NovelToon NovelToon
Gerbang Tanah Basah: Garwo Padmi Dan Bisikan Malam Terlarang

Gerbang Tanah Basah: Garwo Padmi Dan Bisikan Malam Terlarang

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Poligami / Janda / Harem / Ibu Mertua Kejam / Tumbal
Popularitas:63.3k
Nilai: 5
Nama Author: Hayisa Aaroon

Di Era Kolonial, keinginan memiliki keturunan bagi keluarga ningrat bukan lagi sekadar harapan—melainkan tuntutan yang mencekik.
~
Ketika doa-doa tak kunjung dijawab dan pandangan sekitar berubah jadi tekanan tak kasat mata, Raden Ayu Sumi Prawiratama mengambil jalan yang tak seharusnya dibuka: sebuah perjanjian gelap yang menuntut lebih dari sekadar kesuburan.
~

Sementara itu, Martin Van der Spoel, kembali ke sendang setelah bertahun-tahun dibayangi mimpi-mimpi mengerikan, mencoba menggali rahasia keluarga dan dosa-dosa masa lalu yang menunggu untuk dipertanggungjawabkan.

~

Takdir mempertemukan Sumi dan Martin di tengah pergolakan batin masing-masing. Dua jiwa dari dunia berbeda yang tanpa sadar terikat oleh kutukan kuno yang sama.

~

Visual tokoh dan tempat bisa dilihat di ig/fb @hayisaaaroon. Dilarang menjiplak, mengambil sebagian scene ataupun membuatnya dalam bentuk tulisan lain ataupun video tanpa izin penulis. Jika melihat novel ini di

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hayisa Aaroon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ki Djoyosubroto

Johan menatap putranya lama, tampak ragu. Tidak ada di dunia ini yang lebih diinginkannya selain keselamatan Martin.

Dengan gerakan lelah, ia menuang brandy ke gelasnya, menenggak dalam sekali teguk. Alkohol membakar tenggorokannya, memberikan keberanian yang dibutuhkannya untuk membuka luka lama.

Setelah menarik napas panjang, Johan akhirnya berkata, "Baiklah. Kurasa kau sudah cukup dewasa, akan kuceritakan. Tapi ingat, setelah mendengar ini, kau harus kembali ke Belanda."

Ia berjalan ke jendela besar yang menghadap ke taman, memunggungi Martin. Di luar, malam telah larut, hanya terdengar suara jangkrik dan angin yang menggoyangkan daun-daun kelapa.

"Dulu, aku juga sepertimu," mulai Johan, suaranya pelan namun jelas. "Muda, penuh ambisi, dan menganggap Kedung Wulan sebagai tempat yang sangat potensial. Sumber air yang tidak pernah kering, bahkan di musim kemarau terpanjang sekalipun. Sempurna untuk irigasi perkebunan."

Martin duduk di tepi kursi, mendengarkan dengan seksama.

"Tahun 1897," lanjut Johan, "ketika aku baru berusia tiga puluh tahunan—sedikit lebih tua darimu sekarang—aku bermitra dengan sahabat baikku, Demang Pranatadirja."

Mata Martin melebar. "Pranatadirja?"

"Ya," potong Johan. "Mertua dari Raden Mas Soedarsono. Ketika itu, Aryo Pranatadirja baru saja diangkat menjadi demang, dan kami memiliki visi yang sama tentang pembangunan wilayah. Dia pejabat pribumi yang ambisius, aku pengusaha muda yang rakus. Kombinasi yang sempurna untuk mendapat dukungan pemerintah kolonial."

Johan berbalik, menatap putranya dengan mata yang mulai berkaca-kaca. "Tapi ada satu masalah besar. Ki Djoyosubroto."

"Siapa dia?"

"Juru kunci Kedung Wulan," jawab Johan. "Seorang laki-laki tua yang telah menjaga tempat itu selama puluhan tahun. Semacam dukun atau orang pintar yang dipercaya masyarakat. Banyak perempuan—terutama para garwo padmi dan selir pejabat tinggi, bahkan nyai-nyai milik tuan Belanda—datang kepadanya meminta bantuan untuk masalah kesuburan."

