Bisu Tawanan Hartawan

Mansion Davidson.

"Bos, Angelina Hamilton sudah diantar ke rumahnya, hanya saja...," ujar Louis yang terhenti

"Hanya saja apa?" tanya Aaron.

"Keluarganya pintar akting, sementara Angelina Hamilton ketakutan dan sama sekali tidak bahagia," jawab Louis.

"Tidak bahagia dan ketakutan?" batin Aaron.

"Biarkan saja! ini adalah urusan dia!" jawab Aaron yang meneguk minumannya.

"Baik, Bos," jawab Louis.

Berita di siang itu dihebohkan tentang Jordan yang mengauli beberapa wanita malam. nama keluarga Jordan Shean menjadi tercemar akibat berita tersebut.

Saham keluarga Rosalinda anjlok dan mengalami banyak kerugian. nama Rosalinda dan Jordan sudah tidak asing bagi para pebisnis. tentu saja video yang tersebar telah berakibat fatal bagi perusahaan Shean.

"Bos, video itu telah ditonton oleh lebih dari seratus juta penonton, dan para netizen menyerang Jordan sebagai pria pemain wanita dan tidak bermoral. aku yakin Rosalinda pasti mencari cara ingin menghentikan Video itu. akan tetapi usahanya pasti hanya sia-sia," kata Louis yang melihat berita tersebut.

"Ini baru permulaan saja, Louis, serahkan semua bukti suap kepada orang itu! aku ingin mereka semua ditangkap dalam waktu yang sama!" perintah Aaron.

"Baik, Bos," jawab Louis yang kemudian melangkah keluar dari ruang pribadi atasannya.

"Rosalinda, Albert Alexander, Harkers, kalian akan segera tamat," ujar Aaron.

Malam hari

Mansion Hamilton.

Jam dinding menunjukan pukul 01.00. Angelina sedang duduk di samping lemari dengan memeluk kedua lututnya karena tidak berani memejamkan matanya. ia ketakutan setiap malam bahwa ayah angkatnya itu akan masuk ke dalam kamarnya.

Malam itu ia memandang ke arah pintunya yang telah dia kunci dari dalam. dengan menahan rasa ngantuk ia duduk di sepanjang malam.

"Sejak usia 17 tahun hingga sekarang aku tidak pernah tidur nyenyak, aku harus ketakutan setiap malam," batin Angelina.

Angelina bangkit dan menghampiri jendelanya, ia melihat ke bawah terdapat beberapa anggota jaga malam di luar rumah.

"Rumah ini pengawasannya sangat ketat, sehingga lalat pun tidak akan bisa lolos," batin Angelina.

"Angelina...Angelina...," teriak Alex yang berada di luar pintu sambil mengetuk pintu kamar.

Angelina yang mendengar suara pria itu ia sangat ketakutan dan bersembunyi di dalam lemari pakaiannya.

Ia duduk di dalam ruang yang sempit dan gelap dengan gemetar di sekujur tubuhnya.

Alex memanggil namanya berulang kali sambil mengetuk pintu.

Tuk...

Tuk...

Tuk...

Ketukan pintu tanpa berhenti dilakukan oleh Alex.

Setelah mengetuk pintu selama beberapa menit, akhirnya suara ketukan itu pun berhenti.

"Apakah dia sudah pergi? bagaimana aku bisa menjalani hidupku di sini kalau saja dia sering mengetuk pintu di setiap larut malam," batin Angelina.

Keesokan harinya.

Angelina ketiduran di dalam lemari karena sangking mengantuknya selama bersembunyi di dalam lemari itu.

Tidak lama kemudian tiba-tiba saja Angelina membuka matanya dan merasa sesak nafas, ia pun langsung keluar dari lemarinya sehingga tubuhnya terhempas ke lantai. gadis itu berkeringat di seluruh tubuhnya. nafasnya terputus-putus seakan kesulitan untuk bernafas.

"Ada apa denganku? kenapa aku sesak dan hampir saja tidak bisa bernafas? aku bermimpi buruk lagi," batin Angelina.

"Sudah pagi! akhirnya aku bisa melewati malam yang menakutkan, tapi bagaimana dengan malam berikutnya?" batin Angelina.

"Angelina, cepat bangun! pergi siapkan sarapan!" teriak Monaliza sambil mengetuk pintu kamar.

Tuk...

Tuk...

Tuk...

Angelina yang masih sedang sesak nafas, ia sama sekali tidak bisa bangkit. saat itu ia masih terlungkup di lantai kamarnya.

"Dasar tidak tahu diri, cepat keluar dari kamar!" teriak Monaliza.

Tuk...

Tuk...

Tuk...

Setelah beberapa menit kemudian Angelina akhirnya membuka pintu kamarnya.

Klek...

"Jangan bersikap seperti nona besar! pergi lakukan kerjamu!" bentak Monaliza yang menarik lengan gadis itu dengan kasar menuju ke dapurnya.