NovelToon NovelToon
Kepentok Cinta Pengawal Pribadiku

Kepentok Cinta Pengawal Pribadiku

Status: tamat
Genre:Tamat / cintamanis / CEO / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:525.2k
Nilai: 4.9
Nama Author: Budy alifah

"Kalian berdua pergi dari rumah ini sekarang!"

"Papa mengusir kami?"

Agus Sudarmono, ayah Lili, tega mengusir putri sekaligus pengawal pribadinya selesai acara pernikahan. Mereka berdua dipaksa menikah setelah dijebak tidur bersama oleh ibu tirinya.

Yang lebih menyedihkan hati, Lili harus meninggalkan segala kemewahan yang selama ini dikecapnya. Dan harus hidup sederhana bersama dengan pengawalnya di sebuah desa.

Akankan kah Lili bisa bertahan dengan kehidupan barunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Budy alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

"Bagaimana sepeninggalanku, ada yang menarik?" Galang menarik kursi lalu duduk.

Bagas mengepulkan asap ke udara, lalu menaruh benda putih yang terselip di antara jari tengah dan jari telunjuk.

"Perubahan besar, Nona Indira menguasai perusahaan. Dan Nyonya Rida akan menguasai rumah," ujarnya dengan menarik ujung kiri bibirnya.

"Wow, mereka begitu cepat menguasai," ujar Galang sambil geleng kepala.

Dugaan awal dia sudah terjawab, bahwa yang menjebak dia dengan Lili adalah Rida. Mereka ingin menyingkirkan Lili demi harta.

"Mereka memang gila harta, tak hanya mereka berdua,tapi juga Agus Sudarmono," katanya dengan senyum hambar.

"Dia juga dalang dari semua ini? Apa anaknya sendiri dia korbankan?" Galang masih belum mengerti sifat sebenarnya sang ayah mertua.

Jika memang dia mengorbankan Lili hanya demi harta, dia akan membuat ayah dan seluruh keluarganya miskin tak memiliki harta sepeserpun. Sama seperti Lili waktu di usir oleh mereka.

"Belum jelas, tapi mereka sangat mengagungkan harta dan kekuasaan," papar Bagas.

Dari pengamatan Bagas, mereka sekeluarga sangat menginginkan hartanya. Mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya.

"Ada kabar yang lebih mengejutkan lagi," kata Bagas setelah menyentil abu di ujung rokoknya.

"Apa?" Galang penasaran.

"Agus Sudarmono akan memberikanku perusahaan cabang," katanya lalu tertawa. Ia menertawakan kelakuan konyol majikannya.

"Apa syaratnya?" tanya Galang dengan melipat kedua tangan di dada. Wajahnya menatap serius ke arah Bagas.

Agus Sudarmono tidak mungkin memberikan perusahaan dengan cuma-cuma, pasti ada sesuatu yang harus dilakukan oleh sahabatnya.

"Membunuhmu." Bagas menatap Galang lekat sembari tersenyum geli.

"Apa aku sangat mengancam?" Galang tertawa ketika dia tahu mendapatkan ancaman dari mertuanya sendiri.

"Aku tidak tahu apa tujuan Agus Sudarmono dan Indrajaya ingin menghabisimu," katanya sambil memegangi dagunya.

Dia belum bisa menyimpulkan motif atasnya. Hanya saja Bagas mulai mencurigai Indrajaya, pengurus rumah itu selalu ada kala si tuan memutuskan sesuatu.

"Indrajaya?" Galang kaget.

Pengurus rumah selalu baik kepada Lili, bahkan dia meminta untuk tidak membunuhnya kala itu. Tapi, kenapa mendadak dia menginginkan dia mati?

"Iya, dia menginginkan informasi perusahaan Gumintang," jelasnya dengan mematikan rokoknya.

"Mereka begitu culas, memanfaatkan tenagamu untuk membunuhku, setelah itu kau juga akan dihabisinya." Galang bisa membaca pikiran mereka.

Bagas pun berpikir sama, dia bukan pengawal yang bodoh. Bisa ditipu begitu saja, orang serakah seperti mereka tidak akan pernah cukup dengan harta yang mereka miliki.

"Galang, bukankah ini kesepakatan yang bagus?" ujar Bagas.

