Menikah dengan orang yang dicintai dan mencintainya nyatanya tidak menjadikan Cahaya hidup bahagia , perjuangan ,pengorbananya dan pengabdianya hanya dianggap sebelah mata oleh suaminya akankah Cahaya mampu bertahan dengan rumah tangganya ,akankan suaminya berubah seiring waktu berjalan yuk simak kisah selengkapnya di Novel ini
yang bosen dengan novel berhubungan dengan CEO -CEo mari kumpul disini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon red jasmine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sidang perceraian
Ilham sudah diijinkan pulang .Namun harus tetap kontrol sesuai jadwal yang berikan dari pihak Rumah sakit .
"Ham, kamu nggak usah ngampus dulu kondisi kamu belum sepenuhnya pulih" ujar Cahaya
"Bapak sebaiknya pulang saja, biar aku yang ngurusin Ilham.Kasian Ibu dirumah ngurusin adek - adek dan warung sendirian" kata Cahaya lagi
"Iya pak, Ilham udah nggak apa - apa" ucap Ilham
"Tapi kalau Bapak pulang,kondisi Ilham juga belum stabil Bapak takut keluarga tidak tau diri itu menggangu kamu Aya" ucap Bapaknya Cahaya penuh kehawatiran.
"Bapak tenang aja, Kan sebentar lagi Sidang perceraian digelar dan sebentar lagi mereka juga bukan apa-apanya Cahaya" ujar Cahaya menenangkan Bapaknya.
"Mbak Aya sekarang juga sudah pintar pak, buktinya kemarin ia bisa minta denda ke Genderuwo dan pasangannya. Lumayan buat bayar pengacara sama biaya lain - lainya selama percaraian berlangsung" ujar Ilham.
"Ya sudah, kalau begitu Bapak pulang dulu. Kalian jaga diri baik - baik disini ada apa- apa kabari Bapak secepatnya" ucap Hadi
Beberapa hari setelah dari rumah sakit.Ibu mertua Cahaya datang kerumah Cahaya dengan Dita.
"Ham kamu disini aja, biar mbak yang temui mereka" ucap Cahaya pada Ilham saat mereka melihat Dita dan mertuanya.
"Ngapain lagi kalian kesini" tanya Ilham.
"Ham ... Kamu masuk !" perintah Cahaya dia tidak ingin Ilham kenapa- napa. Ilham Sebenarnya ingin menemani Cahaya mengahadapi keluarga toxic .Terpaksa ia masuk kembali karena menghargai kakaknya.
"Dita, Ibu, kalian ngapain pagi- pagi kemari? Jangan bilang kalian mau numpang sarapan seperti biasanya" ucap Cahaya.
"Sombong sekali kamu" ucap Mertua Cahaya.
"Mbak kami kesini ingin pinjam mobil?" pinta Dita tanpa rasa malu sedikitpun.
"Pinjam mobil? Buat apa?" tanya Cahaya.
"Kami butuh refreshing setelah kamu peras kemarin" ucap Ibu mertua Cahaya.
"Iya mbak, rencananya kami mau jalan - jalan pakai mobil itu. Toh sebentar lagi mobil itu juga jadi milik kami" ucap Dita .
"Apa maksud kalian? Mobil ini bakal jadi mobil kalian" tanya Cahaya tidak habis pikir dengan kedua manusia dihadapanya ini.
"Kamu ini bego apa bagaimana sih?, Sebentar lagi kamu kan cerai dengan Ridwan" sewot Mertua Cahaya.
"Apa hubunganya mobil ini dengan perceraianku dan mas Ridwan?" tanya Cahaya .
"Aduhh... Goblok dipelihara, jelas itu harta gono- gini dan Ridwan bakal nuntut mobil itu .Gitu aja nggak ngerti. Memang susah ngomong saya orang bodoh dan miskin dari lahir" ucap Mertua Cahaya .
"Maaf ya bu, Dita mobil itu bukan harta gono - gini.Mobil itu punya Bapak saya dan saya selama menikah dengan Mas Ridwan tidak ada harta gono -gini ditempat saya yang ada harta gono - gini itu masih ditempat Ibu semua " ucap Cahaya berusaha setenang mungkin.
"Hallah ... Kamu jangan pikir aku bodoh seperti kamu, kamu pikir aku percaya Bapak kamu bisa beli mobil .Untuk makan sehari- hari saja banyak ngutang" ucap Mertua Cahaya merendahkan keluarga Cahaya.
"Ibu mau percaya atau tidak itu bukan urusan saya, dan mobil itu tidak bisa saya pinjamkan untuk jalan - jalan keluarga kalian. Ilham lebih membutuhkan mobil itu untuk kontrol dan keperluan yang lainya.Saya harap Ibu dan Dita mengerti" ucap Cahaya kesal .
"Kamu jangan pelit jadi orang" Ucap mertua Cahaya.
