Follow IG @ersa_eysresa
Bagaimana jika kekasih yang kamu cintai ternyata bermain hati dengan adikmu. Dan di hari pertunanganmu dia membatalkan pertunangan kalian dan mempermalukanmu dengan memilih adikmu untuk dinikahi.
Malu sudah pasti, sakit dan hancur menambah penderitaan Rayya gadis berusia 23 tahun. Gadis cantik yang sudah mengalami ketidakadilan di keluarganya selama ini, kini dipermalukan di depan banyak orang oleh adik dan kekasihnya.
Namun di tengah ketidakadilan dan keterpurukan yang dia alami Rayya, muncul sosok pangeran yang tiba-tdi berlutut di depannya dan melamarnya di depan semua orang. Tapi sayangnya dia bukanlah pangeran yang sebenarnya seperti di negeri dongeng. Tapi hanya pria asing yang tidak ada seorangpun yang mengenalnya.
Siapakah pria asing itu?
Apakah Rayya menerima lamaran pria itu untuk menutupi rasa malunya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 Perdebatan
Terdengar suara penuh percaya dan pongah dari seorang wanita paruh baya yang tiba-tiba masuk ke dalam toko Rayya diikuti Putra yang berjalan dibelakangnya. Dia langsung menimpali ucapan Arin tentang pertunangan anaknya Livia dengan Putra anak dari wanita itu.
Dengan tatapan mengejek dia berkata, " Memangnya siapa yang akan melanjutkan pertunangan Putra dengan anakmu. Tidak akan pernah, anakku atau keluargaku tidak akan menerima wanita yang memiliki catatan kriminal. Itu akan mencoreng nama baik keluarga kami. " ujarnya dengan angkuh.
"Tapi mbak, kita sudah sepakat akan menikahkan anak kita bulan depan kan. Jangan sampai pernikahan anak kita gagal. " Arin kembali mengingatkan tentang pernikahan anak mereka.
"Cih, makanya punya anak itu dijaga atitudnya. Sejak awal aku tidak pernah setuju jika anakku menikah dengan anak kalian. Baru bertunangan saja dia sudah ingin mempermalukan saudaranya sendiri. Padahal aku sudah melarang putra untuk melakukannya, tapi sayang rupanya anakku sudah cinta buta dengan anak kalian sehingga menutup matanya terhadap berlian yang dia miliki. Membuangnya lalu menggantinya dengan batu kali." ucap Aya dengan penuh kekesalan.
"Hey, jaga ucapan mu. "
Irwan sang ayah sepertinya tidak suka jika anaknya di hina sedemikian rupa oleh Aya yang akan menjadi calon mertua anakya. Sekarang dia tau sikap wanita itu. Belum menikah saja, Livia sudah dihina dengan begitu rendahnya dihadapan mereka. Sedangkan Putra hanya diam tidak membela anaknya saat dihina oleh ibunya.
"Ya sudah kalau tidak mau menikahkan anak kalian dengan anak kami. Kita batalkan saja rencana pernikahan mereka. " kata Irwan dengab kesal.
"Ayah ini apa-apaan sih, kok ngomong gitu. Jangan ya, mbak. Jangan batalkan pernikahan anak kita. Suamiku asal bicara. " Arin terlihat kesal kepada suaminya dan membujuk Aya agar tidak membatalkan pernikahan anak mereka.
"Jangan bersikap seperti itu, Bu. Belum menikah saja calon mertua Livia bersikap Seperti itu. Bahkan dia menghina anak kita. Bagaimana kalau sudah menikah. Apa ibu mau anak kita terus di hina sama dia sedangkan kamu lihat Putra hanya diam tidak membela Livia saat di hina ibunya." Irwan menjelasakan alasan dia setuju dengan pembatalan pernikahan anaknya.
Arin terdiam, dia baru saja menyadari apa yang dikatakan oleh suaminya itu benar-benar. Sejak tadi Putra hanya diam tak bersuara saat mamanya mengatakan hal kejam tentang Livia. Bahkan dia tidak berkata apapun saat mamanya ingin membatalkan pernikahan mereka. Apakah itu artinya putra sudah setuju kalau pernikahan mereka di batalkan.
"Apa kamu setuju dengan pembatalan pernikahan ini Putra? " tanya Arin kemudian setelah dia merasa tenang.
Putra hanya diam tidak menjawab dan malah memalingkan wajahnya. Dari sini baik Arin dan Irwan tau kebenarannya.
"Lihatlah, sekarang kau tau apa maksudku kan. Sekarang yang penting fokus pada kebebasan Livia saja. " ucap Irwan. "Rayya, kapan kau akan mencabut laporanmu kepada Livia. " tanyanya kemudian kepada Rayya.
"Aku tidak tau, aku harus menunggu suamiku. " kata Rayya.
