Rafka william Adijaya. seorang CEO yang berstatus duda, sedang membawa anaknya jalan-jalan di sebuah taman bermain. Namun, karena ia sedang mengangkat telpon tidak sadar anaknya menghilang.
Karin Dewanti. seorang gadis yang sedang mengantri membeli minuman, ia tak sengaja melihat dua anak sedang menyeberang dan ada mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi . Karin yang khawatir langsung berlari dan akhirnya ..
sreeett ... bruukk..
"ssshhh, aww." desisnya.
"kalian tidak apa-apa? apa ada yang terluka? apa ada yang sakit?" cecarnya .
hwaa.. hwaa.. hikss.. Daddy..
akankah Rafka menemukan anak kembarnya ?
yuk, ikuti terus ceritanya sampai habis :)
HAPPY READING ..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22
Wiuwiitt ..
"wow deliciosso, Mama Mia lezatos, ya ampun manis banget deh yang mojok di belakang, jadi ngiri deh" Ucap seseorang yang mulai mendekat ke arah Rafka dan Karin.
Karin dan Rafka terkejut melihat siapa yang datang, mereka langsung melepaskan tangan yang tadinya di pegang Rafka.
"enak ya malah berduaan di sini, ga tau apa anaknya nyariin sampe gue harus muter-muter keliling rumah? taunya disini."omelnya dengan berkacak pinggang.
"lagian kenapa gak telpon aja? gak punya kuota apa gimana, gitu aja kok ribet banget, ganggu aja." gerutu Rafka kesal.
"heh sembarangan aja, coba liat hp lo deh, udah berapa banyak gue miss call lo ka?"
Rafka meraih saku celananya untuk mengambil hp, namun dia tidak menemukannya, sampai akhirnya ia sadar hp nya tadi di cas dan di simpan di kamar karena lowbat.
"heh, kagak ada kan? emang ya kalo orang udah jatuh cinta bisa membuat orang pinter kayak lo mendadak b*d*h."ucap pria itu kesal.
Rafka yang mendengar Omelan pria yang berada di depannya hanya bisa tersenyum kikuk, dan juga menggarukkan kepalanya yang tidak gatal, sedangkan Karin diam saja menjadi penonton melihat perdebatan dua orang di depannya.
"udah deh jangan ngomel terus, Nanti kau keriput sebelum waktunya loh." goda Rafka.
"huuh ya udah, kalo lo pengen gue diem Lo harus kasih gue uang jajan yang banyak, dan juga bilangin ke mami sama papi kalo Zidan mau tinggal disini lebih lama, bagaimana deal?" Ucap Zidan memberi penawaran dengan mengulurkan tangannya.
Rafka langsung menyambut uluran tangan Zidan pertanda dia setuju, daripada dia harus mendengarkan Omelan Zidan yang bisa di pastikan sampai subuh baru berhenti.
"deal, itu mah urusan gampang" jawab Rafka.
'iya aja dulu, untuk urusan uang sih gampang kalau urusan orang tuanya mah belakangan yang penting ni burung beo Diem dulu' batin Rafka.
"oke, sekarang gue gak akan ngomel lagi, sana pergi ajak juga pacar lo ke dalem si kembar berisik nyariin lo sama pacar lo itu." usir Zidan ketika ia sudah mendapatkan apa yang dia mau.
Karin yang mendengar Zidan memanggilnya dengan sebutan pacar Rafka ingin membenarkan semua ucapan Zidan.
"aku dan tuan Rafka ti.."
sebelum menyelesaikan ucapannya, tangan Karin ditarik oleh Rafka.
"ayo, si kembar sudah menunggu kita berdua, Zidan kita masuk dulu, Kau Jangan terlalu lama diam disini penghuni rumah ini suka mengganggu orang bawel sepertimu." ucap Rafka menakuti zidan dan
meninggalkan Zidan sendirian di luar pintu taman belakang.
Zidan yang mendengar kata penghuni langsung merinding, dia paling tidak suka kata-kata itu karena dia paling takut yang namanya hantu.
"hiiih apa benar yang dikatakan kak Rafka? sialan, aku kan jadi merinding denger kata penghuni apalagi kalau sampai bertemu hantu, bisa-bisa aku pingsan juga mati berdiri di sini." ucap Zidan mengusap tengkuknya merinding.
tak lama kemudian ada yang menepuk bahunya dari belakang.
Pukk ..
tubuh Zidan langsung menegang, matanya langsung melotot dengan keringat yang sudah mulai bercucuran di dahinya.
"aku mohon jangan ganggu aku, lepaskan tanganmu dariku, aku mohon." ucap Zidan memohon tanpa melihat kearah belakang karena takut.
Orang yang memegang pundak Zidan itu adalah Reza, karena dia juga di suruh mama Ayu mencari Karin yang sudah lama pergi ke kamar mandi namun tak kunjung kembali, saat sedang mencari Karin dia tak sengaja melihat Zidan sedang berdiri di luar pintu taman belakang, Reza menghampiri Zidan dan menepuk bahu zidan, tapi dia heran melihat Zidan yang seperti ketakutan saat dia menepuk pundaknya.
"kau kenapa zid?" tanya Reza.
Zidan yang mendengar suara Reza lantas membalikkan badannya untuk memastikan jika yang menepuk pundaknya itu Reza.
"haahh, astaga kau mengagetkanku, untung saja aku tidak memiliki riwayat penyakit jantung, kalau benar bisa-bisa aku mati berdiri karena kaget." gerutu Zidan.
"ck, kau ini kenapa sih kayak orang yang baru bertemu hantu saja sampai ketakutan kayak gitu? tuh liat keringatmu sudah bisa di peras buat kau minum saat kau haus."
"aku kira kau hantu, tau sendiri kan aku paling takut dengan yang namanya hantu melebihi rasa takutku pada mami." ucap Zidan.
"jadi karena itu?" tanya Reza memastikan.
Zidan menganggukkan kepalanya, sontak hal itu membuat Reza tertawa keras mendengar jawaban Zidan. bagaimana tidak, Zidan itu orang paling bawel, usil dan juga berani, tapi semua itu sirna kalau dia sudah berhadapan dengan yang namanya hantu.