" Om om, mau jadi ayah Aga ndak. Aga ndak punya ayah. Ibu Aga tantik lho Om."
" Hahaha, anak ini lucu bener."
Seorang bocah kecil tiba-tiba bicara seperti itu kepada pria asing. Wajah polosnya tersebut tidak bisa membuat si pria marah meskipun dia dipinang dadakan oleh bocah itu.
Tapi siapa sangka anak kecil itu datang bersama dengan seseorang yang ia kenal.
" Kamu, ini anakmu?"
" Maaf, kami permisi."
Wanita itu langsung pergi membuat si pria penasaran.
Siapa sebenarnya mereka dan apa yang terjadi? Dan mengapa Aga mengatakan bahwa tidak punya ayah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JAYO 19: Minta Tolong Selidki
Hari-hari Aga menjadi menyenangkan sejak kedatangan Kaivan. Pun juga dengan Kaivan, ia menjadi lebih bersemangat dalam melakukan pekerjaannya. Namun meskipun demikian, ia tetap berusaha untuk mencari tahu mengenai apa yang terjadi di A-DIS pusat berapa tahun silam saat Dara masih berada di sana.
" Gue nggak harus balik ke Jakarta buat nyelidikin kan Van," tanya Rendi. Kemarin Kaivan memang membicarakan hal tersebut kepada Rendi perihal asumsinya tentang kepergian Dara. Dimana Kaivan merasa sangat yakin bahwa ada oknum dibalik itu semua.
" Nggak perlu, ntar aku minta bantuan Abi atau Ran aja. Tapi yang jelas Abi sih. Mungkin Abi tahu juga soal Dara yang tiba-tiba pergi."
Rendi mengangguk cepat, ia juga sependapat dengan Dara. Tidak mungkin kan Dara tiba-tiba pergi tanpa berpamitan terhadap Kai. Jadi sedikit kemungkinan Kau pasti tahu alasan Dara meninggalkan Jakarta dan memohon untuk tidak perlu dicari.
" Ah iya Van, Lo jadi ke Surabaya?"
" Yup, akhir pekan ini. And, gue mau ajak Dara sama Aga."
Rendi langsung mengerutkan alisnya mendengar ucapan Kaivan tersebut. Membawa Aga dan Dara bersama menemui Ryder, entah apa maksud temanya itu. Walaupun sudah berteman lama, tapi terkadang ia tidak bisa menebak isi kepala Kaivan. Sebenarnya bukan hanya Kaivan sih, dulu Ran pun dia juga tidak bisa mengikuti jalan pikiran wanita itu. Intinya isi kepala gen Abinawa yang berasal dari Kai ia sama sekali tidak mengetahuinya. Mungkin karena itulah dia tidak bisa mendapatkan Ran.
Tidak ingin bertanya lagi, Rendi memilih untuk masuk ke dalam kamarnya. Masih ada beberapa hal yang harus dia kerjakan. Sedangkan Kaivan, ia mengambil ponselnya dan bersiap untuk menghubungi orang rumah. Tentunya yang pertama ia hubungi adalah sang adik kembar yakni Kieran. Mereka banyak hal sering dibagikan bersama, jadi Kaivan jika sudah bicara kepada Ran maka akan merasa lebih tenang dan juga jalan keluar biasanya bisa ia dapatkan.
" Hallo Kak, ada apa?"
" Aku ganggu kamu nggak Ran, takutnya kamu lagi sama suamimu."
" Nggak Kak, dia lagi sibuk juga buat soal. Kenapa kak."
" Aku udah nemuin Dara, dia udah punya anak. Anaknya umur 4 tahun."
Di seberang sana Ran amat sangat terkejut. Dia tentu senang atas kabar Kaivan yang sudah menemukan Dara, tapi dia juga sedikit tidak percaya akan cerita sang kembaran mengenai Dara yang sudah menikah memiliki anak dan bercerai. Ran yakin pasti perpisahan mereka tidak baik-baik saja.
Jiwa pengacara dalam diri Ran langung menggelora, ia sungguh ingin bertemu dengan Dara dan menanyakan apa yang terjadi. Dan bagaimana keadaan temannya itu sekarang.
Ran dan Kaivan akhirnya banyak bercerita mengenai Dara. Kaivan juga tidak melewatkan cerita tentang Aga. Betapa lucunya anak itu dan juga cerdas. Dapat Ran simpulkan bahwa saat ini saudara kembarnya itu tengah berusaha kembali untuk mendapatkan hati Dara. Ran tentu tahu persis apa yang dirasakan oleh Kaivan dan apapun kondisi Dara saat ini, Ran pasti akan mendukung Kaivan.
" Satu lagi Ran, bantu aku cari tahu apa yang terjadi berapa tahun silam. Tentang kepergian Dara yang tiba-tiba. Aku juga akan tanya ke Abi, aku yakin Abi juga sedikit banyak tahu."
" Oke Kak, aku akan coba selidiki. Jika ada sesuatu yang aneh, aku nggak akan ngelepasin mereka."
Hanya dengan bicara begitu saja Kaivan dan Ran sudah saling mengerti isi pembicaraan mereka. Jadi tentu Kaivan akan banyak bantuan dari Ran untuk perihal Dara.
Selepas berbicara dengan Ran melalui panggilan telepon, Kaivan memutuskan untuk pergi tidur. Untuk saat ini rasanya cukup, dia akan menunda untuk berbicara kepada ayahnya. Masih ada hal lain yang harus ia perhatikan dulu untuk saat ini. salah satunya adalah melindungi Dara dari sang mantan suami. Meskipun saat ini Kaivan tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh Davka, tapi melihat Davka yang tempo hari datang membuat dirinya tidak tenang juga. Ada sesuatu yang Kaivan rasakan, bahwa Davka akan kembali lagi untuk bertemu Dara.
" Ughhhh, kok jadi khawatiran gini sih."
Kaivan mengusap wajahnya kasar, sungguh rasanya dia menjadi sangat takut jika Dara kembali lagi bersama mantan suaminya. Terlebih Aga juga sangat menginginkan sosok ayah.
Sebuah pertanyaan hadir, apakah jika suatu hari nanti Davka benar-benar muncul maka Aga tidak akan lagi menginginkan dirinya sebagai sosok seorang ayah. Entahlah, mengapa tiba-tiba sekarang dia bisa berpikiran seperti itu. Atau bisa dikatakan bahwa dirinya sedang takut.
Kaivan menggelengkan kepalanya cepat, mengusir pikiran-pikiran buruk yang melintas. Dia tidak seharusnya memikirkan tentang hal sejauh itu. Jika, pria itu adalah pria baik tentu saja tidak akan jadi masalah apabila dia muncul dan memperbaiki dirinya di depan Aga, namun jika pria itu kembali hadir bukan untuk menjadi sosok yang baik maka Kaivan tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
" Meskipun begitu, suatu hari Aga tetap harus tahu siapa sosok ayah kandungnya. Seperti Abi dulu, mau seburuk apapun pria itu, dia tetaplah ayah kandung yang membuatnya ada. Tinggal menyesuaikan saja gimana harus bersikap."
Banyak pengalaman dari Kai yang Kiavan dapatkan jika nanti harus berhadapan dengan Davka. Saat ini yang lebih penting adalah membesarkan hati Aga yang terus berharap tentang kehadiran seorang ayah dalam kesehariannya.
" Hmmm, jadi kangen Aga. Udah tidur belum ya dia?"
TBC