Di usianya 19 Tahun Andara di jodohkan oleh Ayah dan ibu nya, karena takut menjadi beban keluarga Andar menerima perjodohan tersebut.
Suami Andara yang bekerja di Pertambangan batu bara membuat mereka harus terpisah oleh jarak, jadwal pulang yang hanya 1 kali dalam sebulan membuat Adara kesepian apalagi diri nya masih muda dan cantik membuat hasrat nya tak terpuaskan.
Bagaimana kisah hidup Andara selanjutnya yuuk Mampir di cerita ku Pernikahan luar biasa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvaro zian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Marah
"Sayang lain kali jangan buat aku khawatir begini" ujar David
"Kamu tau jantung ku lemah saat menghubungi mu beberapa kali tidak di angkat pikiran ku sudah melalang buana takut kamu nyasar ataupun di culik orang jahat" omel David membuat Dara tertawa kecil
"Siapa yang mau menculik ku mas, nggak akan ada yang bisa dia harap kan dari aku"
"Siapa tau mau minta tebusan"
"Ke siapa? mas Heri!! hahaha mau bayar pake apa dia buat makan saja susah"
"Ya sama aku lah minta nya, bakalan aku tebus berapapun dan kamu jadi hak paten milik aku" jawab David serius membuat Jantung Dara berdegup kencang, sebegitu berharga nya diri nya untuk David tapi sayang dia tak bisa melepas kan Heri begitu saja.
"Andai saja kita bertemu lebih awal Ra sudah pasti kamu sekarang jadi istri ku,dan kita akan bahagia bersama anak-anak kita"
"Tapi sayang nya mas Heri yang membawa ku kemari mas,kalau bukan karena menikah dengan nya kita tidak akan pernah bertemu karena aku akan tetap di kampung ku" jawab Dara tersenyum miris tapi dia tak menyesali semua itu.
"Sayang,malam ini menginap di apartemen ku ya"tawar David
"Aku lelah mas"
"Mas janji tidak akan mengerjai mu,mas hanya ingin memeluk mu semalaman,itu saja" pinta David dan diangguki Dara setuju.
"Besok bagaimana aku bekerja?" tanya Dara
"Nanti mas pesankan pakaian untuk mu" ujar David dan di anggukki Dara setuju.
****
"Ran....ini yang terakhir kali nya kamu begini kalau Dara curiga pada ku bisa gawat Ran"
"Tapi aku kangen kamu mas,mau bagaimana lagi ini mau nya si jabang bayi lo"jawab Rania manja
"Tapi kan sudah ada jatah masing-masing kamu hanya menunggu giliran kamu saja"
"Mas gatal nya sekarang di garuk besok mana bisa lah"ucap Rania sambil membuka satu persatu kancing kemeja Heri dan mengelus lembut dada suaminya ini membuat Heri melenguh.
"Ran...semalam bukan nya sudah"
"Tapi aku mau lagi mas"bisik Rania mesra,dia tak ingin melepaskan suaminya begitu saja,Rania ingin dirinya terus meninggalkan kenangan indah untuk Heri agar suaminya ini bisa perlahan-lahan melupakan istri ke dua nya itu.
Rania membuka celana Heri dan langsung duduk di pangkuan sang suami yang tengah menikmati teh nya pagi ini di kursi makan.
"Kamu tidak pakai dalaman Ran?" tanya Heri terkejut karena saat ini Rania sudah menggesekkan milik nya pada milik Heri
Rania tersenyum nakal dan memasukan pelan.
"Ahhhhmmmm"
Rania menggerakkan pinggulnya pelan membuat Heri tak bisa menguasai dirinya lagi,dia langsung ******* bibir istri pertama nya ini tapi tiba-tiba terlintas wajah Dara, permainan nya dengan Dara saat itu masih sangat membekas untuk Heri karena Dara tiba-tiba saja agresif membuat nya kewalahan.
"Terus Ra" racaunya membuat Rania menghentikan aksinya
"Ulangi mas" ujar Rania kesal
"Maksud ku Rania"elak Heri tapi Rania tak percaya begitu saja,dia berdiri dari pangkuan Heri.
"Ran..mau kemana? ini belum selesai"
"Selesai kan saja sendiri,aku tidak mau" rajuk Rania
"Ran...maaf kamu tau kan pikiran ku sekarang sedang kacau, seharusnya sekarang aku masih bersama Dara tapi justru aku terbang kemari untuk mementingkan kamu dan bayi kita"bujuk Heri
"Aku tidak masalah jika kamu memiliki istri lagi mas, karena Keluarga mu tidak menginginkan aku tapi jangan di saat kit bercinta kamu malah mengingat istri ke dua mu,sakit mas!!! " bentak Rania
"Ya....maaf....!! maaf Ran,aku mengaku salah dan tidak akan mengulangi nya lagi tolong selesai kan ini ya" mohon Heri menarik tangan Rania dan menuntun nya ke arah milik nya yang masih berdiri.
Rania menepis tangan Heri lalu segera pergi ke kamar mandi, mood bercinta nya sudah hilang,dia juga harus memberikan pelajaran untuk Heri agar tak membandingkan nya dengan perempuan kampung itu karena bukan level nya menurut Rania.