kehidupan Alana berubah 180 derajat setelah ibunya menikah dengan pria kaya.
masalah terus muncul silih berganti hingga suatu hari ia mendapati dirinya dibunuh oleh seseorang.
namun ia kembali dari kematian dan bertekad akan menemukan siapa pembunuhnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon laxiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22 hari bersama ayah
Jevan yang sedari tadi memandangi wajah Alana dari samping tiba tiba saja berdiri dan pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun, tentu saja Alana menjadi lega dengan hal tersebut.
Waktu terus berputar tak terasa sudah waktunya pulang setelah bel berbunyi semua nya keluar kelas.
Saat keluar gerbang bukan mbak Dina yang dia lihat melainkan ayahnya, tentu saja Alana sangat senang, bahkan pria paruh baya tersebut masih menggunakan stelan kantor.
Alana berlari dan langsung memeluknya " ko ayah yang jemput mbak Dina kemana ?"
" udah ayah suruh pulang , hari ini ayah mau ajak kamu jalan jalan "
Satria yang melihat interaksi keduanya dari jauh hanya terdiam sambil mengepalkan tangannya. Ayahnya tak pernah memperlihatkan sisi tersebut pada dirinya yang selama ini ia dapatkan hanyalah bentakan serta pukulan. Ia dididik sangat keras hingga kadang kadang dirinya merasa bukan anak kandungnya.
satria sama sekali tak berniat menghampirinya, dirinya segera menaiki kendaraan pribadinya lalu pergi meninggalkan sekolah dengan kecepatan tinggi.
Alana yang memang tidak pernah merasakan sosok ayah dari kecil merasa sangat senang dan bahagia mendapatkan perlakuan yang sangat istimewa dari ayah sambung nya.
" mamah mana kok gak ada?" Alana mengira bahwa tadi ayahnya datang bersama ibunya tetapi saat sampai mobil ternyata hanya ada mereka berdua.
" mamah dirumah, karena khusus hari ini ayah akan habiskan waktu bersama tuan putri"
Permana mengajak Alana pergi ke taman hiburan mereka bermain serta bergembira disana setelah itu ia juga mengajak Alana pergi berbelanja, Alana sudah menolak nya karena dirumah juga masih banyak baju nya yang belum sempat terpakai tapi Permana bersikukuh dan akhirnya Alana hanya bisa mengikuti saja kemauannya.
Selesai berbelanja mereka pergi ke restoran mewah yang sudah di reservasi oleh Permana dari jauh jauh hari. Permana ingin hari dimana ia menghabiskan waktu bersama Alana akan menjadi hari yang indah untuk dikenang.
Alana sungguh takjub dengan disain interior restoran tersebut apalagi pelayan nya cukup baik dan ramah.
Saat pesanan mulai disajikan makanan tersebut sungguh sangat memanjakan mata, ia mulai sedikit demi sedikit mencicipi menu disana dan benar benar lidahnya dibuat terbuai oleh rasa dari masakan tersebut.
Alana lahap menyantap makanan nya dan itu sungguh membuat hati Permana senang karena ia merasa puas dan tidak sia sia memesan tempat tersebut dari jauh jauh hari.
Telepon Alana berdering, saat dilihat ternyata ibunya yang menghubungi tanpa menunggu waktu lama ia langsung mengangkat nya
" kamu dimana sayang kok jam segini belum pulang ?"
" aku lagi sama ayah, emang ayah gak bilang sama mamah?"
" enggak, yaudah kalau sama ayah syukurlah bilang sama ayah pulang nya jangan malam malam "
" oke, mamah mau nitip sesuatu gak?"
" enggak, yaudah pulang nya hati hati ya "
" iya mah "
" yaudah mamah tutup telepon nya "
" iya , Alana sayang mamah "
" mamah juga "
Tutttt
" ayah gak bilang sama mamah kalau mau ajak Alana keluar?" tanya Alana pada ayah tirinya.
" ayah udah nelpon cuman mamah kamu gak angkat, eh malah jadi lupa gara-gara keasikan main. Terus mamah bilang apa aja "
" katanya pulang nya jangan malam malam, terus sama hati hati "
Permana melirik jam tangan mewahnya yang menunjukkan pukul delapan malam, sebenarnya ia masih ingin menghabiskan waktu bersama putrinya namun mengingat pesan sang istri jadi ia urungkan niat tersebut.
Setelah mereka selesai makan keduanya segera keluar dari restoran dan segera pulang.
