Sebuah Jiwa tersesat dan masuk ke tubuh seorang wanita. Jiwa dari Dunia lampau itu menempati tubuh dari seorang putri keluarga ternama, Quesha Aquena Tesla dari Keluarga Tesla.
Jiwa itu bernama Queen.
Setelah menempati tubuh itu, Queen tidak menyangka jika tubuh yang ditempatinya ternyata telah memiliki anak, bahkan tidak hanya satu melainkan dua.
Kehidupannya yang dia kira akan nyaman dan damai di Dunia barunya ternyata tidak seperti yang diperkirakan. Banyak yang menginginkan kematiannya dan kedua putranya, yaitu musuh dari Kakek angkatnya. Musuh dari Keluarga kandungnya dan Tunangan ayah dari kedua putranya.
Mampukah Queen menghadapi mereka semua demi melindungi kedua putranya, dirinya dan kembali berkumpul dengan keluarga kandungnya?
Ikuti cerita lengkapnya di MY MOM IS MY SUPER HERO
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon saadahrafael, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22. (Gavin Ingin Bertemu Queen)
Gavin mengambil ponselnya untuk menghubungi Tio.
"Hallo Tuan," jawab Tio
"Bantu aku bertemu dengan wanita itu besok. Aku ingin berbicara dengannya." Tio diam, apakah yang didengarnya ini benar atau salah.
"Tuan, apa saya tidak salah dengar bahwa anda ingin bertemu dengan Nona Queen?" tanya Tio memastikan bahwa pendengarannya tidak salah.
"Ya, aku ingin bertemu dengannya,"
"Baik Tuan." Jawab Tio sebisa mungkin akan mempertemukan mereka berdua.
Keesokan harinya, Queen sudah bersiap untuk berangkat bekerja. Saat baru saja keluar dari rumah, terlihat Sevana tersenyum ke arahnya. Menunggunya untuk mengantarkannya ke tempat Queen bekerja.
"Apa kamu keberatan jika aku mengantarkanmu bekerja?"
"Apa kamu punya banyak waktu?"
"Tentu saja."
"Baiklah,"
Queen tidak bisa menolak. Dia pun masuk ke mobil Sevana. Hari ini Sevana akan memastikan apakah Queen memang kakaknya atau bukan. Sebelumnya Sevana sudah bertanya tentang kehidupan Queen sebelum datang ke Negara C dan mereka banyak sekali bercerita. Hanya saja saat mendengar cerita Queen, Sevana merasa seakan ada kejanggalan dalam cerita kehidupannya. Queen tidak menjelaskan kehidupan masa lalunya dengan jelas, hanya sebagiannya saja.
Sevana berpikir, Queen pasti menyembunyikan sesuatu atau bisa jadi Queen kehilangan memori ingatannya. Karena saat Sevana bertanya tentang kedua orang tuanya, Queen menjawab dengan kata 'Lupa' dan itu membuat Sevana bingung. Bagaimana bisa seorang anak melupakan orang tuanya dan itu semakin memperjelas kecurigaannya.
"Mungkinkah Queen memang Kak Quesha?"
Sevana menatap penuh harap. Semoga wanita cantik yang mirip dengan Bibinya adalah Kakaknya.
Queen yang merasa diperhatikan menepuk bahu Sevana, menyadarkan Sevana dari lamunannya. "Hei, ada apa? Kenapa menatapku seperti ini? Jadi berangkat tidak?"
Sevana mengangguk, menyalakan mobil dan berangkat menuju perusahan ADS Group.
Queen dan Sevana kini telah sampai di perusahaan ADS Group. Mereka berjalan berdampingan. Semua Karyawan yang melihat kedatangan Queen bersama putri dari Bos mereka, terkejut dan merasa iri. Mereka menganggap Queen tidak pantas berdiri dan berteman dengan putri dari seorang Bos. Kasta mereka terlalu jauh, ibarat bumi dan langit.
"Lihatlah wanita itu, sungguh tidak tahu diri. Pasti dia mendekati Nona Sevana karena memiliki maksud lain," bisik-bisik para Karyawan.
"Ya, kau benar. Dasar tidak tahu malu. Seharusnya dia itu mengaku siapa dirinya. Hanya wanita kelas rendah, udik, miskin, beraninya mendekati Nona muda," jawaban yang lain menimpali.
Banyak hujatan, makian dan hinaan terlintar untuk Queen. Queen yang mendengar diam, tidak memperdulikan omongan mereka. Baginya semua omongan itu hanyalah suara gonggongan anjing.
Berbeda dengan Sevana. Sevana ingin sekali memaki dan menampar mulut mereka. Namun Queen mencegahnya. Biarkan mereka berbicara semaunya. "Jangan pedulikan mereka."
