NovelToon NovelToon
Neophyte

Neophyte

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Crazy Rich/Konglomerat / Keluarga
Popularitas:858
Nilai: 5
Nama Author: penpurple_

Ini kisah tentang sepasang saudara kembar yang terpisah dari keluarga kandung mereka, karena suatu kejadian yang tak diinginkan.

Sepasang saudara kembar yang terpaksa tinggal di Panti Asuhan dari usia mereka dua tahun. Akan tetapi, setelah menginjak usia remaja, mereka memutuskan untuk keluar dari Panti dan tinggal di kontrakan kecil. Tak lupa pula sambil berusaha mencari pekerjaan apa saja yang bisa mereka kerjakan.

Tapi tak berselang lama, nasib baik mereka dapatkan. Karena kejadian tanpa sengaja mereka menolong seseorang membuat hidup mereka bisa berubah 180 derajat dari sebelumnya.

Siapa yang menolong mereka? Dan di mana keluarga kandung mereka berada?

Apa keluarga kandung mereka tidak mencari mereka selama ini?

Ayo, ikuti kehidupan si kembar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon penpurple_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

JUST THE THREE OF US

“Ayah, ayolah jemput twins, ajak mereka ke Mansion.” Itu rengekan Tama. Walaupun bukan ayah kandungnya, Tama tak perduli. Di keluarga Wilson dan Anderson memang sangat terlihat dekat satu sama lain. Jadi tak canggung memanggil dengan sebutan itu sekalipun.

Bian, selaku sang papi yang juga ada di sana pun tak mempermasalahkan. Bian memijit keningnya. Pusing sedari tadi mendengarkan rengekan anaknya itu. Padahal sudah kuliah, tapi sifatnya masih seperti bocah SMP.

“Diamlah dulu, Tama. Nanti mereka juga pasti pulang ke sini, berkumpul bersama kita. Perlahan saja, jangan terlalu memaksa mereka.”

Tama cemberut mendengar perkataan papinya. Lalu matanya kembali menatap Aditya. “Jangan lama-lama, Ayah.”

Aditya mengelus rambut Tama sekilas yang memang sedari tadi duduk di sebelahnya. “Iya, Ayah dan yang lain usahakan.” Pria itu terkekeh melihat anak kedua adiknya. Memang di antara yang lain, Tama lah dulu yang terlihat cukup dekat dengan anak kembarnya yang hilang belasan tahun yang lalu.

Sedikit cerita tentang kejadian tragis pada waktu itu. Pada sore hari sekitar pukul lima sore, dua anaknya yang berumur dua tahun itu sedang berada di dalam kamar Aditya dan Arizka, baru saja tertidur pulas setelah dimandikan oleh Arizka.

Setelahnya Arizka izin ke bawah untuk menyiapkan makan si kembar. Arizka menitipkan si kembar pada Naldo, anak pertamanya yang saat itu sudah berumur sembilan tahun. Hanya Naldo seorang yang menjaganya. Orang dewasa lainnya pun masih pada kesibukannya masing-masing, terutama Aditya yang saat itu masih berada di kantor. Naldo hanya fokus bermain, atau lebih tepatnya mengganggu kedua adiknya yang sudah tertidur karena lelah bermain air tadi.

Dia tak memperhatikan sekitar. Tak melihat bahwa di depan jendela kaca kamar itu, ada dua orang yang memakai pakaian serba hitam dengan penutup wajah yang hanya menyisahkan bagian mata saja, salah satunya sedang mengacungkan pistolnya ke arah belakang Naldo karena posisi anak itu yang membelakangi jendela.

Orang satunya lagi sedang mencoba membuka jendela itu. Mudah. Saat telah berhasil dibuka, yang membuka jendela tadi masuk duluan dengan mengendap-endap. Pembawa pistol menyusul setelahnya, masih dengan mengacungkan pistolnya, berjaga-jaga kalau nanti Naldo sadar dan langsung berteriak.

Seperti merasakan adanya kehadiran seseorang. Naldo memperhatikan sekitar, menoleh ke setiap arah dan betapa terkejutnya dia kala melihat dua orang laki-laki yang masuk ke dalam kamar bundanya itu. Dia hampir saja berteriak kala melihat orang itu langsung menodongkan pistol di depan matanya.