Martin mengerutkan dahi. "Lalu apa masalahnya?"

Johan duduk kembali, mengisi gelasnya dengan brandy lagi. "Ki Djoyosubroto menolak keras rencana kami. Dia berkata bahwa Kedung Wulan adalah tempat suci yang tidak boleh diprofanasi untuk kepentingan bisnis. Dibayar berapapun, dia tidak mau menyerahkan wilayah itu."

"Lalu bagaimana kalian mengatasinya?"

Wajah Johan mengeras, ada rasa malu yang mendalam di matanya. "Kami ... kami menggunakan cara yang licik."

Johan terdiam sejenak, seolah mengumpulkan keberanian untuk melanjutkan.

"Kami bekerja sama dengan Tuan Vermeulen, kontrolir wilayah saat itu. Pria yang ambisius dan tidak segan menggunakan cara kotor untuk naik pangkat. Kami bertiga sepakat untuk mencari cara menyingkirkan Ki Djoyosubroto."

"Cara apa?"

"Kami mulai menyelidiki aktivitas di Kedung Wulan," jawab Johan, suaranya semakin pelan. "Dan menemukan sesuatu yang ... mengkhawatirkan."

Johan bangkit lagi, mengambil sebuah map tua dari lemari berkunci. Ia menyodorkannya pada Martin dengan tangan yang sedikit gemetar.

"Baca ini."

Martin membuka map itu, mendapati beberapa berkas lama bertulisan tangan dalam bahasa Belanda dan Melayu. Ada daftar nama-nama perempuan, tanggal, dan keterangan singkat.

"Ini apa?".

"Daftar perempuan yang meninggal di Kedung Wulan dalam tiga tahun terakhir sebelum 1897," jawab Johan. "Mereka semua berkunjung ke sana untuk meminta bantuan Ki Djoyosubroto dalam masalah kesuburan."

Martin memperhatikan daftar itu dengan seksama. Ada beberapa dengan gelar Raden Ayu dan sisanya adalah Nyai milik Tuan Belanda.

"Dan?" desak Martin.

"Mereka ditemukan tewas di Kedung Wulan dalam kurun waktu tiga tahun," jawab Johan, suaranya nyaris berbisik. "Tenggelam dalam sendang, dalam keadaan yang ... misterius."

Martin mulai berdebar. "Misterius bagaimana?"

"Mereka semua ditemukan dalam keadaan telanjang, seperti sedang melakukan ritual mandi kesuburan. Tapi ada bekas-bekas aneh di tubuh mereka. Luka-luka kecil, memar di tempat yang tidak lazim, dan …," Johan terdiam, tampak tak nyaman mengingat detail-detail itu.

"Dan apa, Papa?"

"Dan ada indikasi bahwa mereka ... digagahi sebelum tenggelam."

Martin nyaris menjatuhkan berkas di tangannya. "Jadi Ki Djoyosubroto ...."

"Kami tidak pernah tahu pasti," potong Johan cepat. "Tapi kami menggunakan fakta-fakta itu untuk menuduhnya melakukan ritual sesat yang menyebabkan kematian para perempuan tersebut."

Johan kembali ke jendela, tidak sanggup menatap wajah putranya. "Vermeulen dengan mudah menerima laporan kami. Dia bahkan menambahkan tuduhan bahwa Ki Djoyosubroto telah menghasut warga untuk melawan pemerintah—berdasarkan kenyataan bahwa banyak orang yang melindunginya."

"Lalu apa yang terjadi?"

"Ki Djoyosubroto ditangkap," jawab Johan, suaranya bergetar. "Dibawa ke penjara, diadili dengan tuduhan pembunuhan dan penghasutan. Kami ... kami menyuap beberapa saksi untuk memberikan kesaksian yang memberatkannya."

"Dan hasilnya?"

"Dia dihukum mati," ucap Johan dengan wajah tertunduk. "Dieksekusi dengan tuduhan membunuh lima perempuan dan menghasut pemberontakan terhadap pemerintah kolonial."

