seorang Alika Alexandra, jenius dari zaman modern. berpindah ke tubuh seorang putri yang di asingkan.
setelah bangun di tubuh putri Amelia anabela Allen itu dan mengetahui kisah tentang hidup sang gadis, ia bertekad untuk menjauh saja. melupakan tentang balas dendam. karena, balasan dendam terbaik nya, ialah hidup sukses dan baik tanpa pasongan dari orang lain.
lagi pula, tubuh ini adalah miliknya dan terserah dia mau bagaimana. tapi, perlu di garis bawahi, ia tidak akan mencari musuh, tapi kalau musuh datang, ia takkan lari.
lalu, bagaimana kisah nya nanti.? apakah ia akan berhasil dengan rencana hidupnya ? ikuti terus ya...🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. benarkah seperti itu
Alice terus menari dengan indah dan gemulai, sungguh, gerakan itu begitu dihayati oleh nya. sesekali matanya akan melihat kearah Duke Wildan, ia ingin melihat ekpresi dan raut wajah kagum untuk nya. namun, tak ia temukan. sampai akhirnya Putri Alice pun selesai menari.
prok prok prok
suara sautan tepuk tangan dan siulan dari pada penonton. Alice memberi hormat terakhir, tanda pertunjukan nya telah selesai.
" kau sungguh hebat putri ku.." sanjung raja Venus dengan senyum bangga di wajahnya, begitu juga dengan para pangeran. mendengar sanjungan itu, Putri Alice Langsung menundukkan kepalanya dan malu-malu.
"terimakasih yang mulia raja atas pujiannya.." ujar Putri Alice lagi.
"mmm... putriku, untuk siapa kah tarian itu kamu tunjukkan..??" tanya raja cristopher dengan memicingkan matanya. mendengar pertanyaan seperti itu, putri Alice kembali merasa malu-malu.
"yang mulia, itu .. nanti hamba sampaikan.." ujarnya lagi. mendengar Jawaban putrinya, raja cristopher menghela nafas kecewa.
"hah...."
***
sementara, di kerajaan Venus sedang berpesta, beda halnya dengan Amelia dan kedua pelayan, mereka sedang duduk santai dan mengobrol. Bahkan Amelia juga telah menceritakan rencananya kepada kedua pelayannya. bahkan sesekali mereka akan bercanda. Mereka sedang membahas kekonyolan Amelia di masa lalu, atas permintaan nya sendiri.
"benarkah, aku seperti itu dulu..."!tanya Amelia kepada kedua pelayannya. mereka pun mengangguk.
"ah, aku sangat menyesal.." ujar Amelia sambil menghela nafas. Alika yang nyasar di tubuh Amelia tentu saja tau, bahwa selain memiliki nama yang buruk, ia juga sangat bucin kepada seorang Duke Wildan.
"memangnya, kenapa nona harus menyesal. kan nona sendiri yang mau mengejar-ngejar tuan Duke muda itu..??" tanya Sisil. Amelia kembali menghela nafasnya.
(kalau dilihat dari ingatan yang ditinggalkan oleh pemilik tubuh mengenai kebucinannya, sungguh benar-benar membuatku marah dan jijik. masak, sudah diacuhkan, tapi masih kekeh. huh.. bikin kesel saja. ah, tapi ya sudahlah, semuanya sudah berlalu.) batin Amelia.
Rubi dan Sisil yang melihat Amelia terdiam, sontak merasa tidak enak. mereka berpikir pasti Nona mereka sangat tersinggung ketika mereka menyinggung tingkah lakunya saat mengejar Duke Wildan.
"nona, Kenapa Anda menjadi diam. maafkan kami Kalau kami salah bicara. maafkan kami nona.." ujar Sisil dengan raut wajah yang penuh dengan penyesalan. seharusnya ia tak menyinggung mengenai perasaan sang Nona kepada Duke Wildan itu.
mendengar suara cempreng kedua pelayannya yang meminta maaf dan merasa bersalah seperti itu, Amelia pun langsung tersadar dari lamunannya.
"heh apa yang kalian lakukan.!!! Kenapa kalian tiba-tiba meminta maaf seperti itu...?? Aku tidak akan menyakiti kalian, kalian tenang saja.. " ujar Amelia kepada keduanya. mereka mendongkak dan menatap Amelia. memang, di raut wajahnya sedang tak terlihat raut wajah marah.
"lalu kenapa Nona diam saja dari tadi ? kami pikir Nona sedang marah terhadap kami.." ujar mereka dengan sedih dan merasa bersalah. namun juga mereka merasa lega karena sang nona ternyata tidak marah kepada mereka.
"hais... aku terdiam bukan berarti aku marah. aku hanya memikirkan betapa bodohnya Aku dulu yang mengejar-ngejar laki-laki yang sama sekali tak mengharapkan kehadiranku, bahkan sudah berulang kali aku diacuhkan olehnya, Tapi tetap saja lengket terhadapnya seperti gadis yang tak memiliki moral dan otak saja hahaha..." ujar Amelia mengejek dirinya sendiri sekaligus mengejek sang pemilik tubuh yang sudah berlalu pergi dari jasadnya.
sejujurnya Amelia merasa prihatin, Iya juga tahu alasan mengapa Amelia yang asli selalu bersikap seperti itu kepada Duke Wildan. Iya berharap dengan adanya duka Wildan di sampingnya, barangkali akan mengurangi rasa kesepiannya. tapi apakah Amelia sama sekali tak berpikir, Amelia mendekati duka Wildan untuk mengurangi rasa kesepiannya dan kesedihannya diabaikan oleh keluarga, namun ia malah mendekat seorang laki-laki yang berwajah datar dan dingin sama sekali tak ada hangat-hangatnya. sungguh Amelia tidak habis pikir.