Penjahat, pikir Naldo. Tanpa sempat berteriak, mulutnya sudah lebih dulu di bekap dari belakang oleh laki-laki satunya. Bunda, tolong, ujarnya dalam hati sembari memberontak. Hanya beberapa saat dia memberontak, setelahnya Naldo hilang kesadaran karena sapu tangan yang digunakan untuk membekapnya mungkin sudah diberikan obat bius atau sejenisnya.

Sesuai dugaan, setelahnya dua orang tidak dikenal itu langsung mengangkat si kembar yang masih tertidur, membawa keluar melewati jendela besar itu. Entah bagaimana setelahnya mereka bisa turun dan melarikan diri, lepas dari penjagaan Mansion yang harusnya banyak bodyguard berjaga.

Hanya jeda beberapa menit saja, tak lama Arizka kembali ke kamarnya dengan membawa dua botol air minum lucu, dan diiringi seorang Maid yang membawa nampan berisikan dua mangkok kecil makanan sore untuk si kembar. Saat membuka pintu mewah itu, alangkah terkejutnya dia saat melihat Naldo yang sudah tergeletak di lantai tak sadarkan diri dan dia juga tidak melihat keberadaan anak kembarnya yang harusnya tadi berada di atas kasur karena sedang tertidur.

Setelah kejadian itu juga tiga kepala rumah tangga, Aditya selalu anak sulung Jeff dan Alifah, Reno selaku anak kedua, dan Bian adik iparnya Aditya, suaminya Reya anak bungsu Jeff dan Alifah, memutuskan untuk kembali tinggal bersama di Mansion keluarga Wilson. Bukan Mansion kejadian. Dahulu memang sempat berpisah karena sudah memiliki keluarga masing-masing. Akan tetapi, dikarenakan kejadian tersebut terjadi, mereka tinggal bersama lagi di Mansion besar keluarga Wilson.

Masih dengan bibir cemberut, Tama terlihat berpikir. Tak lama, dia memberi pertanyaan. “Kalo aku cuma main ke tempat mereka aja, boleh nggak, Yah?”

“Tam, apaan, sih?” Marselio menatapnya kesal, tapi Tama hanya menjulurkan lidahnya saja mengejek.

Di ruang keluarga itu hanya ada beberapa orang saja, yang lainnya pergi oleh kesibukan masing-masing. Hanya ada Aditya, Bian, Reya, Tama, Marselio, Nata, dan Naldo yang sedari tadi hanya menyimak.

“Kalo dibolehin, Nata ikut!” seru Nata antusias mengangkat jari telunjuknya. “Boleh, ya, Ayah?”

Aditya menghela nafas panjang. “Hanya sebentar dan tiga orang saja, jangan ikut semua. Izin sama bunda dulu, Nata.”

Nata membuat gestur hormat. “Siap, Ayah,” balasnya lalu segera beranjak berdiri untuk pergi ke kamar bundanya. Tapi sebelum itu, dia berkata pada Tama, “tungguin aku, Tam.”

“Okie dokie,” jawab Tama antusias. “Yes! Siapa lagi yang mau ikut? Bang Marsel apa Bang Naldo?” Tama menatap keduanya.

“Aku,” jawab Naldo segera, sebelum Marselio sempat membuka mulut.

“Fix.” Tama kembali menatap Marselio mengejek.

“Ingat, hanya bermain sebentar saja, cari alasan yang logis, dan jangan membuat mereka takut ataupun risih pada kalian.” Naldo dan Tama mengangguk. “Walaupun mereka ada miripnya sama Ayah, selagi hasil dari tes DNA-nya belum keluar, itu belum bisa membuktikan, mengerti?”

“Dimengerti, Ayah.”

“Jaga sikap, Tama,” suruh Reya angkat bicara. “Oke, Mami.” Tama berpindah duduk ke sebelah Reya, nyempil diantara Bian dan Reya.

“Dan juga, kita masih perlu ke Panti dan bertanya tentang kalung itu, semoga saja mereka benar-benar anakku.” Kalimat terakhir yang diucapkan Aditya sebelum dia beranjak pergi menuju kamarnya.

***

— t b c —

1
XVIDEOS2212
Ceritanya asik banget thor, jangan lupa update terus ya!
penpurple_: siap, makasi yaaa😍
total 1 replies
Ritsu-4
Keren banget sih, Plot twist-nya bikin baper!
penpurple_: ah, terimakasih ya😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!