NovelToon NovelToon
Surga Tak Terindu

Surga Tak Terindu

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Model
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Pasha Ayu

Bukan cerita poligami... Ini cerita dua orang wanita yang tidak mau mencapai surga dengan cara berbagi suami...

Shanshan mengira, menjadi cucu dari keluarga kaya raya, dan model seksi ternama, bisa membuatnya mudah mendapatkan Emyr; pria yang dicintainya...

Rupanya tidak, karena background kehidupannya, justru menjadi masalah bagi hubungan cintanya...

Shanshan harus menyaksikan pernikahan kekasihnya bersama wanita surga pilihan orang tua Emyr...

Meski nyatanya cinta Emyr masih untuknya, tapi ia tidak rela menjadi madu dari salah satu kaumnya (perempuan). Jangan sampai ada surga tak terindu: baginya dan Adeeva.

“Sekalipun aku tidak berpikir untuk menyentuhnya, rasaku masih tulus padamu, Shan," ucap Emyr.

“Allahumma baid baini wa baina.” Berkaca-kaca Shanshan merapalnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Putri berharga

Tepat di depan pintu toilet, Emyr terpaku beku. Gadis cantik yang selama beberapa bulan ini hanya menaungi lamunan penuh dosanya, kini berada tepat di hadapannya.

Hening seketika...

Darah seakan berhenti mengaliri tubuhnya, jantung seolah terhenti berdetak, bahkan hampir saja ia lupa bagaimana cara menghela napasnya yang menyesak.

Bagaimana mungkin Emyr lupa, meski Shanshan sudah lebih istimewa dengan hijab panjangnya, wajah cantik itu masih sama candunya.

Mata almond-nya, hidung tinggi runcingnya, bibir plum mungil yang merona merah. Emyr selalu mengingat setiap lekuk wajah gadis yang tidak halal ia pikirkan itu.

Gatal sekali bibirnya; ingin bertanya apa kau merindukanku juga? Tapi berat mulutnya untuk terbuka.

"Sha..." Dirinya baru membuka mulut untuk menegur, gadis itu sudah beringsut berbalik arah, dan berlari menjauhinya.

Setelah cukup lama bergeming, mungkin kewarasan Shanshan sudah kembali. Demi apa pun, Shanshan menyadari bahwa mereka tak selayaknya bertegur sapa seperti dahulu.

Terlebih, ketika mata bulat Shanshan menangkap keberadaan Adeeva di belakang pria tampan itu. Ini tidak boleh terjadi, ia tak mungkin meladeni mantan kekasihnya lagi.

Emyr yang masih penasaran, ia berusaha mengejar gadis itu. Lalu, langkahnya terhenti saat sebelah tangan Haikal menghalaunya.

"Emyr."

Sapaan sinis Haikal disambut dengan tatapan tidak bersahabat si empunya nama. Sedang mata Haikal menatap tawar sahabat kecilnya.

Jiwa muda mereka masih berapi-api. Ingin bertahan dengan ego masing-masing.

"Kamu tahu dia calon istri ku," cetus Haikal.

Emyr hancur mengingatnya. Mendadak, matanya menghangat. Kenapa pula Haikal harus mengingatkan dirinya soal nyata yang pahit ini?

"Kamu sadar, kamu menyakiti istri mu juga," tegur Haikal kembali.

Kali ini Emyr tak merespon ucapan Haikal, hanya langkah yang akhirnya mendefinisikan betapa kerasnya pemuda itu.

Tak peduli di belakang tubuh bidangnya Adeeva mengeluarkan cikal bakal air mata, Emyr tetap mengejar mantan kekasihnya.

Hanya ingin tahu saja, apa Shanshan bahagia bersama Haikal. Dan jika 'Ya' Mungkin cukup baginya untuk melanjutkan hidup setelah ini.

Ratusan chat yang Emyr kirim, tak pernah sekalipun mendapat respon dari gadis itu. Ia penasaran, apa Shanshan bahagia tanpanya?

"Shan!" Sepatu heels Shanshan bergema runtut, saking semakin kencangnya ia berlari, menerobos barisan pengguna jalan lainnya.