"hais..."
"Oh ya nona, mungkin sekarang kerajaan Venus sedang mengadakan perayaan tahunan bagi kerajaan kita. tapi mereka.-" ucapan ruby menggantung, Iya tak kuasa melanjutkan ucapannya itu. bukan tidak ingin melanjutkan Ya hanya takut sang Nona kembali tersinggung.
"maaf Nona saya tidak bermaksud_" ucapan ruby langsung terpotong oleh Amelia.
"benarkah mereka sedang melakukan perayaan tahunan ?? wah !!! mereka curang sekali.. mengadakan perayaan besar seperti itu tapi tak melibatkan diri ini. ck ck miris sekali kehidupanmu Amelia..." ujar Amelia tanpa raut wajah sedih atau suara yang lirih. dia hanya berekspresi biasa saja.
"maaf Nona.." ujar ruby ketika mendapat senggolan dari Sisil. Sisil juga menatap ruby sambil melotot. seolah ingin mengatakan, Kenapa kamu mengatakan hal itu. begitu kira-kira. Amelia kembali menghela nafas.
" Hahaha, sudahlah. Aku tak apa, sebaiknya kita memulai hidup kita yang baru. Lupakan mereka. Hanya ada kita. Ok..!!" Ujar Amelia lagi. Tak ada rasa sedih di wajahnya. Tapi ntah kenapa, hatinya merasa sesak. Mungkin itu adalah reflek yang dirasakan oleh pemilik tubuh ini. Tapi, Amelia tetap acuh.
***
Pesta perayaan kerajaan masih berlangsung dengan meriah. Kabarnya, pesta perayaan ini akan digelar selama 7 hari tujuh malam. Akan ada beberapa pertandingan yang akan dilakukan dalam perayaan itu. Untuk kompetisi secara terbuka, disana akan dilaksanakan kontes, memanah, bermain pedang, duel dan terakhir adalah berburu. Sementara, kontes untuk kaum bangsawan perempuan atau para gadis, mereka akan diberikan kompetisi berupah menenun, menari, bermusik dan sebagainya.
Kini kompetisi tertutup bagi kaum para bangsawan telah selesai dilaksanakan. Tentu saja yang menjadi pemenang pemenang dalam kompetisi tertutup itu adalah Putri alis yang sering menonjol. Sepertinya bakat yang ia miliki memang itu saja, dan tak ada bakat menjadi seorang ksatria wanita.
Karena memang wanita-wanita bangsawan hanya dituntut untuk menjadi seorang Nona muda yang anggun lemah lembut dan berwibawa.
Kini mereka tengah melaksanakan kompetisi terbuka. Di mana bangsawan dan kaum rakyat biasa akan berbaur untuk mengikuti kompetisi ini. Bahkan tak ada batasan bagi mereka kaum rakyat biasa untuk hadir di alun-alun kota dalam menyaksikan kompetisi-kompetisi itu.
Tong tong tong
Terdengar suara yang dipukul oleh seorang Kasim yang menandakan bahwa kompetisi ini akan segera dilaksanakan. Para peserta baik dari kalangan bangsawan dan kalangan rakyat biasa pun yang ikut berpartisipasi ikut mengambil bagian dalam lapangan itu untuk mendengarkan beberapa peraturan yang harus mereka jalankan jika mengikuti kompetisi ini.
Dimana, dalam kompetisi ini, tidak dibenarkan dengan perlakuan curang baik dalam segi apapun. Tidak juga boleh melukai sesama yang ikut dalam kompetisi ini. Intinya seperti itu. Setelah mendengar peraturan dan wejangan lain nya. Akhirnya, sang raja kerajaan Venus pun membuka lomba itu.
***
Tiga bulan telah berlalu. Amelia pun langsung mengajak sisil dan Rubi pindah ke kota raja. Karena burung elang pengantar surat telah datang memberi kabar, bahwa kediaman mereka telah selesai dibangun. Karena itu, Amelia langsung memberitahu keduanya.
"Sisil, Rubi. Segera siap-siap. Bawa yang perlu saja. Kita akan pergi hari ini." Ujar Amelia kepada keduanya.
"Baik nona." Jawab keduanya. Setelah itu, mereka berdua langsung bergegas bersiap-siap. Mereka membawa apa saja yang menurut mereka penting. Sesuai apa yang dikatakan oleh Amelia.
Sementara, untuk tiga bulan ini. Amelia terus keluar masuk dari ruangan dimensinya untuk berlatih memperkuat pondasi dan kuda-kuda nya. Sehingga kini level kultivasi nya hampir mencapai sempurna. Begitu pula dengan kedua pelayannya.
Amelia melatih keduanya untuk belajar ilmu bela diri. Dan juga selama tiga bulan ini, setiap pagi mereka akan berolahraga untuk memperkuat imun tubuh dan dibantu dengan air suci sebagai perangsang pertama untuk membantu latihan keduanya.
untuk terus berkembang menjadi yg terbaik
ada rendang di jaman kerajaan (cakeeep)
makin kacau meeen....😆😆😆
keluar segera dari hutan dan memulai hidup dan bisnis yg baru di daerah lain.
walau itupun kesalahan kita, tapi seharusnya sebagai ortu bisa bijaksana dalam menyikapi.
Kutunggu part 2 nya🤍