NovelToon NovelToon
Istri Yang Tersakiti

Istri Yang Tersakiti

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Dendam Kesumat
Popularitas:798.2k
Nilai: 4.9
Nama Author: neng_yanrie

sekian tahun Tasya mencintai suaminya, selalu menerima apa adanya, tanpa ada seorang anak. bertahun-tahun hidup dengan suaminya menerima kekurangan Tasya tapi apa yang dia lihat penghianatan dari suami yang di percaya selama ini..

apakah Tasya sanggup untuk menjalankan rumah tangga ini...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon neng_yanrie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 8

Belum sempat Tasya melangkah kaki, untuk turun dari ranjang,

ceklek ..

Pintu kamar terbuka. Devan masuk dan melihat Tasya yang duduk di tepi ranjang.

"Loh, kok belum tidur?"

Tasya terdiam. Suaminya menghampiri dan duduk di sebelahnya, bau parfum yang biasa Sintia pakai tercium dari tubuh suaminya, tidak menyengat betul, hanya Semar, namun cukup membuat citra ingin muntah.

"Aku belum ngantuk, tadi di luar ramai dan berisik, aku ingin melihatnya ada apa?" wajah Devan sedikit berubah.

"Maaf mengganggu mu, ya?"

"Iya, sangat mengganggu! Memangnya kalian sedang apa sih?"

Devan sedikit tersentak, untuk pertama kalinya ia mendengar Tasya berbicara dengan suara meninggi.

"Sayang kamu kenapa?"

"Aku sebel kalian berisik banget, aku ingin istirahat dan kalian begitu mengganggu! bisakah sedikit menghargaiku sebagai memilik rumah."

"Sekali lagi aku minta maaf."

"Aku ini lelah, bahkan di saat semua orang datang aku menyiapkan makanan untuk kalian, aku ini pemilik rumah atau membantu?" seiringnya dengan ucapannya yang meninggi, air matanya luruh.

sungguh... Itu bukan karena lelah menyiapkan makanan atau berisik di luar, ada bagian hati yang malam ini membuatnya benar-benar tidak sanggup untuk di tahan. Dinding pertahanan itu kian terkikis.

Tasya terisak, menutup wajahnya dengan kedua tangan, ia terisak bahkan napas pun terasa pendek. Devan terdiam sesaat, Tasya belum pernah seperti ini sebelumnya. Ia mendekat pada istrinya, kemudian membawa istrinya itu ke dalam pelukan. Sebelum sampai pada dada bidangnya yang dulu selalu menenangkan, Tasya beranjak, ia enggan di sentuh suaminya.

"Aku mau ke kamar mandi dulu." ia berlalu begitu saja tanpa melihat ke arah Devan, Sementara pria itu hanya mematung, merasa aneh dengan sikap istrinya.

Devan beranjak dan membuka lemari untuk berganti pakaian tidur, tidak berapa lama Tasya kembali. Keluar dengan wajah jauh lebih segar dan tenang. Sesaat setelahnya, Devan masuk ke dalam kamar mandi, sementara Tasya mengecek ponselnya dan memastikan semua aman.

******

.

.

.

Pagi ini, Devan sudah terlihat begitu rapi hendak pergi ke kantor, ada urusan yang tidak bisa hanya di selesaikan di rumah. Tasya sudah menyiapkan makanan, sementara sintia masih tertidur di kamarnya.

Seperti biasa, Devan selalu memberi kecupan pagi, namun Tasya sudah tidak lagi beraksi dan merespon yang di lakukan suaminya.

"Kamu masih marah?" tanya Devan.

"Menurut mas?"

"Aku minta maaf sayang. Besok kita jalan-jalan ya, mungkin beberapa waktu ini aku mengabaikan mu sehingga kamu bosen."

Tasya terdiam.

"Sayang... Jawab dong."

"Iya." balasnya singkat sambil meletakan nadi goreng di meja. Seketika Devan memeluknya, membuat Tasya kaget.

"Aku kehilangan Tasya ku beberapa hari ini, kamu lebih banyak diam. Aku rindu."

Ucapan itu ini terdengar seperti sebuah kaset kusut yang tidak berirama.

"Makan dulu, Mas." jawabnya sambil berlalu mengambil teh hangat.

