Fasyin Syafania adalah seorang gadis yang berusia 18tahun. Ia harus menanggung beban selama 9bulan akibat ulah pria yang tidak bertanggung jawab. Selama hidupnya hanya dipenuhi dengan siksaan dan juga tangisan yang begitu pilu. Sampai suatu hari ia bertemu dengan seorang pria yang mau menerima nya dengan tulus tapi fasyin Syafania justru menolak cinta pria tersebut. Karna merasa dirinya tak pantas untuk pria tersebut. Gimana? Apakah kehidupan fasyin Syafania akan berubah setelah bertemu dengan pria yang sudah ia tolak? Yuk lanjut simak ceritanya hanya disini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alizar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 22
***
"Kenapa harus ada tapi nia? Kau bisa menerima lamaran Arya bukan? Percaya lah! Arya itu tulus untuk menikahimu. Dia bahkan bersedia untuk menerima kekurangan yang ada di dirimu nia. Mau sampai kapan kamu berpikiran jika dirimu tidak pantas untuk pria mana pun. Jadi saya mohon tolong Terima lamaran putra saya. " Ucap mega memotong cepat kalimat fasyin.
Ya. Mega. Bramantyo Edwin dan juga bik surti sedari tadi memperhatikan mereka berdua. Bahkan semua dekor dan semua persiapan ini adalah rencana dari mega.
Mega melakukan ini semua karna memang Arya mengatakan bahwa ia mencintai fasyin dan ingin menikahinya. Mega dan bramantyo berpikir. Tidak ada salahnya jika Arya menikahi fasyin. Toh fasyin adalah anak yang baik dan juga jujur.
Memang tipe menantu idaman mega dan bramantyo semua ada di diri fasyin. Itu sebabnya mega mempersiapkan semua nya dengan matang..
"Tuan. Bu mega. Bibi. Kalian ada disini juga? " Tanya fasyin kaget ketika melihat beberapa orang dewasa berada ditempat yang sama pula.
"Kita memang sudah sedari tadi berada disini nia! Bahkan seluruh rencana dan juga dekor ini kita semua yang membuatnya. " Jawab mega tersenyum lembut.
Fasyin menoleh dan menatap bik surti yang tengah tersenyum lembut padanya. "Bibi."
"Iya, nduk. Yang dikatakan oleh nyonya mega benar. Maafkan bibi ya nduk, tidak memberi tau dirimu sebelum nya. " Jawab bik surti
"Tapi bagaimana bisa bi? " Tanya fasyin
Fasyin benar benar dibuat blank dengan ini semua. Ia bingung harus seperti apa saat ini
"Tadi siang, saat bibi pulang jualan. Tiba tiba saja nyonya mega dan yang lainnya datang dan memberi tau tentang semua rencana ini. Dan bibi juga berpikir apa salahnya jika kamu menerima lamaran ini nduk. Bibi tau ini berat untukmu. Tapi kamu juga harus memikirkan nasib anak mu dimasa depan! Jangan egois hanya karna kamu belum siap atau merasa tidak pantas dengan ini semua. Kamu saja yang berpikiran berlebih seperti itu." Ucap bik surti panjang kali lebar.
Fasyin hanya mampu mendengarkannya dengan seksama. Yang dikatakan oleh bik surti memang benar. Ia harus bisa melawannya dan juga harus memikirkan nasib anaknya. Jika tidak! Maka dapat fasyin bayangkan bagaimana kehidupan nya anak kelak.
Yang pastinya akan menjadi bahan bahan bullyan teman temannya. Tentu fasyin tidak ingin hal itu terjadi. Cukup dirinya saja yang pernah merasakan hal itu. Anak nya jangan. Karna fasyin tau bagaimana rasanya sakit ketika kita dihina dan juga menjadi bahan bully.
Pandangan fasyin beralih menatap Arya yang masih setia berlutut dibawah sana dengan wajah yang harap harap cemas. Lalu pandangan nya tertuju pada bik surti yang hanya di balas anggukan kepala serta senyum yang menghiasi wajah keriput nya.
Mega dan bramantyo juga seperti itu. Sementara Edwin hanya diam dan menyaksikan semuanya.
Fasyin menarik nafas dalam lalu menghembuskan nya dengan pelan. Dengan mata yang terpejam ia buka perlahan dan mengarahkan tangan kanan pada Arya.
Dapat dilihat. Tangan itu bergetar hebat tapi fasyin berusaha mempertahankan tangannya agar Arya bisa memasangkan cincin di jari manisnya.
"Huft! Bismillahirrahmanirrahim insya Allah saya siap menerima lamaran anda. Saya bersedia menjadi istri, sekaligus ibu dari anak anak mu kelak. " Jawab fasyin mantap dengan satu tarikan nafas.
