NovelToon NovelToon
Terjerat Pesona Ayah Sahabatku

Terjerat Pesona Ayah Sahabatku

Status: tamat
Genre:Tamat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia
Popularitas:665k
Nilai: 4.8
Nama Author: Irma Kirana

Niat Savana memberikan kejutan untuk tunangannya, malah membuat dirinya yang dikejutkan saat mendapatkan fakta kekasihnya berselingkuh dengan wanita lain. Kecewa, patah hati, Savana melampiaskannya dengan pergi ke club malam.

Entah apa yang terjadi, keesokan harinya ia mendapati dirinya berada diatas ranjang yang sama dengan seorang pria tampan. Pria yang mampu memikatnya dengan sejuta pesona, meski berusia jauh lebih tua darinya. Lambat laun Savana jatuh cinta padanya.

Javier Sanderix namanya dan ternyata ia adalah ayah dari sahabat karibnya Elena Sanderix. Tak peduli hubungan diantara mereka, Savana bertekad akan mendapatkan Xavier dan kekonyolannya pun dimulai, perbedaan usia tak jadi masalah!

Akankah Savana berhasil menjerat si om yang sudah membuatnya terpesona? Ataukah hanya patah hati yang akan ia rasakan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma Kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22. Gara-gara film

...🍁🍁🍁...

Malam itu ketiga anak gadis di sebuah kamar, terlihat fokus akan menonton film romantis yang disarankan oleh Elena.

"Kenapa tidak nonton film action atau horor saja?" tanya Savana yang memang terbiasa nonton film itu kalau ke bioskop. Tapi dia tidak berani nonton film sendiri, walau ia suka film horor. Jujur saja, Savana tak suka film romantis. Ia suka film yang menantang.

"Ini seru Van, kau pasti akan suka." kata Elena dengan satu sudut bibir terangkat ke atas. Ia pun memasukkan Cd dari film yang akan ditonton itu ke dalam DVD player.

Beruntung TV layar datar di kamar Elena sangat besar dan serasa menonton di bioskop. Savana dan Alexa terlihat fokus begitu film dimulai sambil memakan cemilan coklat dan minuman Boba.

Sedangkan Elena terlihat santai karena dia pernah menonton film itu sebelumnya. Dia malah sibuk memperhatikan reaksi kedua sahabatnya.

Hehe...kalian pasti akan menjerit nanti.

15 menit awal film itu mengisahkan tentang dua pasangan yang merajut kasih, awalnya reaksi Savana dan Alexa biasa saja. Namun saat memasuki menit ke 17, Savana menjerit karena melihat adegan tidak senonoh di dalam film itu dengan berbagai macam gaya.

"Kyaaakkk! Elena film apa ini huh?!" kata Savana polos sambil menutup matanya. Diantara kedua sahabatnya, Savana lah yang paling polos. Dia bahkan belum pernah melakukan hubungan intim dengan siapapun, sedangkan kedua temannya sudah pernah.

"Ini film romantis Van." jawab Elena.

"Wow..." disisi lain mata Alexa tak berkedip dan ia tampak menikmatinya. "Kau punya rekomendasi film yang bagus El? Aku suka ini...aku akan mempraktekkan ini dengan Tony!" celetuk Alexa yang tampak bersemangat.

"Kalian berdua terlihat menikmatinya...haahh... lebih baik aku pergi keluar saja." Savana beranjak dari lantai dengan kesal.

Ketika Savana akan pergi meninggalkan kamar itu, Elena dan Alexa kompak memegang bahu Savana dan menarik gadis itu untuk kembali duduk diam di tempatnya.

"Kau tidak boleh pergi ke mana-mana! Apa yang akan kita tonton Ini adalah sebuah pengetahuan!" seru Alexa sambil mengangguk-nganggukan kepalanya.

"Pengetahuan apa? Kalian mesum...ish..." gerutu Savana kesal.