Keduanya menikmati sarapan ini dengan diam. Tasya sama sekali tidak selera mengucapkan satu kata pun.

*****

.

.

.

.

Terik matahari begitu menyengat, padahal waktu baru menunjukan pukul sebelas siang. Hari ini Tasya datang ke kantor tanpa sepengetahuan suaminya.

Seorang wanita menyambutnya kedatangan Tasya ketika ia sampai di lobby. Rara namanya, seketaris kepercayaan ayahnya yang kini menjabat sebagai manajer keuangan, Ia pun salah satu kerabat Tasya, lebih tepatnya kakak sepupunya.

"Hai, Sya. Lama tidak bertemu, kamu gak pernah main ke kantor."

"Beberapa hari lalu aku ke sini, kamu gak ada." Rara tertawa kecil.

"Aku sibuk sekali Minggu kemarin."

"Sok sibuk, jangan makan gaji buta aja?"

"Yeah... sejak kapan, aku ini loyalitas tanpa batas."

Tasya tidak lagi menanggapi ucapan Rara, ia berjalan menuju ke ruangan kantor utama. Rara masih mengikutinya, ia terus berceloteh tapi tidak Tasya tanggapi. Ia naik ke lantai tiga menggunakan lift.

"Kamu baik-baik saja dengan Devan?" Tanya Rara tiba-tiba.

Tasya langsung melihat kearah sepupunya dengan wajah yang tidak bisa di jelaskan. Ia heran mengapa Rara tiba-tiba bertanya seperti itu.

"Maksudnya?"

"Ehm... enggak, cuma nanya aja, kalian lama gak kelihatan barengan." Jawab Rara sedikit gelagapan seperti takut salah bicara.

Tidak beberapa lama pintu lift terbuka, Tasya langsung keluar dan tidak melanjutkan percakapan ini, ia masuk ke dalam ruangan masih dengan di temani Rara dan tidak menemui suaminya di sana.

"Suamimu meeting," Ucap Rara seolah mengerti bila Tasya sedang mencari keberadaan Devan yang tidak tampak di sini.

Tasya menegakkan tubuhnya, ia tidak ingin dunia memandangnya dengan lemah. Lalu duduk di meja tempat suaminya.

"Bisa kamu cetakkan seluruh laporan keuangan kantor untuk operasional atau pun yang masuk ke rekening pribadi kita?" pinta Tasya.

"Untuk apa?" Wajah Rara sedikit heran, sudah lama sekali adik sepupunya itu tidak peduli urusan kantor.

"Lah... Terserah gua dong, yang punya perusahaan ini siapa?" Balasnya ketus.

"Iya... Bu Bos Tasya, saya cuma nanya,"

"Mangkanya gak usah banyak nanya, cukup kerjakan saja."

"Paling besok kayaknya,"

"Gak bisa, harus sekarang." Hardiknya.

Rara menghela napas panjang, ia kemudian pergi ke ruangannya dan segera menjalankan perintah Tasya. Ia tidak pernah melihat setegas ini.

Sambil menatap layar komputernya, ia pun membuka ponsel dan mencari kontak Devan, lalu mengirim sebuah pesan.

[ Istrimu ada di kantor.]

Pesan belum di terkirim, seperti ponsel Devan tidak aktif dan masih meeting. Sementara Tasya mengecek semua laporan, sebuah hal yang lama sekali tidak ia lakukan, tepatnya semenjak menikah dengan Devan.

Hampir dua jam menunggu, Rara tidak kunjung datang. Tasya langsung menghubungi dan meminta segera.

"Cepetan! Sudah belum?"

"Aku ke sana sekarang."

Beberapa saat kemudian, Rara datang dan membawa yang di pinta oleh Tasya. Tidak banyak berkata, Tasya langsung mengecek satu persatu.

"Laporan koran dari tabungan Devan mana?"

"Itu juga?" Tanya Rara.

"Lah... Gimana sih? Tadi gua bilang semua."

"Cuma di kasih itu sama orang bank nya."

"Gak mau tahu! Setengah jam sudah ada di meja."

"Tapi Sya....,"

Tasya menatap ke arah Rara dengan tatapan tajam, menandakan tidak ada penolakan. Ia memang berhati lembut, tapi garang saat di perusahaan,. Ia selalu merutuki diri kenapa harus menjadi sebodoh itu hanya karena cinta. Saat ini, ia hanya ingin mengembalikan jati dirinya sebagai wanita pintar, berwawasan dan tidak kalah dengan keadaan. Seperti saat dulu yang di segani para pengusaha lain.