Galang tersenyum, "Sangat bagus, kau mau bermain?"

"Tentu, ini sangat seru sekali," sahutnya tak sabar mengikuti permainan dari Agus Sudarmono.

"Apa yang kalian rencanakan?!" Mila menarik kursi lalu mendudukinya. Ia menatap Galang dan Bagas dengan curiga setelah samar-samar mendengar rencana mereka berdua.

"Tidak ada," jawab Bagas, ia mengambil gelas lalu meneguk minumannya.

Mila tidak mempercayai dua lelaki tampan itu. Wanita muda itu sejak tadi memperhatikan obrolan mereka yang serius.

"Galang, jika kamu tidak jujur aku akan mengadukan sama Lili," tunjuk Mila dengan memberikan ancaman.

"Dasar perempuan, bisanya mengancam," nyinyir Bagas.

Mila berdesis, dia yakin mereka berdua pasti merencanakan sesuatu.

"Mila, kau ingin bekerja sama denganku?" Galang menawarkan kerja sama dengan Mila.

"Galang, kamu yakin?" Bagas memandang ke arah Galang.

Galang mengedipkan mata, sebagai tanda bahwa semua akan baik-baik saja.

"Memangnya apa yang sedang kalian rencanakan?" tanya Mila.

"Kau sayang kan sama sahabatmu?" tanya Galang, yang langsung mendapatkan anggukan.

"Bisa kau mencari informasi tentang perusahaan," kata Galang. Galang mencurigai perusahaan Sudarmono berjalan tidak sehat.

"Kau menginginkan aku menjadi mata-mata, tidak, aku tidak mau," tolak Mila dengan menyilangkan tangan di dada.

Dia tidak mau megambil risiko besar dalam pekerjaan. Risikonya adalah nyawa sebagai taruhannya.

"Aku tidak bisa memaksa, tapi aku memohon jangan bongkar rahasia kami," pinta Galang.

"Dengar tuh, kalau sampai mereka tahu bukan hanya nyawa kita taruhannya. Tapi, Lili juga," ucap Bagas dengan penuh tekanan.

...----------------...

Sore ini, Galang sangat capek, otaknya berpikir keras. Apa sebenarnya tujuan sang mertua dengan Indrajaya.

"Sayang, kamu kok pulang?" Lili tersenyum sembari memeluk suaminya.

"Aku kan merindukanmu," Galang membalas pelukan sang istri.

Setelah malam pertama, Galang menjadi sering kangen sama Lili. Dia mulai tidak tahan LDR dengan sang istri.

"Aku buatkan teh hangat." Lili masuk duluan.

Ia bergegas membuatkan teh hangat untuk sang suami. Perkembangan Lili sudah pesat di tangan Bik Onah.

"Tuan, kok pulang, ini bukan weekend?" tanya Bik Onah saat berpapasan dengan majikannya.

"Aku kangen sama istriku," jawabnya malu-malu.

"Syukurlah, kalau Tuan sudah mulai menyukai nona." Bik Onah mengatakan jika kedatangan Lili di kehidupan sang majikan akan membawa dampak baik. Dan benar, mood Galang berubah menjadi lebih baik.

Galang tersenyum mendengarnya, meskipun Lili sering bikin emosi karena tingkahnya. Tapi, saat ini dia menjadi mood boosternya.

"Kapan Tuan akan membawa nona muda ke kota?" tanya Bik Onah.

"Aku belum bisa membawanya dalam waktu dekat Bik, kondisinya belum memungkinkan," tuturnya.

Galang juga ingin sekali mengajak Lili ke kota agar dia bisa betemu setiap hari. Tapi, dia takut kalau Lili gegabah dan membuat rencana dia kacau.

"Kalian sedang membicarakan apa? Kok serius banget?" tanya Lili curiga melihat keseriusan di wajah mereka berdua.

"Aku menanyakan perkembangan kamu," kilahnya.

Lili manyun, ia merasa sama sekali belum memiliki perkembangan. Dia tidak belum bisa menguasai satu pun masakan.

"Kalau gitu, bibi permisi dulu." Bik Onih meninggalkan mereka berdua. Dia memberikan ruang untuk sepasang suami istri muda itu untuk melepas rindu.

Galang menyeruput teh buatan Lili. "Kamu sudah pandai menyajikan teh," puji Galang.