"Ya itu benar, apa yang akan kita tonton ini adalah pengetahuan dalam menjalin hubungan. Ingat Van, seksss itu penting." cetus Elena yang membenarkan semua perkataan sahabatnya Alexa.

"Tapi aku tidak--"

"Sudah, duduk saja disini dan nikmati!" seru Alexa tegas.

Savana sebenarnya enggan berada disana, tapi kedua temannya memegang tangannya dengan erat dan dia terpaksa harus menonton film itu.

Sumpah demi apapun, Savana terus berteriak-teriak saat adegan demi adegan panas ditampilkan pasangan di film itu. Tubuhnya meremang dan tiba-tiba memanas.

Namun Savana mencoba menepis rasa yang ada, wajahnya pun memerah.

Pasti itu sangat menyakitkan, benda sebesar itu masuk ke dalam...uh...Savana stop! Jangan membayangkan hal seperti itu lagi.

"Ouh...aku jadi ingin...aku jadi rindu Tony." desah Alexa begitu erotis, saat mengingat kekasihnya.

"Aku pun rindu Mark." celetuk Elena.

Ketika kedua sahabatnya sibuk berfantasi dengan kekasih mereka masing-masing, Savana memanfaatkan kesempatan ini untuk keluar dari kamar itu.

Pelan-pelan Savana melangkah dan ia berhasil keluar dari kamar Elena. Nafasnya terengah-engah, wajahnya terasa panas teringat film itu. "Aih....Savana, hentikan...Savana no...no..."

Panas di tubuh Savana tak kunjung hilang, lalu ia pun memutuskan untuk pergi ke lantai bawah dan mengambil air minum dingin di dalam kulkas.

Saat itu pencahayaan di dapur begitu temaram karena tidak ada siapapun di sana. Savana berjalan mendekati kulkas kemudian dia membuka kulkas tersebut, ia mengambil sebotol air minum yang dingin.

"Nah, ini yang aku inginkan untuk meredakan panas tubuhku." gadis cantik berambut coklat itu tersenyum. Lalu ia pun berusaha untuk membuka tutup botol, tapi entah kenapa tangannya begitu lemas.

"Kenapa tutup botolnya susah dibuka?" gadis itu kesulitan untuk membuka tutup boyo.

"Savana--"

"Ack!! Hantu!" teriak Savana terkejut saat suara seseorang yang memanggilnya. Sontak ia pun menoleh ke belakang dan tak sengaja menjatuhkan botol minum itu hingga mengenai kuku kaki jempolnya.

"Aduh....sakit..."

"Savana, maaf." ucap Javier merasa bersalah.

"Om, kau mengagetkanku!" seru Savana sambil melihat kuku kakinya yang terasa berdenyut sakit.

"Kau tidak apa-apa, huh?" tanya Javier dengan suara lembut dan perhatian pada gadis itu dan membuat Savana pangling dengan sikapnya yang berbeda dari pertama kali bertemu. Sikap Javier terasa lembut dan hangat, tidak seperti sebelumnya yang dingin dan kasar.

Savana senang karena Javier menunjukkan perhatiannya juga ketulusannya bahwa pria itu serius untuk menjalin hubungan dengan Savana.

"Astaga! Kakimu berdarah Savana. Biar aku obati ya?" tawar Javier sambil memegang tangan Savana.

Mereka berdua pun berada di ruang tengah, kini posisi kaki Savana bertumpu pada paha Javier. Pria itu tengah mengobati kuku kaki jempol Savana yang terluka, sementara Savana sendiri sedang meneguk air mineral dengan terburu-buru.

"Pelan-pelan minumnya, nanti kau tersedak." ucap Javier dengan mata yang fokus untuk membalut perban pada kuku kaki itu. "Lukanya tidak dalam, hanya luka luar saja." gumam Javier pelan.

"Apa om ingin aku tersedak?" tuduhnya.