Aya yang mendengar kalau Rayya akan mencabut laporan Livia langsung mendekati Rayya dan berdiri tepat di hadapannya. "Nak, Rayya untuk apa kamu membebaskan wanita itu dari penjara. Biarkan saja dia dipenjara agar tidak mengganggu hubunganmu dengan putra nanti. "
"Hey, siapa? hubungan siapa katamu?" Mama Lina yang sejak tadi mendengarkan drama ibu-ibu kompleks sambil melakukan siaran langsung diponselnya segera menyela ucapan wanita di hadapannya.
"Tentu saja hubungan antara anakku Putra dengan Rayya. Benarkan, nak. setelah ini kamu akan melanjutkan hubungan kalian berdua." Aya meminta persetujuan anaknya tentang hal ini.
"Iya, tentu saja. " jawab Putra singkat sambil melirik ke arah orang tua Livia yang menatap tajam kearahnya.
Mendengar ucapan singkat Putra, Arin lansung mendekati Putra dan menyerangnya bertubi-tubi, mengarahkan pukulan kepada pria itu dengan membabi buta.
"Dasar pria kurang ajar. kenapa kamu melakukan semua ini kepada anakku. " pekiknya dengan pukulan yang terus mengarah ke arah Putra
Aya mencoba melepaskan pukulan yang dilakukan Arin bertubi-tubi kepada anaknya. Begitu juga Irwan yang mencoba menenangkan istrinya yang kalap. Karena percuma saja dia melakukan itu kepada pria brengsek seperti Putra. Yang ada dia akan dilaporkan karena penganiayaan.
"Sudah cukup hentikan drama ini, " terdengar suara keras dari Rayya.
Mereka langsung menghentikan apa yang mereka lakukan dan menoleh ke arah Rayya yang terlihat sangat kesal.
"Dengarkan ini baik-baik, Aku tidak akan kembali kepada Putra, tidak akan pernah. " kata Rayya menegaskan keputusannya kepada Putra dan ibunya.
"Tapi kenapa Rayya, bukannya kamu sangat mencintai Putra? " tanya Aya.
"Iya, bukankah kamu sangat mencintaiku Rayya. Ayo, kembalilah padaku dan kita akan menikah. Maafkan aku yang sudah khilaf. Bukankah setiap orang berhak mendapatkan kesempatan kedua " Putra juga mencoba meyakinkan Rayya.
"Tidak akan pernah ada kesempatan kedua untuk seorang penghianat. Apa kau sudah lupa dengan apa yang kau lakukan dihari pertunangan kita? Dan apakah kau sudah lupa kalau aku sudah menikah? Jangan pura-pura lupa akan hal penting ini Putra. Dan untuk kalian berdua, aku akan menunggu suamiku. " ucap Rayya dengan nafas memburu karena kekesalan yang menyelimuti dirinya.
"Sebaiknya kalian semua pergi dari tempat ini karena itu membuat suasana tempatku ini menjadi lebih buruk. Dan aku harus bekerja untuk memulihkan nama baik tokoku yang sudah dirusak oleh Livia. Jika ada yang ingin kalian selesaikan, maka selesai kan diluar sana jangan di tempatku. "
Akhirnya kalimat pengusiran itu keluar dari mulut Rayya. Dan membuat mereka semua terkejut, terutama kedua orang tua angkatnya, karena Rayya sudah berani mengusir mereka.
"Apa kalian sudah mendengar ucapan Rayya? jadi sebaiknya kalian pergi sana yang jauh, hush– hush–," Mama Lina mengibaskan tangannya seperti mengusir ayam dan tangan satunya masih sibuk dengan ponselnya.
"Apa-apaan sih, memangnya kamu siapa? " Aya merasa kesal karena diusir seperti ayam.
"Aku, kamu tanya siapa aku? Apa kamu tidak pernah melihat media sosial. Ah aku rasa wanita seperti kamu tidak akan sempat bemain sosial media. Lebih mudahnya saja, Aku adalah ibu mertua Rayya. Jadi mana mungkin aku membiarkan menantuku menikah lagi dengan pria lain. " kata Lina sambil berdiri di hadapan Rayya untuk melindunginya.
Aya menatap Rayya dengan tatapan tidak percaya, "Bagaimana bisa kau langsung menikah dengan pria lain, padahal kamu sendiri belum lama berpisah dari Putra? "
"Apa anda sudah lupa ingatan dengan yang terjadi padaku waktu itu. Karena kelakuan putra anda ini aku dipermalukan didepan semua orang. Dan suamiku lah yang menyelamatkan aku dari rasa malu itu. Jadi, kenapa aku tidak mau menikah dengannya. Aku tidak punya alasan untuk menolak pria yang sudah menyelematkan ku.
"Rayya, tapi kau tidak mencintainya. Akulah pria yang kamu cintai. " kata Putra dengan tidak tau malunya.
"Apakah rasa cinta itu diperlukan jika hanya untuk disakiti? " ucap seorang pria yang tiba-tiba masuk kedalam toko Rayya.