Sampai rumah Alana tak mendapati sang ibu ia berfikir mungkin saja ibunya sedang beristirahat didalam kamar, jadi ia langsung pergi ke kamarnya saat dirinya membuka lemari untuk mengambil pakaian ganti ia malah mendapati secarik kertas disana.
'kamu bersenang senang padahal waktu mu tak banyak '
Alana meremas kertas tersebut sepertinya orang yang meneror nya tak membiarkan ia hidup dengan tenang walau hanya sebentar.
Alana kemudian mengambil baju dan segera ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
setelah selesai dirinya membaringkan tubuhnya pada kasur menatap langit langit kamar, jika memang benar waktunya tak banyak dan ia belum juga menemukan siapa pembunuh dirinya sebelumnya apakah ia akan kembali terbunuh?, dan apakah dirinya akan rela jika itu semua terjadi dan tidak menjadi hantu perawan penasaran?.
Alana menggeleng kepalanya mengusir semua pikiran konyol tersebut, tapi bagaimana cara dia menemukan sang pelaku ia sama sekali tidak berpengalaman dalam itu semua.
tiba tiba saja dirinya kepikiran untuk menonton film, ia kemudian mencari flm dan menemukan tentang seorang detektif yang menyelidiki kasus pembunuhan, sepertinya flm tersebut sedikit cocok dengan dirinya langsung saja tanpa pikir panjang ia menontonnya.
Semalam Alana tak tidur karena maraton menonton film dan hikmahnya kini ia telah menemukan ide untuk memulai pencarian pembunuh dirinya dimasa lalu.
walau memang mengantuk dirinya tak bisa absen sekolah dengan alasan yang tak jelas, ia tetap pergi ke sekolah walau sambil terus menguap. Dalam perjalanan menuju ruang kelas ia melihat segerombolan siswa dari yang dia amati sepertinya para siswa tersebut tengah membully salah satu murid disana.
Ia tahu rasanya diperlakukan seperti itu, Alana tidak bisa diam saja membiarkan itu semua namun ia juga tidak dapat menyelamatkan siswa tersebut, ia harus mencari cara.
Entah mungkin hari keberuntunganmya saat itu juga Alana melihat sosok jevan yang tengah berdiri dan melambaikan tangan padanya, ia ingat bahwa jevan adalah orang nomor satu disekolah yang ditakuti semua murid bahkan guru jadi dia bisa memanfaatkannya.
Tidak membuang waktu ia menyuruh jevan untuk menyelamatkan siswa tersebut dan mengusir anak anak yang tengah membully nya.
" apa yang Lo berikan kalau gua nyelametin tuh orang"
" ko minta imbalan "
" di dunia ini gak ada yang gratis sayang "
Alana kembali melihat siswa tersebut yang sepertinya sudah babak belur tapi tetap saja masih dipukuli ia tidak bisa membuang waktu lagi.
" terserah apapun yang Lo mau"
" nice" jevan tersenyum lalu ia berjalan mendekati gerombolannya siswa tadi.
" WOI! BUBAR SEMUANYA"
Saat mengetahui siapa yang berteriak, mereka semua langsung pergi dan hanya tersisa satu siswa dengan penampilan berantakan juga kondisi yang memprihatinkan.
Alana mendekati siswa tersebut dan membantunya untuk berdiri namun ditarik oleh jevan.
" gua minta mulai sekarang Lo jadi pacar gua, dan Lo gak boleh pegang cowok lain selain gua"
" terserah Lo, gua cuman pengen bantu dia bangun dan bawa ke UKS "
Tanpa pikir panjang jevan membantu siswa tadi berdiri dan membawanya ke UKS, dia tak rela jika Alana yang melakukan nya, bisa bisa dirinya terbakar oleh api cemburu.
BERSAMBUNG.......
Semuanya terimakasih telah membaca cerita ini, mungkin banyak sekali kesalahan yang author lakukan baik itu dari segi penulis ataupun hal lainnya.
Untuk mendukung author supaya lebih semangat lagi up jangan lupa tinggalkan jejak. Like, komen, dan subscribe.
Terimakasih.
.
gimana pun pendiam nya seorang pasti bisa cepat tau situasi itu teman nya baik apa bukan padahal musuh dalam selimut,,,,,
terus lanjut update nya thorr
tetap semangat terus thorr
culun boleh tapi arus tau mana teman yang baik dan tidak,kejebak sendiri,,,,,