"Aku hanya mengingatkan dan--kenapa kau memanggilku om?" Javier tampak tidak senang dengan panggilan Savana kepadanya. Om? Dia merasa sudah tua dipanggil seperti itu oleh wanita yang dia cintai.

"Lalu aku harus memanggil Om apa? Sayang? Kan tidak mungkin!" serka Savana sambil terkekeh.

"Sayang boleh juga," Javier tersenyum.

"Ish... Om harus ingat ya aku belum menerima cinta om!" seru Savana mengingatkannya tentang obrolan tadi siang. Dan ya, Javier juga paham akan hal itu, bahwa dia tidak bisa melewati batas.

"Haha... baiklah, aku hanya bercanda saja. Hem... kalau begitu kenapa tadi kau berteriak-teriak? Ada apa?"

Psshhh...

Seketika semburat merah terlihat di wajah cantik Savana, wajah gadis itu kini bak kepiting rebus. Pertanyaan Javier membuat Savana jadi teringat adegan demi adegan yang tadi ada di film itu.

"Ada apa? Kenapa wajahmu merah begitu? Ah... atau jangan-jangan kau terkena flu karena tadi kelamaan berenang?" pria itu terlihat sangat mencemaskan Savana, ia bahkan meletakkan tangannya di keningnya.

"Kau agak demam. Aku akan buatkan sesuatu untukmu yang bisa membuatmu lebih baik." Javier menurunkan kaki Savana yang tadi ada di atas pahanya. Lalu dia beranjak dari tempat duduknya dan melangkah pergi.

Akan tetapi, baru saja tiga langkah Javier berjalan. Tangan Savana menahannya, ia menatap pria itu dengan dalam.

"Om..."

"Ada apa? Apa ada yang sakit lagi?"

Perlakuan hangat dari Javier, membuat Savana terbuai. Ia pun berdiri lalu memeluk Javier. "Om..."

"Ada apa?" Javier membalas pelukan Savana karena hangat juga saat memeluk gadis itu.

"Please kiss me, om." kata Savana yang membuat kaget Javier.

"Eh?"

"Cium aku om,"

Tanpa bicara apapun, Javier menundukkan kepalanya lalu mendekatkan wajahnya pada wajah Savana. Dan 1 detik kemudian bibir mereka telah bertemu. Niat Javier mencium singkat, tapi Savana malah menarik tengkuknya dan memperdalam ciuman mereka seolah gadis itu sedang mempraktekkan apa yang dilihat di dalam film.

Ah...ini semua gara-gara film itu. Aku jadi ingin merasakan.

...****...

1
Nivia Olive
Alur di luar negeri tapi makan nasi, hehehehe
Tita Avrillian Wulandari
Buruk
Tita Avrillian Wulandari
Kecewa
Erlina Ibrik
Javier menyebalkan !😤
Erlina Ibrik
Savanah terlalu polos ,mudah luluh😶
Erlina Ibrik
Luar biasa
Fajar Ayu Kurniawati
.
nuraeinieni
ceritanya bagus
Siti Nur Janah
apa itu ayahnya
Siti Nur Janah
Alhamdulillah. apa yg mendonorkan mata itu neneknya sendiri Karena udah sakit sakitan
Siti Nur Janah
Savana buta
Siti Nur Janah
tuh kan bener cuma bohong
Siti Nur Janah
ya maklum karena reunian dgn mantan jd lupa janji
Siti Nur Janah
wah mantan kembali
Siti Nur Janah
ooh apa itu elena? oo kamu ketahuan , ciuman lagi
Siti Nur Janah
bilang bos kalo memang ada rasa sebelum terlambat
Siti Nur Janah
kapok. kalau anakmu tau pasti akan marah padamu javier
Siti Nur Janah
kau mau bunuh bpkmu?
Tinik Kristi
Buruk
RossyNara
hey ada yang terbakar tapi bukan wajan eh ternyata hati om duda yang terbakar,,,,, sookor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!