Adikku Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku

Raisa cukup kaget mendengar ucapan mertuanya,dia menatap sekelilingnya,mencari tau apa mungkin suami dan adiknya juga ada di mall ini.

"Raisa kamu dengar ibu ngomong? apa kamu masih punya adik perempuan?" Tanya mertuanya yang masih berdiri di depannya.

"Masih Bu,aku masih punya adik perempuan dia baru saja lulus SMA." Ucap Raisa dia takut sekali kalau sampai ibunya melihat Naila bersama Irwan di mall ini.

"Bu...Kita pulang saja,aku capek sekali."Ucap Raisa.Salma mengerutkan keningnya dia heran melihat perubahan wajah menantunya tapi dia menuruti keingian menantunya.

Mereka keluar dari dalam mall,mata Raisa mencari-cari sesuatu membuat Salma curiga Raisa menyimpan sesuatu darinya.

"Raisa apa yang kamu cari?"

"Tidak ada bu." Jawab Raisa.Salma akhirnya membawa Raisa kembali ke rumahnya,dia sangat senang kalau Raisa masih mau tinggal bersamanya walau hannya beberapa hari lagi.

Sementara itu Naila masih berjalan mengelilingi mall,dia sudah membeli begitu banyak uang dia menghabiskan uang Irwan untuk dia belanja dan melakukan perawatan di salon yang sangat mahal.

"Nikmat sekali memang menjadi orang kaya,tapi aku belom puas kalua mas Irwan belum menikahi ku,aku harus bisa menjadi istri sahnya bagaimana caranya agar Raisa dan Irwan pisah?"Ucapnya dengan wajah yang penuh sandiwara.

Sejak Raisa menikah dengan Irwan,Naila memang sudah menyimpan rasa iri di hatinya walaupun tidak ada yang tau baik Raisa atau kedua orang tuanya.Naila tidak bisa terima saat mengetahui Raisa di lamar seorang polisi yang kaya raya bahkan memiliki pangkat yang sudah lumayan.

sejak menikah dengan Raisa kehidupan keluarganya memang berubah,kedua orang tuanya tidak perlu banting tulang lagi untuk bekerja karena Irwan selalu memberikan uang kepada mereka saat dia menerima gaji.

Sebelumnya,Naila tidak pernah berpikir kalau dia dan kakak iparnya akan menjalin hubungan yang rumit,tapi itu tidak menjadi masalah bagi Naila karena yang terpenting baginya adalah bisa memiliki Irwan sepenuhnya.

Sementara itu,Raisa pamit kepada mertuanya untuk kemabli ke rumah suaminya, dia tidak ingin mertuanya curiga kepadanya itulah sebabnya dia pulang ke rumah suaminya dan bahkan dia menolak saat mertuanya menawarkan jasanya untuk mengantarnya pulang tapi dengan tegas Raisa menolak karena dia takut mertuanya melihat Naila di rumahnya.

"Sudahlah Bu,aku naik taksi online saja besok aku akan kembali ke rumah ibu ini,aku takut mas Irwan marah kepadaku bu."Ucapnya penuh alasan.

Raisa masuk ke dalam mobil yang sudah dia pesan,walaupun dia merasa malas untuk kembali ke rumah nya tapi dia juga tidak ingin menjadikan rumahnya tempat adiknya yang murahan untuk melakukan semua yang dia inginkan tapi untuk saat ini mungkin hatinya sudah mulai kuat dan tidak mau lagi rapuh seperti beberapa Minggu ini.

Setelah sampai di depan gerbang rumahnya,Raisa membayar ongkosnya lalu membuka pintu gerbang yang kebetulan tidak tertutup lalu masuk ke dalam rumahnya.

Walaupun hannya sehari dia di rumah mertuanya, dia merasakan rindu yang luar biasa di hatinya,dia merindukan saat-saat bersama suaminya Irwan yang masih peduli dengannya dan menghabiskan malam yang panjang bersama suaminya.

Semua itu telah hilang setelah kedatangan adiknya ke rumah itu,dia tidak menyangka kalau suami yang penyayang,suami yang perhatian akan tergoda dengan adiknya yang dulu sangat sederhana.

Raisa membuang semua kenangan indah bersama suaminya,karena sekarang pria itu sudah menjadi pria kotor yang sudah ternoda.Rasia tidak menemukan siapa pun di rumahnya saat dia membuka pintu rumahnya perlahan dia masuk ke dalam rumah lalu menaiki anak tangga satu persatu.

Setelah sampai di lantai atas,dia membuka kamarnya lalu melihat kamar itu berantakan dan kotor bahkan tisu dimana-mana,bahkan lingerie merah ada di atas ranjangnya membuat Raisa hampir tumbang kembali tapi dia berusaha untuk kuat karena baginya suaminya itu bukan miliknya lagi.

"Mas....Mulai hari ini aku tidak peduli lagi dengan hubungan mu dengan Naila,mulai sekarang aku hannya patung untukmu,aku tidak meminta pisah darimu bukan karena aku terlalu mencintaimu tapi aku tidak mau hannya karena keegoisan ku,anakku lahir tanpa seorang sosok ayah." Ucap Raisa dalam hati lalu menutup kembali pintu kamar dan meninggalkan istana paling indah di rumah nya yang sudah ternoda.

