Olivia Hazelle Zerga tidak pernah bermimpi akan menjadi orang ke-tiga dalam pernikahan Atharva Kaivan Malik yang merupakan kakak dari sahabatnya.
Kekecewaan Kaivan terhadap istrinya membuat pria itu menjadikan Hazelle sebagai pelampiasan cintanya.
Hazelle yang tahu dirinya hanya dijadikan pelampiasan oleh Kaivan perlahan pergi dari hidup pria beristri itu. Apalagi saat mengetahui dirinya tengah mengandung benih Kaivan.
"Aku mencintaimu tanpa syarat harus memilikimu, Mas." Olivia Hazelle.
Akankah Kaivan dan Hazelle bersatu setelah Kaivan tahu jika selama ini Hazelle menyembunyikan putranya ?
Ataukah Hazelle akan kembali terluka setelah rahasianya selama pelariannya terungkap?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 31
"𝘈𝘱𝘢 𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘯𝘤𝘪𝘬𝘶?"
Hazelle bukan tidak melihat kehadiran Harleya, wanita itu tahu sedari tadi adik Kaivan itu terus memperhatikannya dari jauh. Hazelle sengaja pura-pura tidak tahu, karena ingin melihat seperti apa reaksi mantan sahabatnya itu. Dan ternyata, Harleya sama sekali tidak menyapanya.
Ada setitik kekecewaan dalam hati Hazelle. Wanita itu berharap jika Harleya menyapanya lebih dulu.
Sementara itu di dalam kamarnya, Harleya duduk termenung sambil memeluk bantal. Tatapannya mencelos pada sebuah bingkai foto yang terpajang rapi di sudut dinding.
Fotonya bersama Hazelle di hari kelulusan sekolah menengah atas. Tanpa sadar Harleya meneteskan air matanya. Ada kerinduan yang amat dalam di hatinya, namun Harleya takut jika Hazelle kembali menolaknya.
Harleya sadar perkataannya pada Hazelle sangat keterlaluan, wajar saja jika Hazelle marah atau bahkan membencinya. Ditambah lagi Harleya yang lebih dulu memutuskan persahabatan mereka.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Harleya. Seketika munculah Kaivan dari balik pintu meminta Harleya untuk turun.
"Di bawah ada Hazelle dan keponakan mu, apa Kamu tidak mau menyapanya?"
Harleya menatap Kaivan dengan mata berkaca-kaca, membuat Kaivan khawatir dengan sikap adiknya itu. Pria itu pun menghampiri adiknya yang langsung menghambur ke pelukannya.
"Aku takut, Mas." Harleya terisak di pelukan kakaknya. "Pasti Hazelle masih benci sama aku," ucapnya lirih.
Kaivan menghembuskan napasnya kasar, lalu pria itu tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Di bawah sana, Hazelle yang gelisah karena Harleya tidak menyapanya. Sedangkan Harleya sendiri, justru tidak menyapanya karena takut Hazelle masih membencinya.
Kaivan sengaja mendatangi Harleya karena sedari tadi Hazelle terlihat selalu menatap ke arah kamar Harleya. Kaivan bisa menebak jika wanitanya itu sebenarnya merindukan Harleya, namun terlalu gengsi untuk memulainya lebih dulu.
"Berapa lama kalian bersahabat? Harusnya Kamu tahu sifat Hazelle seperti apa." Kaivan menatap Harleya yang terlihat mengerutkan keningnya. Kaivan lupa kemampuan berpikir Harleya tidak sama dengan Hazelle yang selalu mengerti hanya dengan satu kalimat.
Kaivan kembali memberi Harleya petunjuk saat adiknya itu tak kunjung mengerti perkataannya.
"Hazelle akan luluh jika Kamu terus membujuknya." Harleya menganggukan kepalanya membenarkan ucapan sang kakak.