Ruangan itu mendadak hening. Martin menatap berkas di tangannya dengan perasaan campur aduk—jijik, marah, dan sedih.

"Tapi setelah eksekusi itu …," Johan melanjutkan dengan suara yang semakin bergetar, "hal-hal buruk mulai terjadi."

"Hal buruk apa?"

Johan berbalik, wajahnya pucat pasi. "Johanna meninggal di sana."

Martin tertegun.

"Istri Demang Pranatadirja—juga meninggal dalam keadaan misterius."

Johan duduk kembali, tangannya menutupi wajah. "Lalu mamamu ... mengalami tiga kali keguguran berturut-turut sebelum melahirkanmu. Dokter tidak bisa menjelaskan penyebabnya."

"Dan masih banyak lagi," lanjut Johan, suaranya nyaris tidak terdengar. "Kebakaran di gudang pabrik gula, kegagalan panen berkali-kali, penyakit misterius yang menyerang para pekerja. Seolah-olah kami dikutuk."

"Papa percaya bahwa semua itu karena ...."

"Karena kami telah membunuh orang yang tidak bersalah," jawab Johan tegas. "Ki Djoyosubroto mungkin ada hubungannya dengan kematian para perempuan itu, mungkin ada hal-hal yang tidak beres dengan ritualnya. Tapi satu yang pasti, kami yang membunuh pria tua itu dengan tuduhan palsu."

Johan menatap putranya dengan tatapan penuh penyesalan. "Setelah semua kemalangan itu, kami sepakat untuk tidak pernah lagi menyentuh Kedung Wulan. Aryo mendatangkan semacam orang pintar, melakukan ritual untuk menenangkan rohnya. Aku memanggil pendeta dari kota."

"Dan berhasil?"

"Kemalangan-kemalangan itu berhenti," angguk Johan. "Tapi lukanya tidak pernah sembuh. Demang Pranatadirja menjadi orang yang pendiam. Dia tidak pernah menikah lagi setelah istrinya meninggal. Dan aku hidup dengan rasa bersalah ini setiap hari, dan kau lahir"

Martin terdiam lama, mencoba mencerna semua informasi yang baru saja ia terima. Sekarang ia mengerti mengapa dirinya merasa tidak tenang, mengapa ada sesuatu yang terus menariknya ke Kedung Wulan. Warisan dosa ayahnya, mungkin?

"Sekarang kau mengerti," ucap Johan akhirnya, "mengapa aku begitu takut ketika kau mulai mendekati tempat itu?"

Martin mengangguk. "Tapi … apa Papa yakin Ki Djoyosubroto tidak bersalah?"

"Setelah bertahun-tahun memikirkannya, ya," jawab Johan. "Aku yakin dia hanya korban dari ambisi dan keserakahan kami."

"Lalu siapa yang sebenarnya membunuh perempuan-perempuan itu?"

Johan menggeleng. "Aku tidak tahu. Mungkin mereka memang tenggelam secara kebetulan. Mungkin ada pembunuh lain yang tidak pernah tertangkap. Atau mungkin …." Ia terdiam.

"Mungkin apa?"

"Mungkin memang ada sesuatu yang supranatural di tempat itu," bisik Johan. "Sesuatu yang berbahaya bagi perempuan yang datang sendirian dan putus asa karena tuntutan untuk melahirkan penerus."

1
🍭ͪ ͩ💜⃞⃟𝓛 S҇ᗩᑎGGITᗩ🍒⃞⃟🦅
eeellahhh dalahhh ,
Kusumawati gila hormat,
anak yg di banggakan mundur dari bupati milih anak dari garwo ampil ,
segampang itu ?
jabatan bupati itu warisan apa maksudnya ,
yg bisa di ambil secara turun temurun ,
harapan keluarga spoel ya pasti Sumi menjadi menantu sah , resmi istri Martin
rintangan apa yg bakal dihadapi Sumi dan Martin
Anggita 2019
kyknya Pariyem hamil sama cowok lain x
Amara
ehh ..menteri pertanian disuruh alih profesi jadi bupati, salah jabatan ini Kanjeng Kusumawati...
Bila hati tak ingin kehilangan semua dalam sekejap apapun akan di laksana kan,sebagai pengganti Soedarsono semoga tidak berbuat di luar batas.

