Hidup seorang Aellyn Kiran Cayle ( 20 ) selalu berjalan mulus tanpa hambatan. Ia selalu mendapat kasih sayang yang lebih dari keluarganya. Sejak kecil, ia sudah terbiasa hidup bergelimang harta.
Namun, kehidupan Aellyn yang sangat nikmat itu harus berakhir karena kebodohannya yang selalu mempercayai semua kata-kata dusta dari sahabat dan juga kekasihnya.
Hidup Aellyn hancur sehancur-hancurnya, apalagi saat dua manusia biadab itu mengakui perselingkuhan mereka.
Dan pada hari itu juga, dua manusia biadab yang sangat ia percayai itu benar-benar mengakhiri hidupnya dengan memisahkan jiwa dari raganya.
Semua nya terasa seperti mimpi, sampai Aellyn tiba-tiba terbangun di dalam sebuah kamar yang terasa tidak asing baginya.
Dan Aellyn lebih terkejut lagi saat ia melihat kalender yang menunjukkan bahwa ia berada di tahun 2023, 8 tahun yang lalu, saat kehancuran hidupnya di mulai.
"Ternyata tuhan cukup berbaik hati memberikanku kesempatan untuk membalaskan dendam kepada kalian."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizkook lovers, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 22
Aellyn mencium punggung tangan sang suami setelah menutup pintu mobil. Sedangkan Re membalasnya dengan mengecup kening Aellyn.
Tangan laki-laki itu terangkat untuk mengusap puncak kepala sang istri.
"Gimana hari ini? Puas bersenang-senang?" tanya Re sembari membawa mobilnya menjauh dari area Victoria University.
Yang ditanya langsung memasang senyuman selebar mungkin, menandakan bahwa ia benar-benar senang. "Tentu saja, aku sangat senang!" serunya dengan suara nyaring.
"Hahaha, aku senang sekali melihat perempuan ular itu dikucilkan dan dicaci-maki oleh semua orang." Aellyn tertawa senang saat mengingat bagaimana wajah Rara yang menyedihkan saat semua orang mulai merundung perempuan itu.
"Ckckck, kejam sekali." Re menggelengkan kepalanya, namun ia tetap memasang senyuman kecil karena merasa bangga dengan apa yang istrinya lakukan.
Jika seseorang mengusik ketenanganmu, maka hancurkan saja hidupnya, itulah prinsip hidup yang selama ini Re pegang.
"Salah sendiri dia memfitnahku yang tidak-tidak!" ucap Aellyn dengan nada kesal dengan kedua pipi yang di gembungkan dan kedua tangan yang dilipat dibawah dada, oh sungguh menggemas!
"Masa suamiku yang tampan ini dibilang sugar Daddy!!" Kali ini Aellyn merangkul lengan Re, walaupun ia masih memasang wajah kesal.
Re yang melihat tingkah sang istri pun di buat tertawa karena gemas. Gemas ingin memakan Aellyn hidup-hidup.
Re mencubit gemas hidung sang istri hingga gadis cantik itu mengeluh lalu memukul lengannya berulangkali.
"Mau langsung ke rumah daddy, atau pulang dulu, nanti malam baru kesana?" Re melirik sang istri yang terlihat nyaman menyandarkan kepalanya di bahu lebar Re.
"Eum,,," Oh demi tuhan! Saat berpikir pun Aellyn terlihat sangat menggemaskan, bagaimana mungkin Re tidak dibuat jatuh cinta disetiap detiknya?!
"Kita langsung ke rumah daddy aja deh. Nginep gapapa kan?" Aellyn mendongak demi menatap Re yang sesekali juga meliriknya.
Adakah rumah sakit disekitar sini?! Oh, sungguh, Re butuh memeriksa kesehatan jantungnya karena sejak tadi benda itu terus saja berdetak dengan ritme yang tidak normal!
Aellyn menatap bingung pada Re karena suaminya itu tak kunjung menjawab pertanyaan.
"Ih, kok diem aja?! Boleh nginep gak?!" Aellyn menjauhkan diri lalu memukul paha Re dengan kencang lantaran kesal karena pertanyaannya diabaikan.
Plak,,,
Re tersadar saat merasakan rasa panas nan perih yang menyapa kulit pahanya. "I_iya sayang, boleh kok," desisnya pelan.
Senyuman lebar terukir di bibir manis Aellyn, lalu dengan segera, ia mengusap paha sang suami yang tadi dipukulnya dengan keras.
"Hehehe, maaf ya."
Re mengangguk pelan sebagai jawaban. Yah, bagaimana mungkin ia bisa marah jika istrinya bertingkah semenggemaskan ini?
...•••...
Re memarkirkan mobilnya di depan sebuah minimarket yang jaraknya tidak jauh dari rumah mertuanya.