Arya tersenyum lebar. Tak membuang buang waktu akhirnya Arya memasang kan cincin tersebut dengan tangan yang bergetar hebat. Jangan lupakan air mata yang menumpuk dipelupuk matanya
Arya berdiri dan langsung mendekap fasyin dengan erat yang dibalas lembut oleh fasyin. Fasyin memejam kan matanya menyesapi aroma maskulin yang menguar dari tubuh Arya.
Mommy mega daddy bramantyo bik surti serta Edwin bertepuk tangan atas kebahagiaan yang mereka tonton sedari tadi. Akhirnya cinta Arya pun berlabuh di fasyin sesuai harapan yang ia ingin kan.
Meski sempat ditolak tapi Arya tetap berusaha mendapatkan fasyin.
"Mommy jadi terhura huaaa. " Rengek mega
"Terharu mom bukan terhura. " Ralat bramantyo
"Alah sama aja. Tinggal dibalik apa susahnya sih. " Cetus mega sewot.
"Aduh aduh. Udah dong pelukan nya. Kita udah laper dari tadi nih. Masa udha capek capek dekor cuma jadi penonton aja. " Ucap Edwin nimbrung
Arya dan fasyin pun akhirnya mengurai pelukan nya meski sejujurnya Arya tak rela jika harus melepaskan pelukan mereka.
"Pesen aja apa yang kalian mau. Gue sama fasyin butuh waktu berduaan. " Ucap Arya menarik lengan fasyin
Yang lain hanya melongo melihat itu. Tapi tidak dengan Edwin yang memang tak mempermasalahkan nya. Yang terpenting ia dapat makan sesuka hatinya.
"He kalian mau kemana? " Teriak mega.
"Kemana aja mom. Yang penting berdua" Jawab Arya tak kalah teriaknya.
"Kita mau kemana tuan? " Tanya fasyin
"Kemana pun. Yang jelas hanya ada kita berdua tanpa ada yang menganggu. " Jawab Arya santai sambil terus menarik lengan bulan.
Lalu ia pun menuju parkiran dimana mobilnya terparkir. Namun kali ini ia yang memilih untuk menyetir sendiri. Karna sudah jelas Arya tak ingin satu orang pun mengganggu ketenangan dan juga hari bahagianya.
Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Tangan kanan ia gunakan untuk menyetir sedangkan tangan kirinya masih setia memegang tangan fasyin.
Arya tak henti henti nya tersenyum sedari tadi. Sungguh! Arya benar benar tidak menyangka dengan kejadian malam ini. Sampai kapan pun Arya tidak akan pernah melupakan malam yang bahagia ini.
Fasyin sendiri masih sibuk melirik jari manisnya yang sudah tersemat cincin cantik pilihannya sendiri. Sambil sesekali melirik kearah Arya yang masih setia dengan senyum terbaiknya.
"Tuan!" Panggil fasyin melihat Arya
"Ya." Jawab Arya tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan.
"Apa saya boleh bertanya sesuatu? " Ucap fasyin serius.
Dirinya harus menanyakan hal ini yang memang sedari tadi sudah berada dikepalanya.
"Tentu saja boleh. Kau ingin menanyakan apa? Aku akan menjawab semampuku. " Ucap Arya
"Hmm ini tentang nona Naura? " Ucap fasyin ragu ragu
Arya menoleh sejenak pada fasyin lalu tatapannya kembali fokus pada jalanan didepan.
"Naura? Kenapa dengannya? " Tanya Arya
"Tidak ada! Saya hanya ingin menanyakan bagaimana dengannya? Jika dia tau kita telah bertunangan? Bukankah dia menyukai Anda tuan. " Tanya fasyin
Arya tersenyum kecil mendengar penuturan fasyin. " Biarkan saja. Pilihanku jatuh dengan mu buka dengan nya. Lalu dimana letak masalah nya? "
"Apa anda tidak menyukai nona Naura? Dia kan cantik dan juga__"
"Stop nia! Aku tidak mau mendengarkan nya lagi. Yang kau katakan memang benar. Tapi bagiku tak ada yang lebih cantik selain dirimu. Dimata ku hanya kau kau dan kau saja. Jadi biarkan saja dia. mau secantik apapun itu aku tidak peduli sama sekali. Yang terpenting hanya kau yang saat ini yang aku inginkan. Aku tak menginginkan yang lainnya lagi. " Ucap Arya panjang lebar
Fasyin melihat Arya dengan lekat. Dapat dilihat dengan jelas jika Arya memang benar benar tulus padanya. Jika seperti itu maka fasyin akan membuang jauh jauh pikirannya yang sempat meragukan kesetiaan Arya.
matikah thor??🤭🤭