Emyr mempercepat langkah panjangnya, hingga tanpa sadar ia kembali ke beranda restoran yang sebelumnya disinggahi.

"Kenapa harus lari?" Saat langkah mereka sejajar sama, Emyr merasa perlu untuk menanyakan hal ini. "Lari mu bukan karena kamu masih memiliki rasa yang sama dengan ku bukan?" cecarnya.

"Pa!" Shanshan menghambur pelukan pada pria berjambang yang kini mendekapnya penuh kasih sayang.

Langkah dan mata Emyr beralih ke arah sana. Di mana sosok ayah yang melindungi gadis pujaannya, berdiri tegak seolah menjadi garda terdepan.

"Kita pulang Pa," ajak Shanshan. Kemudian melerai pelukannya, dan pergi dari tempat itu, masih dengan langkah larinya.

Kedua netra Emyr saling bertemu pandang dengan pria berjambang si pemilik manik biru itu. "Om," sapanya.

Seorang anak perempuan akan menjadi mahram bagi ayah tirinya setelah terjadi senggama dalam pernikahan.

Jelas Axel prince Miller, CEO Millers-corpora yang saat ini menjadi laki-laki terkuat dalam kehidupan Shanshan.

Axel menatap tajam pemuda itu, sejenak ia berkaca, sama seperti Emyr; dahulu cinta membawanya menjadi pribadi yang lemah.

Seorang pria berkuasa yang nyaris dikatakan sempurna. Mengejar wanita yang bahkan sudah memiliki anak bersama kembarannya.

"Kamu Emyr?" Axel bertanya seraya menyimpan kedua tangan di belakang punggungnya.

"Benar," angguk Emyr.

Dari secuil kata itu, Axel berasumsi. Pemuda ini sopan, bicaranya lembut, tatapannya redup syahdu, pantas jika selama ini Shanshan sulit beralih meski sudah ada Haikal Sulaiman.

"Melihat gelagat putri ku yang ketakutan, sepertinya kau harus berhenti mendekatinya," ucap Axel.

"Gus!" Sapaan itu beriringan dengan hentakan dari beberapa langkah kaki.

Axel mengalihkan perhatian, tidak hanya Axel, bahkan Emyr baru menyadari; bahwa perilakunya tadi disaksikan Gus Hilman dan Abah-nya.

Tidak-tidak!

Bukan hanya mereka, bahkan kedua orang tua Haikal dan kedua orang tua Adeeva pun ikut menyaksikannya. Yang mana istrinya berada di belakang, sedang dirinya mengejar mantan kekasihnya.

Tatapan Gus Hilman seolah mengingatkan adik keras kepalanya, bahwa pemuda itu berada di tengah-tengah keluarga yang tidak seharusnya disuguhkan pemandangan seperti ini.

Tak pantas, sangat tidak pantas!

"Ah, kebetulan!" Melihat Abah Zainy Dahlan yang sering terlihat mondar-mandir di televisi untuk mengisi tausiah, Axel men-desah.

"Kalau ada keluarga Emyr di sini, aku harus menyampaikannya juga," katanya. Wajah tampannya tak berseri karena sinis dan congkak yang Axel usungkan saat ini.

Farid, baru melihat kesombongan seorang Axel setelah berdiri di hadapan keluarga Emyr yang pernah menggores luka pada hati putri kesayangan pria itu.

"Assalamualaikum," ucap Abah, sebelum berlanjut menatap netra ayah dari putri yang putranya cinta.

"Waalaikumusalam!"

Axel sedikit menyunggingkan senyum tawarnya. Di sini, sikap arogan keluarga Miller terlihat lebih dominan, karena Axel si dingin bukan Alex yang hangat dan maklum.

Terlebih, jika sudah urusan Shanshan kesayangannya. Sedikitpun Axel tak mau mentolerir-nya.

Harus berapa kali lagi, Shanshan dijadikan tertuduh, sementara Emyr sendiri yang jelas masih mengejar anak gadisnya.