Pada saat dia hampir turun ke lantai bawah dia melihat pintu rumah di dorong dari luar,dan ternyata suami serta adiknya masuk kedalam rumah dengan tangan saling bertautan bahkan sangat erat.

Raisa menatap barang belanjaan adiknya yang sangat banyak dan juga dia memakai baju miliknya,gayanya benar-benar seperti istri orang kaya tidak hannya bajunya tas serta sepatu dan perhiasannya juga di pakai oleh Naila membuatnya sangat sakit hati.

"Aahh...Hari ini aku sangat bahagia sayang,aku membeli semua yang aku inginkan,tapi tadi saat aku di mall aku sangat kesal sayang karena seorang wanita tadi sempat menabrak ku,untungnya dia mengalah dan meninggalkan aku." Ucapnya sambil duduk di sopa.

Raisa melihat semua apa yang mereka lakukan bahkan dia mendengar dengan jelas apa yang mereka bicarakan kalau di tanya sakit sudah pasti itu sangat sakit bagi Raisa,tapi kali ini dia sudah tidak mau lagi menangisi pria yang sama sekali tidak mencintainya.

Dia tidak mau lagi menyiksa diri hannya untuk pria yang tidak mencintainya bahkan membohonginya dengan luka yang sangat dalam.

"Aku ke kamar dulu ya sayang,sepertinya aku harus menjemput Raisa,aku tidak mau ibu marah hannya karena dia tidak menjemput menantu kesayangannya." Ucap Irwan lalu dia segera berlalu dari hadapan Naila.

Irwan menaiki anak tangga dia belum memperhatikan Raisa yang berdiri di ujung tangga,pada saat Irwan menegakkan kepalanya menghadap ke atas dia kaget setengah mati,dia akan jatuh ke lantai bawah andai saja tidak ada pinggiran tangga yang harus dia pegang.

Wajah Irwan berubah pucat pasi,dia berdiri dan tidak sanggul bicara hampir sepuluh menit,melihat Raisa di lantai atas dia bagaikan melihat setan di siang hari.

"Sayang...Sejak kapan kamu berdiri di atas ini?" Tanya Irwan dengan nada gugup dan suara yang tidak jelas dia sangat ketakutan.

"Kenapa kamu takut? Apa kamu sedang menyembunyikan sesuatu dari ku?" Tanya Raisa dengan nada datar tanpa ekspresi.Irwan berlari kecil naik menaiki anak tangga,lalu dia memeluk tubuh Raisa dengan erat.

Raisa tidak tau apa arti pelukan suaminya itu,tapi yang jelas dia tidak mau membalas pelukan suaminya bahkan secara perlahan dia melepaskan pelukan suaminya dari tubuhnya.

Setelah Irwan melepaskan pelukannya,Raisa menuruni anak tangga,saat itu Naila belum sadar kalau Raisa sedang menatapnya.

Raisa mengabaikan mereka berdua,baik suaminya yang masih berdiri di lantai atas sambil menatap dirinya begitu juga dengan Naila yang belum menyadari kehadiran Raisa di rumah itu.

Raisa pergi ke dapur untuk mencari asisten rumah tangga mereka,karena tidak melihatnya di dalam dapur akhirnya dia pergi ke taman belakang ternyata benar Pelayan dan ibunya sedang berbincang di tepi kolam belakang rumahnya.

"Ibu Raisa sudah kembali?" Marni sang pelayan menghampirinya,begitu juga dengan Deden ibunya yang tampak senang saat melihat kehadirannya.

"Raisa kamu sudah datang? ibu sangat khawatir denganmu,kenapa kamu tidak pulang semalam? Tanya Deden lalu membawa Raisa duduk di dapur.

Raisa tersenyum kecil, dia tidak bisa membayangkan ekspresi kedua orang tuanya kalau sampai mereka tau kalau Naila sudah menjadi pemuas nafsu menantu mereka.

"Untuk apa ibu mengkhawatirkan aku? aku sudah cukup dewasa dan bahkan sebentar lagi aku aku sudah punya anak." Ucap Raisa dengan jawaban yang cukup menyakiti.

"Bibi tolong keluarkan semua pakaian ku dari lemari atas,dan juga semua tas jangan lupa membersikan kamar paling ujung yang duluan karena mulai malam ini aku akan tidur di kamar itu." Ucap Raisa.Setelah mengucapkan kata-katanya dia meninggalkan mereka begitu juga dengan ibunya hingga membuat ibunya merasa aneh dengan sikap Raisa.

Marni menaiki tangga sambil membawa keranjang besar, untuk mengangkat semua pakaian Raisa.Saat Marni sampai di lantai atas lalu mendorong pintu kamar milik Raisa dia sangat kaget saat melihat Irwan yang sedang membersihkan kamar mereka.

Irwan begitu kaget melihat marni.membuka kamarnya,dia menatap Marni degan sorot mata yang sangat menakutkan.

"Apa yang kamu lakukan di kamar ini,berani sekali kamu membuka pintu ini?" Wajah Irwan langsung memerah saat melihat Marni berdiri di depan pintu kamarnya.

🌺🌺🌺bersambung 🌺🌺😓