tepat waktu meskipun basah kuyup.

Ketika sampai di sekolah, Risa segera memasuki kelasnya. Tarian yang disiapkan untuk merayakan hari ulang tahun Nadia sedang dipraktekkan oleh teman-teman dansa kelasnya. Risa tidak sabar untuk memberikan hadiahnya dan mengucapkan selamat ulang tahun kepada Nadia.

"Nadia, selamat ulang tahun!" ujar Risa sambil menyerahkan kue yang dihadiahkannya.

"Terima kasih, Risa! Kue coklat, favoritku!" jawab Nadia sambil memeluk Risa.

Sementara itu, teman-teman Risa yang lain terkesan dengan keberanian dan semangatnya untuk sampai ke sekolah menggunakan sepeda. Mereka semua merasa bersalah dan bersyukur atas bantuan dan keberanian Risa.

"Pantas saja kamu selalu bersemangat, Risa. Kamu inspiratif," kata Bagus.

"Terima kasih, kalian juga hebat. Kita semua harus selalu semangat dalam menghadapi setiap rintangan yang menghadang," jawab Risa.

Dengan semangat baru untuk menghadapi hari dan mengatasi setiap masalah, Risa dan teman-temannya bersiap-siap untuk memulai pelajaran hari itu. Mereka semua sadar bahwa, meskipun hidup bisa rumit terkadang, dengan semangat positif dan kerja keras, mereka bisa mengatasi semua masalah yang muncul dalam kehidupan mereka.

Setelah semua teman-temannya sudah masuk ke dalam kelas, Risa melihat Rio, teman sekelasnya dari jauh. Dia melambai-lambaikan tangannya dan membuka senyum cerahnya. Rio merespons dan berjalan menuju tempat Risa duduk. Keduanya sama-sama merasa senang bisa bersama di kursi yang sama.

"Selamat pagi, Risa," sapa Rio dengan senyuman lebar.

"Selamat pagi, Rio. Kamu tampak segar bugar hari ini," balas Risa.

"Aku selalu merasa segar setiap kali duduk bersama denganmu, Risa," kata Rio sambil memuji Risa.

Risa tersenyum dan membalas pujian tersebut. Keduanya memulai hari mereka dengan bercerita tentang apa yang terjadi di akhir pekan mereka. Rio bercerita tentang perjalanannya ke desa kakek-neneknya, sementara Risa bercerita tentang kegiatan membantu ibunya memasak.

Ketika pelajaran dimulai, mereka sama-sama mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh. Risa dan Rio saling membantu mengatasi kesulitan belajar dan saling memberikan kepercayaan diri satu sama lain.

Namun, tiba-tiba, situasi berubah ketika gempa terjadi. Semua siswa panik dan berjuang untuk tetap tenang dalam situasi tersebut. Sekolah segera mengambil tindakan evakuasi dan setiap siswa harus keluar dari kelas dan berkumpul di lapangan sekolah yang telah ditunjuk.

Risa dan Rio ikut mengikuti petunjuk evakuasi dan keluar dari kelas. Keduanya melangkah secara beriringan untuk memastikan mereka baik-baik saja. Di tengah kerumunan siswa yang panik dan khawatir, Risa dan Rio saling menguatkan dan menenangkan satu sama lain. Keduanya berusaha untuk menjaga kepala dingin dan mengatasi ketakutan yang mereka rasakan.

Setelah beberapa saat, situasi pulih kembali dan gempa mereda. Siswa-siswi kembali ke dalam kelas mereka dan satu persatu mulai merasa tenang. Salah satunya Risa. Rio kembali duduk di dekatnya untuk memastikan ia baik-baik saja.

"Kamu baik-baik saja, Risa?" tanya Rio khawatir.

"Ya, aku baik-baik saja. Dan kamu?" balas Risa dengan senyuman.

"Juga baik-baik saja. Terima kasih telah menjadi teman yang berharga di saat-saat seperti ini," kata Rio mengucapkan terima kasih.

"Kita adalah teman, Rio. Kita selalu mendukung satu sama lain di setiap waktu," jawab Risa.

Situasi yang mencekam yang mereka alami menguatkan ikatan persahabatan mereka. Risa dan Rio menjadi lebih dekat dan saling menghargai satu sama lain. Mereka belajar bahwa ketika keadaan sulit, mereka dapat mengandalkan satu sama lain untuk keluar dari situasi tersebut. Begitu pula kepercayaan diri mereka, mereka merasa lebih kuat dan siap untuk menghadapi apapun yang mungkin terjadi di masa depan.

"Rio bolehkah aku bertanya sesuatu pada mu..?"

"Seperti, bagaimana kamu tiba-tiba bisa bekerja disini...?"

"Tiba-tiba."

"apa kita saling mengenal..?"

"Iya dong..kamukan anak hits di sekolah kita."

"Saya siswi baru, jurusan dan sekolah yang sama dengan mu ."

"Kita pernah bertemu di acara sekolah waktu itu.

"Ooh ! Kamu jadi grup tim Q ?"

"Sudah lupakan saja."

"Apa laki laki dari klub boy bisa melakukan semuanya..? Seperti yang tertulis di kertas brosur."

"Bisa saya akan memenuhi apa pun permintaan pasangan saya . Kecuali berhubungan dengan klien."

"Umm..! Karena kamu punya pacar..?"

"Kau tahu..?"

"Iya."

"Temanku mengakui cinta nya pada mu .tapi kau menolaknya."

"Dia marah dan kembali ke kamar dan menangis."

"Oh, gadis yang membawa boneka Teddy bear."

"Iya itu boneka beruang."

"Saya lupa..?"

"Hei, apa pacar mu tidak kesal , jika kamu bekerja di sini..?"

"Lupakan itu !"

"Sekarang saya yang akan bertanya kepada mu."

"Saya membaca permintaan mu , sangat membingungkan."

"Apa maksudnya ini..?"

"Maksud tulisan saya.."

"Saya mau kamu mengajari saya bagaimana membuat hati seseorang deg degan."