Karna menolong seseorang membuat Rafdelia menjalani kehidupan yang tidak di inginkan nya tetapi seiring berjalannya waktu Rafdelia menjadi menerima takdir kehidupannya.
ketahui kelanjutan kisah hidup Rafdelia dengan membaca cerita ini dari awal ya teman.
SELAMAT MEMBACA..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febri inike putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22
Tony yang baru saja keluar ruangannya bersama Valdo tak sengaja melihat kesibukan di UGD. Mereka berencana keluar sebentar untuk membeli minuman dan beberapa cemilan. Namun urung Tony lakukan.
"Do, Lo pergi sendiri deh gua mau cek di IGD dulu lagi rame banget tuh. Kayaknya butuh bantuan." Tony melihat kerabat dan orang terdekat para pasien tadi mengerumuni IGD.
"Gua boleh ikut ton?" tanya Valdo penasaran.
"Gak boleh lah. Yang gak berkepentingan dilarang masuk. Lo gak penting disana jadi hus hus minggir sana!" jawab Tony tertawa meledek Valdo yang sangat penasaran. Ia tau bahwa penasaran Valdo lebih kepada ingin melihat Rafdelia bukan pasien.
"****** Lo Ton!" Valdo memukul pelan-pelan lengan Tony yang suka meledeknya.
Tony masuk ke IGD, melihat kondisi disana. Dapat Valdo lihat kondisi di dalam yang super sibuk, dan terlihat Rafdelia yang sedang memperban luka seorang ibu didampingi perawat yang membantunya.
"Cantik.." lirih Valdo yang melihat Rafdelia sesekali berbicara pada ibu itu sambil tersenyum, mungkin menenangkan sang pasien.
"Kamu memang calon ibu dari anak-anakku Rafdelia!" ucap Valdo tanpa mengetahui ada seseorang disampingnya yang mendengar ucapannya barusan.
"Calon ibu dari anak-anak Lo?" suara Zein mengagetkan Valdo.
"Buset Lo Zein.. Kaget gua!! Ngapain Lo disini?" Valdo memegang jantungnya yang hampir copot.
"Ini rumah sakit gua. Ya suka-suka gua kapanpun mau kesini. Lo yang ngapain disini! Tu si Tony lagi sibuk, jadi mending Lo pulang aja do!" ucap Zein datar.
"Gua... tadinya mau nemeni Tony doang. suntuk aja di rumah." jawab Valdo asal.
"Kenapa gak susulin kita ke club kalau suntuk. Disini malah makin suntuk Lo, gak jelas sendirian. Dimana-mana orang menghindar masuk rumah sakit, Lo malah sengaja. Udah balik sana!" perintah Zein, ia tak suka dengan tingkah Valdo yang seperti ini jika menginginkan sesuatu.
"Jangan usir gua dong Zein.. Lo tau kan, gua lagi suka sama seorang cewek. Gua pengen deketin dia.. Cuma disini gua bisa lihatin dia, mumpung ada si Tony. Setidaknya sampai gua tau dimana rumahnya and dapetin no handphone nya." curhat Valdo.
"Do, ini tu rumah sakit. Bukan tempat berkenalan sama cewek. Lo kok kayak anak kecil gini sih? Udahlah, entar gua cariin cewek lain yang lebih bagus. Ayok pulang!" Zein menarik tangan Valdo agar keluar dari rumah sakit.
"Gak ah, selera Lo beda Ama gua. Lo suka yang model-model kayak si Gina, **** dan dandan menor kayak emak-emak kondangan gitu. Gua sukanya yang kayak dokter Rafdelia. Cantik natural tanpa make-up tebal. Gua mau nungguin si Tony aja, dan Lo jangan paksa gua pergi dari sini ya Zein... Pliss." Valdo melepas tangan Zein yang membuatnya terlihat seperti anak kecil yang dipaksa pulang oleh ibunya.
"Enak aja Lo bilang Gina kayak emak-emak, dia dandan karena tuntutan pekerjaan.." Zein tidak terima dengan ucapan Valdo.
"Serah lobdah! Gua mau ke minimarket di luar bentar, tadi Tony minta dibeliin minum sama cemilan." Valdo meninggalkan Zein.
Zein membuang nafas kasar melihat tingkah sahabatnya itu. Zein merasa ada yang salah jika Valdo ataupun Tony ingin mendekati Rafdelia. Bagaimanapun juga Rafdelia masih berstatus istrinya, sehingga tidak lucu jika teman-temannya itu memperebutkan istrinya. Setidaknya itulah yang dikhawatirkan Zein
Zein duduk di kursi tunggu pasien di depan IGD yang juga rame oleh pasien maupun keluarga pasien. Rasanya agak konyol apa yang ia lakukan. namun ia merasa harus mengamati dua sahabatnya itu. Tony yang sekarang berada di dalam bersama Rafdelia dan juga Valdo yang akan kembali ke rumah sakit. Hal ini membuatnya sedikit pusing. Satu pers satu karyawan maupun perawat yang menyadari keberadaan Zein menyapanya dengan sopan. Sejujurnya mereka sedikit terkejut, mengapa Zein malam-malam ada di rumah sakit dengan pakaian biasa dan duduk di kursi tunggu pasien. Apalagi sudah lama Zein tidak kesana. Mereka menduga jangan-jangan Zein sedang melakukan sidak Rahasia untuk mengontrol karyawan yang dinas malam. Wah.. Saat itu juga di grup karyawan rumah sakit pada heboh. Mewanti-wanti setiap petugas agar berhati-hati berbuat karena bos besar langsung yang sidak malam itu. Setelah saling memberi info satu sama lain, mereka pun semakin menyibukkan diri agar terlihat sibuk dan tidak berani curi-curi waktu untuk tidur malam ini. Xixixi padahal bukan itu yang sebenarnya terjadi...