"Tapi mereka,"
"Aku kerja dulu. Kau pergilah temui Daddy mu," ucap Queen dan pergi. Tapi sebelum pergi, Sevana mengambil sehelai rambut dari kepala Queen, mengatakan jika ada uban di kepalanya.
"Queen tunggu sebentar. Sepertinya aku melihat uban di rambut mu," Sevana mengambil sehelai rambut itu, membuat Queen bingung. Benarkah dirinya memiliki uban?
"Mana, aku ingin lihat," Queen merasa penasaran. Jika benar dirinya beruban, bukankah tandanya dirinya sudah tua. Tidak, dirinya tidak mau. Dirinya menolak untuk tua.
Sevana yang sesungguhnya berbohong menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Tapi dirinya tetap menunjukkan rambut itu. "Ah, ternyata aku salah lihat. Ku kira tadi uban ternyata salah. Mungkin karena rambutmu terkena pantulan cahaya membuat pandangan ku menjadi salah. Hehehe....Maaf ya."
Tidak masalah," jawab Queen kemudian pergi menuju tempat dimana dirinya bertugas.
Sevana kini bersama dengan Daddynya dan menceritakan semuanya. Tidak lupa juga Sevana memberikan rambut yang barusan di ambilnya. Aldrich yang mendengar semua cerita itu semakin yakin jika Queen memanglah Quesha.
"Rambut ini akan membuktikan dia Quesha atau bukan," ucap Aldrich, dan Sevana mengangguk.
Aldrich saat itu juga langsung menghubungi Jaeden, memintanya untuk mengirim sampel untuk tes DNA dengan Queen. Jaeden yang mendengar cerita Aldrich tanpa menunggu lama langsung mencabut beberapa helai rambutnya kemudian memberikan kepada Asistennya.
"Kirim ini pada Aldrich secepatnya."
"Baik Tuan,"
Jaeden merasa senang, berharap wanita itu memang putrinya yang hilang. Jaeden akan menunggu hasil itu sampai keluar untuk memastikan benar atau tidaknya Queen adalah putrinya.
"Minta untuk di percepat hasilnya. Aku tidak ingin menunggu lama,"
"Baik Tuan, akan segera saya lakukan" jawab Asisten Leon.
Leon hari itu juga langsung pergi ke Negara C dengan jet pribadi milik Tuannya. Namun ternyata pergerakannya diketahui oleh mata-mata yang ada di sekitar keluarga Tesla. Dengan cepat mata-mata itu menghubungi rekannya dan mengatakan jika Asisten Leon akan pergi ke Negara C. Namun mata-mata itu tidak mengetahui apa yang akan dilakukan Leon disana.
"Cari tahu apa yang dilakukan Asisten Tuan Jaeden disana. Jangan sampai mereka tahu tentang Nona sebenarnya,"
"Baik," jawab orang itu dan akan memantau pergerakan Leon.
----------------
Siang hari, Queen keluar bersama dengan kedua temannya untuk makan siang. Mereka tidak makan di kantin perusahaan karena menurutnya makanan disana cukup mahal. Demi menghemat uangnya, Queen lebih memilih mencari makanan diluar perusahaan yang menurutnya lebih murah. Namun saat dirinya hampir sampai di tempat yang dituju, sebuah mobil hitam tiba-tiba berhenti tepat di sampingnya, membuat mereka bertiga bingung, siapa yang datang menghampirinya.
"Maaf Nona jika mengganggu waktu Anda. Saya disini diperintahkan oleh Tuan saya. Beliau ingin bertemu dengan Anda," ucap Tio membuat mereka bertiga bingung, terutama Queen karena pria itu sedang berbicara padanya.
"Maaf, siapa Anda ini? Dan kenapa Tuan Anda ingin bertemu dengan saya?" tanya Queen memicingkan mata penuh selidik.
Tio tersenyum. Wajar saja Queen bertanya seperti itu karena memang inilah kali pertama mereka bertemu. "Perkenalkan nama saya Tio. Saya Asisten Tuan Gavin Menzies," Queen yang mendengar nama asing itu mengerutkan kening, bingung. Queen sama sekali tidak mengenal nama yang disebutkan pria di depannya ini.
"Saya tidak mengenal siapa Tuan Anda. Jadi maaf, saya menolak untuk bertemu dengannya," jawab Queen dan mengajak temannya untuk pergi meninggalkan pria gila ini. Perutnya yang sangat lapar membuatnya malas berbicara dengan orang asing.
Tio yang mendengar Queen menolak permintaannya langsung berlari mengejar. Apapun yang terjadi hari ini Tio harus membawa Queen untuk bertemu dengan Tuannya.
ini sehari langsung dpt
kok aneh