Vander spoel ,tetap waspada seperti kata Dekker....
ada harimau terluka, yang di selimuti kuasa kegelapan.
pelan tapi pasti Soedarsono, akan membalas semua dengan lebih berani dan licik.
Mami Eni
22:18
❤️⃟Wᵃf ༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈
walah dalah kok yaa lgsg ada penganti sihh
dan lastri kann tau juga rasanya jd sumi too klo sumi smpe 15th
lah plg situ 5 than yaa

tp si pariyem kok bisa hamil ada misteri apa coba kok smpe g bisa hamil
mbok e Gemoy
sepertinya kanjeng ibu pandai memanipulasi data??atau punya bestie yang bisa mengatur semuanya??
mbok e Gemoy
jangan gitu nian lah buk,mungngkin lastri sama sumi korban dari ibunya pariyem loh,
biasanya kalau cerita ndoro tuh suka gak ketebak
mbok e Gemoy
serius beneran hamil???
mbok e Gemoy
kalimat yang menyuratkan hal besar akan terjadi
Nina Puspitawati
langit runtuh
Amara
katone Kanjeng Ibu bekingane Soedarsono jeng, sebagai ibu yang "gila hormat" pasti akan berupaya dengan segala cara ,daya dan upaya buat melenggangkan langkah Soedarsono buat jadi bupati dan sebisa mungkin melanggengkan kekuasaan berpusat pada dirinya 😊.

wes su'udzon tenan iki karo kanjeng kusumawati .
pangapurane nggih ibu
Amara: lhaiyo to kog bisa ngono,aku kerep ngono kui jal
🍭ͪ ͩ💜⃞⃟𝓛 S҇ᗩᑎGGITᗩ🍒⃞⃟🦅: nyasarr ndoroo 🤣
total 4 replies
Titik Luk Aida
bagus ndoro setiap konflik ada solusinya bikin deg degan tapi tetep bersemangat Krn pemecahan masalah nya yg jenius.
sat set pancal sana pancal sini,,,
Tati st🍒🍒🍒
lanjut
gaby
Crita yg sangat bagus, minim typo. Bener2 crita yg klasik yg mengaduk emosi
Hayisa Aaroon: Suwun, Ndoro 😍🙏
total 1 replies
gaby
Pengen tau dampak dr gagalnya Soedarsono jd Bupati bagi emaknya. Mudah2an langsung stroke & ga ada yg mau ngurusin, jgn langsung mati, biar dia tersiksa pelan2. Dan mudah2an pernikahan Sumi segera di legalkan secara hukum, lalu hamil. Agar smua masyarakat terutama mantan suami & mertuanya tau siapa yg mandul sebenarnya
FiaNasa
klau saran saya ndoro kang mas lebih baik mengundurkan diri & terima kenyataan bahwa ndoro ayu Sumi sudah sah jadi nyonya Martin van der spoel nggeh 😀😀😀dr pada ketauan publik kebusukan jenengan ndoro mas😀😀
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘAndini Andana: keluarga Retnosari pasti akan membatalkan perjodohan 😋
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘAndini Andana: yoi.. efek psikologisnya lebih dahsyat, buat Soedarsono, keluarga apalagi kanjeng mami 🙉🙈
total 5 replies
neng Ai💗
Seruuu....,semoga berhasil Johan & team
Triutama Bdg
semoga semuanya lancar yah dan soedarsono sadar
Darwati Zian
Alhamdulillah akhirnya sodarsono tau gmn rasanya hancur ga jadi pejabat JD orang biasa aja atas kebodohannya sendiri
𝗧𝗘𝗥 𝗝𝗔𝗘-𝗝𝗔𝗘🥳
karir sudah di ujung tanduk masih perlu berfikir disuruh mundur suka rela /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!