"Tapi aku belum bisa memasak untukmu," ucapnya sedih.

"Tidak apa," Galang mengusap rambut Lili.

"Kamu mau istirahat dulu atau mau mandi?" tanya Lili.

"Istirahat saja," ucapnya sembari menggandeng tangan Lili mengajaknya ke kamar.

Galang merebahkan tubuhnya, lalu memeluk erat Lili. Dia memejamkan matanya. Mencoba menenangkan diri agar dia bisa berpikir dengan jernih.

Lili tidak berani menanyakan banyak hal, dia cukup memandangi wajah sang suami yang tampak lelah.

"Jangan berpikir macam-macam, aku hanya lelah," ucap Galang tanpa membuka mata.

"Kamu tidak ada masalah lain?" tanya Lili pelan.

"Tidak sayang. Aku hanya lelah saja." Galang terus meyakinkan istrinya.

"Aku carikan tukang pijat ya, biar tubuh kamu enakan," ujar Lili dengan memberikan pijatan di lengan Galang.

Galang membuka mata, ia tersenyum kemudian menyuruh Lili mendekat lantas mencium Lili lembut dan lama.

"Tidak perlu, obat capekku itu kamu. Jadi, tidak perlu orang lain," katanya sambil mencium kening Lili.

Lili berpikir jika Galang membohonginya. Pasti ada masalah di dalam pekerjaanya. Lili ingat, dia pasti merasa lelah menghadapi keluarganya.

"Sayang, jika berat kenapa kamu tidak pindah saja?" tanya Lili. Dia cemas, takut keluarganya menyakiti suaminya.

"Bos aku baik sekali, bagaiamana aku bisa keluar begitu saja," jawab Galang.

"Tapi, kamu tampak menderita," Lili merasa semakin bersalah, jika bukan karena dia lelaki yang sedang memeluknya ini pasti hidup bahagia.

"Bagaimana kalau aku saja yang bekerja?"

1
El Silia
bagus
Nimas Kartika
Luar biasa
ᗩGEᑎᑕY🍀𝐂𝐈𝐌𝐔𝐓🌠 ✾ ⍣⃝కꫝ 🎸
terimakasih sudah baca sampai habis cerita bagus.
kasih exrta dong dimas nikah sama indira lalu bagas nikah sama mila
sampai hamil gitu lo tor
ᗩGEᑎᑕY🍀𝐂𝐈𝐌𝐔𝐓🌠 ✾ ⍣⃝కꫝ 🎸
rida pasti cantik diperebutkan 2 lelaki🤣🤣
ᗩGEᑎᑕY🍀𝐂𝐈𝐌𝐔𝐓🌠 ✾ ⍣⃝కꫝ 🎸
kasihan juga indira ya. swmoga dia endingmya juga bahagia
ᗩGEᑎᑕY🍀𝐂𝐈𝐌𝐔𝐓🌠 ✾ ⍣⃝కꫝ 🎸
bagas pasangin sama mila aja tor

buat cerita tentang dimas dong tor aku suka 😍 ya tor buat cerita dimas dongggg pliseee
ᗩGEᑎᑕY🍀𝐂𝐈𝐌𝐔𝐓🌠 ✾ ⍣⃝కꫝ 🎸
lili hamil mungkin ya
Candra Apih
percuma banget ada karakter pengawal..
Candra Apih
jelek amat sifat si Galang..
dibikin sempurna dong MCnya walo dikit
Candra Apih
pabaliyut.. karakter yg tidak konsisten
George Lovink
Kok baca novel luar masuk akalnya lebih sama baca novel bangsa sendiri yach...CEO bodoh tolol bego...lebih mementingkan ego dari pada keselamatan...bodoh
susi sulastri
sangat berkesan jyga nasehat bagi kita semua

suka dengan cerita nya
Retno Palupi
semoga Lily dan Indira tidak mati
Retno Palupi
orang kok jahat banget
Retno Palupi
lho lah kok malah dibunuh
Retno Palupi
kenapa Rida mudah sekali d hasut?
Retno Palupi
orang tua kejam
Retno Palupi
yg pengen harta itu Rida kenapa nuduh Lily?
Retno Palupi
Oalah semua karena cinta buta tho
Retno Palupi
ditembak berdua gitu?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!