Dulu, Harleya dan Hazelle sering kali bertengkar, namun Hazelle selalu memaafkan Harleya apapun kesalahannya. Hanya saja Hazelle tidak langsung memaafkannya, Hazelle lebih dulu mendiamkan sahabatnya itu hanya untuk membuat Harleya menyadari kesalahannya.
"Mas, benar. Kenapa Mas lebih tahu tentang Hazelle? padahal aku lebih lama bersahabat dengannya?" Harleya merasa kakaknya itu lebih tahu banyak hal tentang Hazelle di banding dirinya. Padahal dulu pria itu terlihat acuh pada sahabatnya itu.
"Tidak butuh waktu lama untuk mengenalnya, cukup satu hari saja, Mas sudah dibuat gila oleh sahabatmu itu," ucap Kaivan dengan senyum lebarnya.
Harleya baru pertama kali melihat kakaknya itu tersenyum lepas seperti itu. Saat bersama Annette dulu, Harleya tidak pernah melihat Kaivan tertawa selepas ini.
"Sejak kapan Mas jadi bucin begini?" Celetuk Harleya.
Kaivan hanya tertawa menanggapi celotehan adiknya itu. Kaivan pun baru menyadari, kehadiran Hazelle benar-benar membuat hidupnya lebih berwarna.
"Mungkin ini yang dinamakan cinta pada orang yang tepat dan di waktu yang tepat."
"Kenapa kalian malah ngobrol di sini?" Mommy Zaskia tiba-tiba datang menghentikan obrolan kedua anaknya. "Hazelle dan Zelo sudah menunggu di meja makan, cepat turun!"
Mommy Zaskia terpaksa harus memanggil anak-anaknya karena tak kunjung turun. Kaivan sebelum nya meminta ijin untuk memanggil adiknya, namun justru malah Kaivan pun tak kunjung kembali.
"Ini semua gara-gara Kamu! Mas jadi lupa tujuan Mas ke sini," Kaivan meninggalkan kamar Harleya dengan terus menggerutu. Harleya yang mendengarkan ocehan kakaknya itu pun berulang kali mengerjapkan matanya.
"𝘐𝘯𝘪 𝘣𝘦𝘯𝘦𝘳𝘢𝘯 𝘔𝘢𝘴 𝘒𝘢𝘪?"
Harleya diam-diam tersenyum, kakaknya yang selama ini sangat dingin dan irit bicara kini mulai cerewet, dan itu setelah kehadiran Hazelle dalam hidup Kaivan.
Harleya sangat menyesal karena pernah menjadi penyebab perpisahan kakaknya itu dengan sahabatnya. Andai waktu itu Harleya tidak terbawa emosi dan tidak terhasut oleh Annette, mungkin saat ini Hazelle dan Kakaknya sudah hidup bahagia bersama. Dan Arzelo tidak akan kehilangan kasih sayang Daddynya.
Namun seperti kata Kaivan, tidak ada kata terlambat untuk meminta maaf, semarah apapun Hazelle pasti akan memaafkannya asalkan Harleya benar-benar tulus meminta maaf.
Begitu sampai di meja makan, Harleya duduk berhadapan dengan Hazelle. Sedangkan Kaivan duduk di samping Hazelle berhadapan dengan Mommy Zaskia yang duduk di samping Harleya. Sementara Arzelo tidak pernah beranjak dari pangkuan Daddy Malik yang duduk di kursi central.
"Kakek, siapa wanita itu?" Bisik Arzelo pada Kakeknya.
Bocah tampan itu seperti tidak asing dengan wanita yang duduk berhadapan dengan Mommynya itu. Namun Arzelo lupa pernah melihat wanita seumuran Mommynya itu di mana.
"Dia putri bungsu kakek, adiknya Daddy Arzelo," ucap Daddy Malik tak kalah berbisik.
Arzelo menganggukkan kepalanya. "Berarti Dia aunty Zelo ya, Kek?"
"Betul. Kamu memang cucu kakek yang paling pintar!"