"Terserah Ibu mau ngomong apa. Kalau sudah tidak ada lagi yang ingin dibicarakan silahkan keluar dari rumah ini.Saya harus bekerja untuk menghidupi anak saya yang tidak pernah dinafkahi layak oleh Bapaknya." Sarkas Cahaya.
"Awas saja kalau nanti mobil itu sudah jatuh ketangan kami. Jangan harap kau bisa meminjamnya " Ancam Mertua Cahaya.
"Pintu keluar sebelah sana, Silahkan keluar" Ucap Cahaya yang sudah habis kesabaranya menghadapi mertuanya.
Terpaksa Dita dan mertuanya kembali dengan tangan kosong .Niatnya untuk jalan - jalan kandas sudah .Mereka meninggalkan kediaman Cahaya dengan mengumpat sepanjang jalan.
"Mbak Aya keren" ucap Ilham yang melihat ketegasan Cahaya.Kini Cahaya tidak lagi lembek seperti dulu .
"Mbak Capek Ham ditindas terus" ucap Cahaya.
"Mbak harusnya dari dulu begitu" ucap Ilham
"Sudahlah Ham, mungkin ini jalan yang harus mbak lalui" Ucap Cahaya.
"Mbak, untuk masalah persidangan perceraian sebaiknya mbak nggak usah datang.Nanti mbak datang pas proses mediasi saja biar sidangnya cepat selesai dan mbak segera terbebas dari keluarga toxic itu" Saran Ilham pada Cahaya.
" Iya ...kata pengacara juga begitu, mbak ingin segera terbebas dari keluarga mereka" ucap Cahaya.
"Mbak tenang aja, aku akan selalu ada buat Mbak" ucap Ilham menyemangati kakaknya.
Sidang perceraian digelar .Sidang perdana dari pihak Cahaya hanya dihadiri oleh Pengacara sementara dari pihak Ridwan dia datang bersama rombongan keluarganya.Sidang perdana lancar tidak ada kendala sama sekali .Selanjutnya pada sidang mediasi Ridwan masih kekeh mempertahankan Cahaya sementara Cahaya sudah tidak mau bersama Ridwan lagi.Mediasi berjalan alot dan tidak ada titik temu .
"Ilham ngapain kamu pertahanin perempuan bodoh semacam Cahaya, Seperti nggak ada perempuan lain saja" maki Ibunya Ridwan pada Ridwan yang masih ingin memperbaiki rumah tangganya yang hampir karam.
"Ibu , Aya itu Ibu dari anakku diantara kami ada anak , tidak semudah itu aku melupakan Cahaya " ucap Ridwan.
"Jangan berlagak sok cinta kamu sama Aya, Selama sama Aya kamu punya istri lagi dan juga kamu masih berselingkuh" ucap Ibunya Ridwan.
"Aku menikah lagi, kan Ibu yang maksa dan untuk masalah aku selingkuh itu karena Aya berpenampilan sangat kusut dan kusam sekarang Ibu bisa lihat sendiri Aya glowing, Aku nggak rela Aya bersama orang lain" ucap Ridwan .
"Terserah kamu! Ibu pusing" ucap Ibunya Ridwan.
Saat Sidang selesai Ridwan menghampiri Cahaya dan bersimpuh dihadapan Cahaya.
"Mas bangun, jangan kaya begini malu dilihat Orang " ucap Cahaya .
"Aku nggak peduli, Asalkan kamu mau balikan sama aku" ucap Ridwan.
"Permisi Pak Ridwan. Klien saya masih banyak kepentingan jadi saya harap anda jangan menganggunya lagi" ucap pengacara Cahaya sambil menarik tangan Cahaya meninggalkan ruang dan meninggalkan Ridwan yang masih bersimpuh.
"Bangun Ridwan! Jangan bikin malu, mata kamu tidak lihat Cahaya sudah bersama selingkuhanya.Palingan Pengacaranya itu selingkuhanya terbukti membela Cahaya sebegitunya" ucap Ibunya Ridwan terdengar ditelinga pengacara Cahaya kemudian pengacara itu berbalik dan menghampiri Ibunya Ridwan.
"Ibunya mas Ridwan yang terhormat, anda jangan asal bicara.Saya bisa menuntut anda atas penceraman nama baik .Mau Ibu saya tuntut sekarang" ucap pengacara Cahaya mengancam.Seketika wajah mertua Cahaya menjadi pias .
"Kenapa diam? Sekali lagi anda bicara sembarangan saya tidak segan menuntut anda. Saya harap anda menjaga lisan anda!" ucap Pengacara Cahaya penuh penekanan. Mertua Cahaya diam seribu bahasa .
"Maafkan ibu saya pak" ucap Ridwan meminta maaf pada pengacara Cahaya agar masalahnya tidak diperpanjang.
"Ibu ... Makanya lain kali kalau ngomong itu dipikir dulu jangan asal" Nasehat Ridwan pada Ibunya.