Sesuai waktu, setengah jam kemudian laporan itu datang. Rara membawanya dengan berbeda ada sesuatu yang membuatnya cemas.

Tasya mengambil lembaran kertas itu dan melihat satu persatu, nama Sintia banyak tertera di sana, ia semakin curiga bila hubungan itu sudah berjalan lama. Ada nama Rara juga di sana.

"Rajin juga Devan mengirim lu duit?"

Rara terdiam, tidak mampu menjawab.

Ada satu nama asing lagi yang cukup banyak ada di daftar sana, Kirana Larasati.

"Siapa Kirana?" Rara menggeleng pelan,

"Gua gak tahu."

"Rara.. Kita Deket sejak kecil, lu gak bisa bohongin gua. Jawab jujur!"

"Sumpah Sya, gua gak tahu " bibirnya bergetar kini.

Tasya kehilangan kesabaran, ia mengebrak meja dengan kasar dan kenceng sekali, membuat Rara tersentak kaget.

"Jawab Rara!" Rara masih bungkam.

Tasya kehilangan kesabaran dan nyaris saja melayangkan tamparan pada sepupunya itu. Rasanya ia seperti kesetanan, seluruh orang yang ia kenal membohonginya.

Sebelum mendarat ke pipinya, Rara menangkis tangan Tasya.

"Kirana istri kedua suamimu, mereka punya anak berusia tiga tahun kini."

Tasya mengepalkan tangan, napasnya terengah-engah, wajahnya merah padam penuh kemarahan. Ia tampar Rara dengan keras, kemudian teriak sekenceng-kencengnya. Dunia sedang mengutuknya saat ini, seluruh dunia sedang membodohi mya dan ia sama sekali tidak tahu apa pun.

Rara meneteskan air mata sambil menunduk, sungguh ia terima segala perlakuan Tasya saat ini, sepupunya yang sudah sangat baik padanya juga, pernah menyelamatkan hidupnya ketika dulu ia mengalami kecelakaan.

Rara tidak dapat menolak bentuk apa pun yang Devan perintahkan, karna ia sangat memiliki kuasa di sini, pria itu pun tahu kelemahannya, sehingga membuat Rara tidak bisa berkutik.

.

.

.

Apa lagi mas, yang engkau sembunyikan dari ku. Luka yang kemarin juga belum kering...

1
Yusan Lestari
the best👍
Hilda Hayati
jangan2 kirana nih yg bakal jadi penggnti Tasya
Hilda Hayati
Lumayan
Hilda Hayati
Kecewa
Akun Lima
athornya pengecut anjing kaga ada respon anji k
Akun Lima
thor jangan terlalu goblok dong balas anjink
Akun Lima
thor bisakah kau bersikap adil sumpah karyamu ini Sangat buruk
Dewi Yanti
kpn beres nya sih itu bls dendam
Dewi Dama
saya cuka jln cerita novel..ini...semangat thoorrr...
Yani Cuhayanih
Baguus tasya..aku salut padamu
Yani Cuhayanih
aku boleh getok kepala nya pake panci sekalian biar devan dan sintia gegar otak../Curse/
Herta Siahaan
seperti nya acara balas dendam nggak akan habis.... kesadaran masing-masing tdk ada ... kok keknya nggak ingat ajal
Zanzan
udah...jangan terus ditangisi...kau harus bangkit...
Saadah Rangkuti
kenapa lagi thor ?!😡😡🙏🙏
Saadah Rangkuti
tuh kan pas..ayolah thor sudahi penderitaan mereka 😂😂
Saadah Rangkuti
apa radit yg jadi pendonornya? ya Tuhan 😭😭
Saadah Rangkuti
semua ini memang kesalahanmu Thor...bukan si devan atau siapapun 😭😭
Saadah Rangkuti
aku rasa belum ada bab yg gak bisa bikin emosi thor,dari awal 🙏🙏☺️☺️
Saadah Rangkuti
ya Tuhan..ternyata masih banyak rahasia devan...
Saadah Rangkuti
keterlaluan 😡😡😡😡
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!