Daddy Malik sangat bangga pada cucunya itu. Pria paruh baya itu yakin suatu hari nanti, Arzelo pasti akan melebihi kehebatan Kaivan dalam hal apapun.
Sepanjang makan malam, Harleya terus mencuri-curi pandang pada Hazelle yang sedari tadi hanya mengaduk makanannya.
"𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘏𝘢𝘻𝘦𝘭𝘭𝘦 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘢𝘬𝘢𝘯? 𝘈𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘢𝘥𝘢 𝘢𝘬𝘶?"
Harleya berpikir jika Hazelle tidak nafsu makan karena kehadiran dirinya. Karena merasa tidak enak hati, Harleya pun dengan cepat menghabiskan makanannya. Kemudian gadis itu pamit kembali ke kamarnya.
"Aku sudah selesai. Aku mau ke kamar dulu." Harleya bangkit dari duduknya, kemudian berjalan hendak meninggalkan ruang makan. Namun baru beberapa langkah saja Harleya di buat tertegun oleh pengakuan Arzelo.
"Apa Aunty tidak menyukaiku dan Mommy?" Arzelo sedikit berteriak untuk menghentikan langkah Harleya.
Dari posisi berdirinya saat ini, Harleya mulai meneteskan air matanya. Ingin sekali gadis itu menghampiri keponakannya yang menggemaskan itu, namun hatinya meragu mengingat Hazelle yang tak menginginkan kehadirannya.
Melihat tidak ada pergerakan sama sekali dari Auntynya, Arzelo kembali membuka suaranya.
"Mommy sangat merindukan Aunty. Bahkan Mommy sering menangis sambil menatap foto Aunty," celetuk Arzelo.
Hazelle menatap tajam putranya. Wanita itu benar-benar geram dengan sang putra yang sudah berani membocorkan rahasianya.
Arzelo awalnya memang tidak mengingat Harleya, namun bayangan Mommynya menangis sambil memeluk sebuah foto yang ternyata foto Harleya tiba-tiba terlintas begitu saja di kepalanya.
Dan Arzelo sedikit paham situasi yang terjadi pada Mommy dan Auntynya itu.
"Iya kan, Mom?" Seolah tidak mengerti dengan tatapan tajam Mommynya, Arzelo justru membuat Hazelle semakin tak berkutik.
"𝘋𝘢𝘴𝘢𝘳 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘒𝘢𝘪𝘷𝘢𝘯!" 𝘜𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘏𝘢𝘻𝘦𝘭𝘭𝘦 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘢𝘵𝘪.
Sementara itu, ketiga orang dewasa yang berada di sana, berusaha menahan tawa dengan tingkah Arzelo yang begitu peka itu. Namun, tidak dengan Harleya yang kini menghambur ke pelukan Hazelle.
𝘛𝘰 𝘣𝘦 𝘤𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥
urus penderitaan masing² aja neet🥺😭🤣🤣
kalian sm² dlm proses menebus, jadi siapa yang duluan lunas itu yang menang 😭😭😭🤣🤣🤣
macam dah gentayangan di mn² dia 🤣🤣🤣
kira delvan punya cem²an lain
bukan menjadi sebuah alasan pembenarn terjadinya perselingkuhan🥺 rezeki maut jodoh itu sudah ada yang mengatur, ibarat kata ribuan kali mengganti istri klw berdalih akan 3 hal yang kekuasaannya dipegang penuh oleh sang pencipta, bakal tetap gak bisaa🥺
berasa karma jadinya 😭😭😭😭🤣
terlepas dari kesalahan Annete, Kai dan Hazzel memang bersalah sama Annet🥺😭😭😭🤣🤣
astaga 😭 knp aku bisa mikir sebab-akibat sejauh dan seberat ini😮💨😭😭😭
aighhh Arfan 😭😭😭
second boy kenapaa sllu punya jalan pahit ya😭😭