Niat hati, merantau ke luar negeri untuk merubah nasib. Namun karena suatu kejadian, dua pemuda polos nan lugu itu malah terlibat dalam kehidupan asmara enam janda muda. Mampukah mereka lepas dari jeratan janda yang penuh pesona? Atau mereka terjerumus dalam larutnya dunia para janda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masih Seputar Pagi Hari
"Sepertinya mereka anak anak yang polos, Moy."
"Sepertinya," jawab A moy. "Dan aku rasa, sebentar lagi, Tito dan Yoyo nggak akan jadi laki laki yang polos lagi."
A win menatap lekat lekat wanita yang duduk disebelahnya. Keningnya berkerut. "Maksudnya, Moy?"
"Ya logika aja, Win. Mereka berdua cowok normal, sedangkan di rumah ini ada enam wanita yang jarang disentuh laki laki. Tito dan Yoyo, laki laki yang cukup tampan, badannya bagus dan penuh kehangatan. Bisa saja kan diantara enam wanita yang ada disini berakhir di ranjang bersama dua pemuda itu."
A win nampak manggut manggut, apa yang dikatakan A moy ada benarnya. A win sendiri juga merasakan ada gelojak aneh saat Yoyo mengangkat tubuh polosnya tadi. Jari jari tangan Yoyo yang kasar membuat jiwa kewanitaan yang ada pada diri A win sedikit meronta.
Wajar jika jiwa liar seorang wanita seperti A win meronta. Hampir satu tahun menjadi janda, A win sama sekali belum merasakan sentuhan laki laki. Demi ambisinya yang bisa bertahan dan sukses dengan cara mandiri, dia menutup diri dari kehidupan laki laki dan fokus meniti karir hingga detik ini.
A win dan A moy memang bernasib sama. Dua wanita itu memilih menjadi janda daripada harus bertahan dengan laki laki yang lebih percaya dengan perkataan orang lain. Jika A moy bercerai karena suaminya selingkuh dan menuduh zoe bukan anaknya, A win malah sebaliknya. Dia berkali kali dituduh selingkuh hingga mengalami kekerasan fisik yang hampir merenggut nyawanya.
Keduanya berhasil melewati peristiwa pahit dalam hidup mereka dan sukses meniti karir dan membesarkan anak mereka, tanpa campur tangan pria disisinya. Kini mereka hanya tinggal menata hidup dan hati mereka. Urusan menikah lagi atau tidak, biarlah waktu yang menentukan.
"Mungkin anak anak sudah selesai mandi, aku akan ngajak mereka untuk sarapan," ucap A moy mengakhiri obrolan mereka. Dia segera beranjak menuju kamar sebelah.
"Aku nitip Binbin!" seru A win saat A moy mulai menjauh.
"Beres," balas A moy seraya melempar senyum kemudian menghilang di balik pintu yang menghubungkan kamar A win da anak anak.
Betapa terkejutnya A moy saat masuk ke kamar Anak anak. Matanya melihat Tito yang sedang bertelanjang dada sambil membantu anak anak memakai pakaian mereka. Benar kata A win, tubuh pembantu barunya memang sangat meresahkan. Dadanya, perutnya, bahunya, sangat atletits dan menambah kadar ketampannya. Meski kulit Tito agak gelap, tapi itu menjadikan nilai tambah bagi Tito, betapa pria itu bisa membangkitkan jiwa wanita yang meronta dan haus sentuhan soerang pria.
Di sisi lain, Yoyo yang sedang diberi tugas membersihkan kolam renang juga sedang menjadi pusat perhatian empat majikannya. Seperti biasa, tiap akhir pekan, para wanita itu memang sengaja meliburkan diri. Biasanya para wanita itu menghabiskan waktu bersama jika tidak ada acara pribadi.
Pagi ini, A mey, A ling, A shang dan A zia, sedang menikmati pagi di taman belakang tak jauh dari kolam renang. Suasana pagi itu menjadi lebih indah saat mata mereka disuguhi badan atletis Yoyo yang kelihatan sangat keren di setiap gerak geriknya dalam membersihkan kolam renang.
Pegang sapu, cabut rumput, pegang selang air, pegang alat penyaring air kolam, berdiri, jongkok, duduk, semuanya terlihat keren di mata para janda itu. Wajar, mereka wanita normal yang masih muda yang memiliki hasrat yang masih sangat menggebu.
"Gila! Yoyo! Kenapa jadi keren gitu ya?" seru A mey.
"Iya, seksi banget. Duh sialan, ada yang berkedut," umpat A ling.
"Hahaha ... aku juga. Maklum, lama nggak disentuh, jadi wajar kan ya? nyut nyutan seperti ini," A shang menimpali.
"Awas loh, jangan jangan kalian sudah basah," seru A zia.
"Hahaha ... bisa jadi itu," balas A ling. "Eh mending kita godain Yoyo yuk."
"Yuk, coba panggil dia kesini."
"Oke!" balas A ling dan dia langsung menghadap ke arah Yoyo. "Yoyo! Kemari!"
Yoyo yang merasa namanya dipanggil sontak menoleh dan melihat majikannya melambaikan tangan agar dia mendekat. Mau tidak mau, Yoyo mendekat dengan tubuh yang masih bertelanjang dada dan penuh dengan keringat. Yoyo memang sengaja tidak memakai kaos saat diberi tugas membersihkan kolam, takut basah katanya.
"Tuh! Jalan aja Yoyo keren banget kan? Mana keringatan lagi. Aduh bikin resah aja anak kampung ini," ucap A shang.
"Iya, Miss. Ada apa?" tanya Yoyo begitu sudah sampai di dekat ke empat majikannya.
"Ya ampun, Yo! Capek ya? Keringatnya banyak banget. Sini, aku bantu bersihin keringat kamu."
"Waduh!"
...@@@@@...
semangat