NovelToon NovelToon
Sepasang

Sepasang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta setelah menikah / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Siti Muslikah

Kisah sederhana tentang dua anak manusia yng ingin saling menemukan kebahagiaan. Nia, gadis sebatang kara yang mentalnya hancur saat kecil karena orang-orang di sekitarnya. Bertemu dengan Bagus, laki-laki sederhana yang bekerja sebagai tukang bangunan. Niat tulus Bagus mampu membuat Nia luluh dan mau menjalin hubungan dengan Bagus hingga akhirnya menikah.



Bagaimana kisah keduanya? Yuk kita baca bersama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Muslikah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15

"Haloo sayang" Bagus tersenyum sangat manis saat pintu warna coklat itu terbuka dan nampaklah wanita cantik yang sangat ia rindukan. Nia.

Nia tersenyum manis melihat sang kekasih datang.

"Aku bawa es buah sama pentol, makan yuk lapar" Ajaknya lalu nyelonong masuk. Nia hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Bagus.

Sampai di dalam Bagus langsung meletakkan tas ranselnya di dekat lemari. Membuka celana panjangnya dan menyisakan kolor hitam. Tak lupa kaos dan juga jaket ia lepas. Lalu berjalan menuju kamar mandi.

Sementara Nia memindahkan es buah yang di bawa Bagus ke dalam mangkok dan pentol ke piring. Lalu membawanya ke meja kecil yang biasa ia gunakan untuk makan. Tak lupa Nia juga membawa basreng untuk tambahan camilan.

"Apa kabar sayang?" Bagus duduk di samping Nia dan mengecup pipi mulus Nia. Nia mengangguk saja karena asik menikmati pentol yang di bawa Bagus. Tak terusik dia itu.

"Aaa mas" Pinta Nia menyuapi Bagus. Dengan senang hati Bagus pun menurut.

'Gusti amalan apa yang pernah aku lakukan hingga dapat calon istri seperti ini. Cepatlah sah gusti kalu tidak bisa jebol imanku ini' ucap Bagus dalam hati. Disuguhi pemandangan indah seperti ini sungguh bisa pudar iman Bagus yang setipis tisu ini.

Nia meski tidak dipoles make up sungguh sangat cantik. Kulitnya benar-benar putih bersih tak ada noda. Sumpah bisa gila Bagus kalau cuma bisa melihat tanpa menyentuh.

"Yang...." Bagus semakin merapat ke Nia.

"Apa mas? " Jawab Nia tanpa melihat Bagus karena sedang menikmati es buahnya.

"Boleh jujur gak sih" Ucap Bagus membuat Nia menghentikan suaranya dan melirik Bagus. Aneh. Perasaan Nia sudah jelek.

"Kenapa? "

"Kamu tanpa make up kayak gini kenapa cantik banget yang, sumpah aku gak bisa nahan kalau kayak gini. Imanku bisa jebol yang, ampun dah kamu" Ucap Bagus tak jelas membuat Nia ngakak. Sumpah Bagus benar-benar membuatnya tak berhenti tertawa.

"Kamu kenapa tertawa yang, kamu gak tahu rasanya nahan sih, aku nih yang kesakitan" Ringisnya.

"Kamu aja yang nafsuan. Mulai besok kita LDR aja, bahaya kamu mas, ih aku takut" Ucap Nia membuat Bagus mendengus gemas.

Dengan cepat Bagus pun memindahkan meja kecil didepannya dan Ia tarik sang kekasih untuk ia dudukan di pangkuannya. Nia memekik kaget saat Bagus mengangkatnya. Dan dia dudukan pangkuannya.

Posisi keduanya kini sangat dekat. Dari posisi ini Bagus dapat dengan jelas melihat kalau wanitanya memang sangat cantik. Sumpah Bagus tidak bohong.

"Kamu cantik banget sih yang, aku bisa gila kalau kita tidak segera disahkan. Mau ya kita secepatnya menikah" Ucap Bagus lirih. Tangan Bagus kini berada di kedua pinggang Nia. Mendorong Nia hingga merapat ke badannya yang tidak memakai baju.

Nia jujur deg-degan dengan posisi keduanya yang sangat dekat. Bahkan Nia sampai memalingkan wajahnya. Sungguh dia malu sekali. Ini pertama kalinya dia pacaran tapi kenapa dapatnya yang nafsuan kayak gini.

"Tatap mas dong Nia" pinta Bagus tapi Nia malah menggeleng dan membenamkan wajahnya di dada bidang Bagus. Jantung Bagus langsung berdesir hebat. Sumpah jarak mereka bahkan tidak ada.