Shanshan bahkan rela pindah dari California ke Inggris, demi tak menjadi benalu bagi Emyr dan istrinya. Bukankah ikhlas ini cukup sulit dilakukan orang lain?

Lihat saja, Shanshan rela berlari menjauhi pemuda yang masih bersarang dalam hatinya. Axel tahu benar, bagaimana dan apa yang ada di balik kediaman putrinya.

"Tidak banyak, sekedar informasi saja. Putri cantik ku Shanshan terlalu berharga untuk kalian hina lagi..." Sejenak terhenti kata-kata Axel, ia sedikit menikmati ekspresi wajah kiyai Zainy Dahlan yang menyesalkan sikap bungsunya.

"So, setelah ini, jangan sekalipun menganggap Shanshan hama bagi pernikahan Emyr dan istrinya."

Lagi, Axel terkekeh tawar. "Lihat! Bagaimana cara putra Anda yang alim ini mengejar putri ku, kiayi," sindirnya.

Hati Abah tercabik. "Saya sangat menyesali perbuatan Emyr. Mohon dimaafkan untuk hal ini," katanya.

"Pa," usap yang berhasil mengalihkan pandangan Axel. Rupanya istri tercintanya telah hadir di tengah-tengah mereka. "Kita pulang," ajaknya.

Lilyana tak betah berlama-lama melihat suaminya, harus beradu kata-kata dengan orang yang dahulu menyakiti putrinya.

"Hmm..." Setelah mengangguk, Axel beralih menatap wajah semua orang yang terdiam. Ia pamit dengan kepuasan batinnya.

Akhirnya, ada kesempatan juga untuk bisa bertemu dengan keluarga Emyr. Sedikit kata dinginnya, mungkin akan bisa meruntuhkan ego mereka.

Farid, Hilda, Abah Zainy, bahkan kedua orang tua Adeeva masih terdiam di masing-masing tempatnya.

Sementara Adeeva, ia menahan perihnya di balik sapu tangan hitam yang barusan saja ia dapat dari calon suami, si gadis cantik yang enam bulan lalu ia usir dari California.

Haikal Sulaiman melenggang langkah menuju Shanshan yang mungkin sudah masuk ke dalam mobil calon mertuanya, sesaat setelah memberikan kain untuk air mata Adeeva.

Benar saja, di atas jok mobil mewah yang dikelilingi orang-orang berseragam hitam; khas pengawal Millers-corpora, Shanshan sudah duduk tertegun.

Terlihat jelas betapa raut wajah Shanshan menyiratkan adanya rasa cinta dan dilema yang tertinggal pada pria masa lalunya.

Putus atau terus, sebuah lagu yang tiba-tiba ia ingat setelah melihat gurat sendu itu.

1
Nashqila
Luar biasa
Pouji
baca kisah shan shan jd inget rengganis
mom jz
Kecewa
mom jz
Buruk
ir
bener² keluarga egois, ga Adeeva ga Haikal sama saja
ir
biar apa Adeeva begitu, biar terlihat romantis kah ck ck ck
ir
padahal bagus lohh tapi cuma 40 bab 😫
ir
baru beberapa minggu Ning, belum bertahun² 😆😆
ir
ini Abah Zayni belum sebijak saat Rayyan dan cicit²nya lahir
Fitriana Refan Rafisqi
sesak jg JD emyr
Fitriana Refan Rafisqi
aku suka,kata2nya mudah dpahami,lanjuuuut
Rahma Putri
luar biasa
Rumah Aman
Luar biasa
Rumah Aman
begitu tragis sekalikah kisah cinta shan ku
Kasacans 5924
lohhhhh tamat
Kasacans 5924
ziva akhrny sm spa ya
PASIEN FACHRY💋: Lanjutkan ke Menikahi Cewek Pesantren kaak biar tahu
total 1 replies
Kasacans 5924
egi yg mna ya
Kasacans 5924
kngn bngt sm king. jarya prtma yg ku bca king sm ais
Kasacans 5924
semngt shanshan
Kasacans 5924
sbr ya shanshan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!