"Kenapa kita berhenti disini?" tanya Aellyn, menatap Re yang tengah melepaskan sabuk pengamannya.
"Gak enak kalau datang dengan tangan kosong, apalagi kita mau jenguk baby kan?" Aellyn mengangguk dengan cepat. Oh gila, bagaimana mungkin ia bisa melupakan itu? Untung saja Re mengingatnya.
Aellyn bergegas melepas sabuk pengamannya saat melihat sang suami keluar dari mobil. Tanpa menunggu Re membukakan pintu untuknya, Aellyn segera keluar dari mobil dengan semangat, membuat Re tertawa gemas karenanya.
"Ayo belanja!" Aellyn menggandeng tangan sang suami, lalu menariknya masuk dengan penuh semangat.
•
Berbagai jenis cookies dengan merek dan rasa yang berbeda Aellyn masukkan ke dalam keranjang belanjaan yang mulai penuh oleh snack dan makanan bayi.
Selesai dengan makanan, kini Aellyn dan Re terlihat sibuk memilih Pampers untuk sang keponakan.
"Kita harus mengambil ukuran yang mana?" tanya Aellyn meminta pendapat sang suami.
"Ambil saja ukuran yang paling kecil," jawab Re asal, karena ia pun tidak tau ukuran mana yang biasa digunakan untuk bayi sekecil baby Lala.
"Oh, oke." Aellyn mengambil pampers ukuran paling kecil lalu memasukkannya ke keranjang.
"Sudah, ayo bayar!" Aellyn berjalan lebih dulu, meninggalkan Re yang masih terpaku di depan sebuah rak.
Re tidak mengerti kenapa ia malah mengambil dua benda dari sana, padahal ia yakin bahwa benda-benda itu tidak akan berguna dalam waktu dekat ini.
Oh, ataukah ini yang dinamakan insting seorang pria?
•
Re meminta sang istri untuk menunggu diluar dengan alasan bahwa ia tidak ingin membuat Aellyn kelelahan dengan membawa belanjaan yang sebanyak ini, padahal niat Re yang sebenernya adalah untuk membayar barang yang ia ambil tanpa sepengetahuan Aellyn.
"Terimakasih, selamat berbelanja kembali," ucap sang kasir dengan ramah setelah Re menerima struk belanjaan yang lumayan panjang.
Laki-laki itu segera memasukkan struk belanjaan tadi ke dalam saku jasnya, begitu juga dengan dua benda cair yang tadi dibelinya.
Re mengangkat tas besar itu keluar dari mini market, dimana sang istri sedang menunggunya sambil menikmati sebuah ice cream rasa strawberry.
"Sudah?" tanya Aellyn, segera berdiri saat melihat sang suami yang keluar dari mini market dengan susah payah.
"Sini biar aku bantuin," Aellyn hendak mengambil salah satu tas besar itu namun di hindari oleh Re. "Gak usah, biar aku aja."
"Kamu tolong bukain bagasi mobil ya. Kuncinya ada kantong celanaku." Re memiringkan tubuhnya untuk memberitahu Aellyn dimana letak kunci mobil itu.
"Ay ay ay Captain!"
Aellyn merogoh saku celana Re, lalu segera berlari ke arah mobil sang suami setelah mendapatkan apa yang ia butuhkan.
Re segera memasukkan barang belanjaan mereka setelah pintu bagasi dibuka oleh Aellyn.
Setelah selesai, Re pun masuk ke dalam mobil dan mereka melanjutkan perjalanan menuju rumah keluarga Damaris.
•
...•Rumah Keluarga Damaris•...
"HELLO EVERYONE, PRINCESS DATANG DENGAN SEJUTA KEBAHAGIAAN!" Aellyn berteriak dengan suara nyaring sambil melompat-lompat kecil memasuki rumah yang telah menjadi saksi bisu atas pertumbuhannya dari bayi hingga sebesar sekarang.
"Jangan teriak-teriak, nanti Baby Lala bangun," tegur sang ibu dan hanya dibalas senyuman lebar oleh Aellyn.
"Baby dimana mom?" tanya si anak pada sang ibu yang terlihat sibuk melipat baju bayi yang terlihat lucu dan mahal, mungkin itu pemberian dari teman-teman sosialita sang nyonya Damaris.
"Baby ada di kamar sama kakak kamu, susul aja," jawab Ria, tersenyum tipis pada anak dan menantunya.
Aellyn segera melesat pergi dan Re lagi-lagi hanya bisa mengikuti sang istri dengan sabar.
...•Bersambung•...
Jangan lupa tinggalkan like dan komen, oke? 😗
Btw, aku besok pergi pelantikan Pramuka, jadi mungkin bisa up pas hari Jum'at.