"Ibu dan bapak setuju dengan hubungan kita Nia, mereka tidak mempermasalahkan latar belakangmu. Tapi mareka ingin segera bertemu kamu, gimana? "

Nia mendongak dan melihat Bagus. Wajahnya sedikit cemberut. Bagus pun tahu kenapa.

"Oke kalau kamu belum siap, tapi jangan lama-kama ya" Nia pun mengangguk.

Kembali Nia membenamkan wajahnya di dada bidang Bagus dan Bagus pun mendekap nya erat.

"Mas aku malu ketemu keluargamu" Ucap Nia lirih.

"Kenapa malu?"

"Ya malu aja mas. Latar belakang aku jelek" Ucap Nia lirih

"Aku nanti harus ngomong apa. Aku jujur bingung. Gak ada gambaran juga mas" Ada nada kecemasan dalam ucapan Nia dan Bagus sangat paham itu.

"Nia.....tenang yang, semua akan baik-baik saja oke. Tapi ada hal yang ingin aku tanyakan Nia"

"Apa? "

"Setelah kita menikah, kamu maunya kita tetap di Surabaya atau di kampungku? Jujur saja aku sudah ada gubuk (rumah) sendiri yang, jadi setelah nikah kita gak tinggal sama ibu dan bapak, ya meski jaraknya dekat. Gubuknya juga sederhana banget"

"Jujur aku takut mas kalau menetap di sana. Bayang-bayang kejadian itu masih jelas banget diotak aku" Jujurnya.

"Iya aku tahu, tapi kan jauh Nia, tidak mungkin juga mereka akan mendatangi kamu. Keluargaku juga tidak ada saudara di sana, kemungkinan ketemu kan kecil"

"Aku tahu mas, tapi jujur aku benar-benar masih takut. Belum lagi nanti kamu pasti merantau kan? "

"Kalau itu belum tahu yang. Kalau pengennya ya tidaklah, gila aja mas punya istri bening kayak gini ditinggal, enak tetangga dong bisa lihat kamu tiap hari. Bisa aja kerja di kampung tapi ya gitu penghasilannya, cukup buat makan aja sih, kamu siap gak?."

"Aku gak masalah sih mas, yang penting kamu kerja jadi kita tidak jadi beban siapapun. Terus kalau habis nikah aku tetap kerja gimana mas?"

Bagus tak langsung menjawab pertanyaan Nia, jujur kalau menuruti egonya dia tidak mau sang istri kerja. Cukup dirumah saja. Biar dia yang kerja banting tulang. Cukuplah Nia di rumah merawat anak-anak mereka kelak dan melayani dia saja.

"Gimana mas? " Ulang Nia.

"Jujur mas gak ikhlas kalau kamu kerja yang"

"Tapi posisiku saat ini terlalu sayang kalau harus ditinggalkan mas. Aku bisa minta pindah ke area Ngawi kok jadi kan gak jauh"

"Emang bisa yang? "

"Bisa katanya mas"

"Nanti kalau kamu hamil gimana yang? Sanggup kalau masih kerja? "

"Kayaknya sanggup sih, kerjaku gak berat kok mas, kamu jangan khawatir"

"Mas belum bisa jawab kalau belum tahu keadaannya nanti yang"

Nia menatap laki-laki berkulit coklat itu, menatapnya lama dan cup. Nia melabuhkan kecupan di pipi bagus. Bagus langsung membola matanya.

"Sepertinya benar kalau kamu memang jodoh yang disiapkan Allah untukku, kamu kenapa manis banget gini mas" Puji Nia membuat Bagus tak mampu untuk tidak tersenyum.

Bagus pun menangkup wajah Nia. Melabuhkan banyak kecupan mulai dari pipi, dahi dan berakhir dibibir. Tubuh Nia menegang saat benda lembut itu menyentuh bibirnya. Ini ciuman pertamanya. Nia sampai membeku.

Meski Bagus juga baru pertama tapi setidaknya Bagus sudah ada persiapan tadi. Bagus terus saja mencium bibir pink alami itu. Bagus kecup dan akhirnya ia lumat lembut. Nia masih diam tak tahu bagaimana dan saat Bagus memberinya gigitan kecil barulah dia ikut menggerakkan bibirnya. Membalas ciuman Bagus sampai keduanya kehabisan nafas.

"Manis banget yang " ucap Bagus sambil mengelap saliva yang tertinggal di bibir Nia.

"I love you Nia" Ucap Bagus membuat Nia tersipu malu. Bahkan dia tak berani menatap Bagus. Ia menenggelamkan wajahnya di dada bidang Bagus. Sungguh dia malu sekarang. Kenapa cepat sekali luluh pada laki-laki ini. Ah elah benar-benar ya lu haus belaian.

.

.

1
Maulana ilham
bagus
Adico
salam kenal
Adico
ceritanya menarik.
slm kenao
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!