Alensky seorang pria dingin tidak sengaja di selamatkan oleh Anastasia seorang wanita malam. Diam-diam Alensky menyukai Anastasia meskipun ia sudah memiliki kekasih, Alula. Selain itu, keluarga Alensky tidak mungkin akan menerima Anastasia karena status wanita malamnya.
Kedua orang tua Alensky juga telah menjodohkan Alensky dengan Cindy yang merupakan putri sahabatnya.
Siapakah yang akan di pilih oleh Alensky dari ketiga wanita itu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Temani Aku
Malam harinya Sky sedang makan malam di rumah bersama kedua orang tuanya. Sky melihat mama dan papanya secara bergantian. Sepertinya ada yang aneh. Keduanya saling diam dan wajah sang mama tampak cemberut.
"Pa, ada apa dengan mama ?" tanya Sky ketika mamanya sudah pergi meninggalkan meja makan.
Marcelino menghela napas sebelum menceritakan tentang kejadian siang tadi. Helena marah dan menuduh Marcelino memiliki hubungan dengan Anita gara-gara Marcelino memberikan uang seratus juta kepada Anita.
"Padahal papa sudah menjelaskan kepada mama mu." Marcelino menggelengkan kepala mengingat tingkah kekanakan istrinya.
"Papa yakin wanita itu tidak menipu atau mengada-ada cerita ?" pertanyaan Sky seolah menyadarkan Marcelino. Ia sedikitpun tidak merasa curiga terhadap Anita karena ia lebih fokus pada ceritanya tentang Hendro.
Setelah pembicaraan dengan Sky, Marcelino seperti mendapat pencerahan, ia kemudian menelpon seseorang untuk mencari informasi tentang Anita dan Hendro. Sementara Sky kembali ke kamarnya untuk beristirahat setelah seharian bekerja.
Waktu sudah hampir pukul sebelas malam, namun Sky masih tetap tidak bisa memejamkan matanya. Entah apa yang menggangu pikirannya, yang membuatnya tidak bisa tidur. Akhirnya Sky membangunkan tubuhnya dan mengambil jaket serta kunci mobil.
Setengah jam kemudian, Sky sudah tiba di rumah pribadi miliknya. Sky masuk menggunakan kunci miliknya. Suasana rumah sangat sunyi dan hanya di terangi oleh cahaya temaram dari lampu di sudut ruangan. Saat Sky ingin menaiki tangga, ia melihat cahaya terang dari arah dapur. Telinganya juga menangkap suara dentingan sendok dan piring. Sebenarnya suara itu tidak terlalu kuat, tapi karena suasana sunyi jadi suara perlahan itu begitu terdengar jelas di telinga. Sky mengurungkan niatnya untuk naik ke lantai dua. Ia kemudian berjalan menuju dapur untuk memeriksanya.
"Apa yang sedang kau lakukan ?" suara dingin Sky membuat seseorang yang sedang berdiri membelakanginya terlonjak kaget.
Ana langsung berbalik memutar tubuhnya. Wajahnya seketika menjadi pias ketika melihat Sky yang sedang berdiri di belakangnya, menatap dengan wajah dingin, sedingin suaranya.
"Maaf, Tuan. Saya merasa lapar, jadi mencari sesuatu untuk di makan." jawab Ana jujur.
Sky beralih melihat sebuah mangkuk yang berisi potongan buah-buahan di belakang wanita itu. Sudah hampir tengah malam, wanita ini malah makan buah-buahan.
"Apa Tuan mau ?" Ana menawarkan kepada Sky dan pria itu langsung mengangguk.
Entah kenapa Sky mendadak merasa teringin untuk makan buah-buahan di jam segini. Sesuatu yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya.
Sky lalu mendudukkan tubuhnya di kursi makan yang ada di sana dan memperhatikan Ana yang sedang berdiri membelakanginya untuk menambah potongan buah-buahan. Beberapa menit kemudian dua porsi salad buah siap di hidangkan. Ana meletakkan satu porsi di depan majikannya dan satunya lagi untuk dirinya.
"Mau ke mana ?" tanya Sky yang melihat Ana ingin melangkah keluar dari dapur dengan membawa salad buah miliknya.
"Saya mau balik ke kamar, Tuan." Ana ingin makan di kamarnya saja karena merasa canggung jika harus makan bersama sang majikan.
"Di sini saja, temani aku." Sky mulai menyuap makanannya.
"Duduklah." Sky kembali berucap setelah melihat Ana yang masih mematung di tempatnya berdiri.
Ana mengangguk dan dengan sangat terpaksa menuruti perintah Tuannya. Ana duduk di kursi yang berhadapan dengan Sky. karena di sana hanya terdapat dua buah kursi saja.
Tak ada pembicaraan di antara keduanya. Mereka makan dalam diam. Hanya suara dentingan sendok yang kedengaran. Mereka berdua larut dalam pikiran masing-masing.
"Terima kasih." ucap Sky setelah menghabiskan makanannya. Kemudian pria itu beranjak pergi meninggalkan dapur.
Ana menghembuskan napas lega setelah majikannya itu pergi. Entah mengapa Ana merasa Sky selalu menatapnya dengan pandangan yang mengintimidasi. Sementara Sky yang kini sudah tiba di kamar, langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Hanya beberapa saat saja Sky sudah tertidur dengan lelap.
Keesokan harinya Sky pergi bekerja seperti biasa. Sky menghentikan langkahnya ketika seseorang memanggil namanya.
"Hay, Sky." Cindy menyapa setelah mendekat ke tempat Sky.
"Sedang apa kau di sini ?" suara dingin Sky membuat Cindy kehilangan kata-kata yang sudah dia susun sedemikian rupa.
"A aku datang untuk menjenguk teman ku yang sedang di rawat di rumah sakit ini dan tidak menyangka bertemu dengan mu di sini." bohong wanita itu. Padahal Cindy sengaja datang ke rumah sakit untuk menemui Sky atas perintah Anita.
Anita menyuruh Cindy untuk mendekati Sky dan menggoda pria itu. Dengan memanfaatkan hubungan persahabatan almarhum suaminya dan Marcellino, Anita yakin bisa memudahkan jalan Cindy untuk mendapatkan Sky. Hanya masih ada satu hal yang harus Anita lakukan.
Sementara Cindy pergi ke rumah sakit, Anita pergi menemui seseorang yang kemarin ia telpon. Seorang wanita tersenyum smirk melihat kedatangan Anita.
"Kau datang membawa sesuatu untuk ku ?"