SUGAR MAMMY

Sementara Itu Oliver**

Setelah Xena turun dari mobilnya Oliver bermaksud langsung pergi juga dari tempat untuk menemui Daddynya, tapi Oliver mengurungkan niatnya saat melihat mobil Mustang merah milik sang Ayah berhenti tepat dibelakang mobilnya membuat Oliver langsung mengerutkan keningnya karena penasaran siapa orang yang akan turun dari mobil itu karena Xena baru saja bersamanya dan sekarang sedang berjalan masuk kedalam kantor itu.

Tak perlu menunggu lama ternyata orang yang membuat Oliver penasaran segera turun dari dalam mobil itu dan saat melihat siapa dia Oliver seketika menarik nafas lega.

"Ternyata dia orang yang bersama Daddy",gumam Oliver lalu segera melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu dengan mengulum senyum dibibirnya saat membayangkan bagaimana ekspresi Xena tadi didalam mobil.

"Benar benar perempuan yang unik sudah setua itu tapi bertingkah seolah seperti gadis perawan",gumam Oliver dengan menyandarkan satu tangannya kejendela mobil yang sengaja dibukanya. Sepanjang jalan yang dilaluinya Oliver terus saja senyum senyum sendiri mengingat semua hal tentang Xena.

Keasyikan Oliver terganggu oleh bunyi ponselnya, dia segera mengangkat panggilan itu saat tau sang Daddy yang menghubunginya.

"Ya.. Dad",jawab oliver pada Darent.

"Dimana kamu? " tanya Darent pada Putranya.

"Dijalan ada apa? ".

"Temui Daddy direstoran Xxx sekarang sebentar",pinta Darent.

"Ya... aku akan segera kesana kebetulan sekarang aku juga sedang berkendara kearah sana".

Darent terdiam mendengar Oliver langsung menyetujui perintahnya itu membuat dia merasa heran karena biasanya Oliver selalu bilang tunggu atau besok saja atau berbagai alasan lainnya kalau dia memintanya bertemu tapi sekarang.....

Dan benar saja beberapa menit kemudian Oliver kembali menghubunginya.

"Aku sudah didepan Dad, Daddy dimana?",tanyanya.

"Masuklah aku duduk dimeja sudut",jawab Darent lalu mematikan panggilan dan menunggu Oliver datang.

(visual Daddy Darent)

"Ada apa Daddy memintaku bertemu",ucap Oliver dengan duduk dihadapan Darent.

"Bagaimana khabarmu?",tanya Darent dengan menatap kearah putra semata wayangnya itu.

(ini visualnya olivernya).

"Baik bahkan akhir akhir ini sangat baik,apa ada hal penting yang ingin Daddy bicarakan denganku",tanya Oliver dengan meminum. minumannya.

"Tidak ada aku hanya merindukanmu karena kita jarang bertemu".

"Bukankah Daddy sedang sibuk bersama seseorang karena itu.... ".

"Apa kamu masih kesal soal itu",tanya Darent merasa khawatir Oliver masih bersikap seperti sebelumnya padanya karena Vania.

Oliver menggeleng, "Kurasa saat itu aku yang keterlaluan bicara tentang teman Daddy",ucap Oliver yang membuat Darent mengerutkan kening heran.

"Maksudmu?".

"Tidak seharusnya aku mengucapkan kata kata menghina pada teman Daddy karena aku belum kenal baik dengannya".

Tanpa sadar Darent merasa lega mendengar apa yang dikatakan Oliver itu.

"Dia mungkin tidak sebaik Mommymu tapi percayalah Vania....".

"Jadi namanya Vania",Ucap oliver dengan mengangkat alisnya.

"Iya... dia teman lama Daddy dan setelah bertahun tahun berpisah kami baru bertemu kembali lalu....".

"Jangan bilang dia cinta pertama Daddy karena aku tidak akan percaya".

Darent menggeleng,"Bukan dulu kami benar benar hanya teman karena kami punya kehidupan sendiri sampai beberapa waktu yang lalu kami bertemu tanpa sengaja dan...ya... lalu mulai dekat".

"Daddy menyukainya?",tanya Oliver karena melihat ekspresi Darent yang begitu bahagia saat bercerita soal Vania barusan.

"Ya... ".

"Aku tidak masalah kalau memang Daddy menyukainya dan bermaksud menikah lagi".

Seketika Darent langsung terdiam mendengar itu karena baru beberapa waktu yang lalu Oliver mengatakan hal buruk tentang Vania tapi tiba tiba sekarang dia memberikan persetujuannya pada Darent.

"Hubungan kami belum sejauh itu",ucap Darent dengan menyandarkan tubuhnya kekursi".

"Maksud Daddy?".

"Terlalu rumit.... meski Daddy jelaskan kamu juga tidak mengerti, yang pasti akan sangat sulit untuk memintanya menikah".

"Kenapa tidak Daddy coba".

"Dia tidak akan mau dan... ".

"Paksa saja dia Dad karena kadang kita perlu melakukan itu untuk memiliki Orang yang kita suka".

"Maksudmu? ",tanya Darent dengan memicingkan matanya menatap Oliver.

Oliver hanya mengangkat bahunya.

"Oh iya aku ingin belajar bekerja Dad",ucap Oliver tiba tiba membuat Darent kembali mengerutkan dahi terkejut mendengar keinginan putranya itu.

"Bekerja.. maksudmu belajar untuk menggantikan Daddy di perusahaan ?",tanya Darent merasa sangat senang mendengar keinginan putranya tersebut.

"Belum menggantikan tapi aku ingin belajar secara langsung dengan ikut Daddy diperusahaan kita".

"Baiklah aku akan meminta orang menyiapkan posisi untukmu",ucap Darent dengan bermaksud langsung menghubungi seseorang tapi dicegah Oliver.

"Jangan katakan pada siapa siapa kalau aku anak Daddy".

Mendengar itu Darent mengurungkan niatnya untuk menelpon orang dikantor.

"Jadi bagaimana maumu? ",tanya Darent dengan wajah berseri karena akhirnya Oliver mau sedikit berubah bukan hanya ingin bersenang senang bersama teman temannya meski sebenarnya Darent juga tidak keberatan Oliver seperti itu tapi tentu saja suatu saat Oliver tetap harus terjun keperusahaan untuk memimpin perusahaan menggantikan dirinya.

"Aku ingin jadi asisten Daddy",ucap Oliver membuat Darent terdiam tapi tidak keberatan karena jabatan asisten juga sangat penting.

"Baiklah tapi kalau kamu menjadi Asisitenku otomatis waktu bermainmu banyak hilang apa kamu sanggup".

Oliver mengedikkan bahu,"Tidak masalah, tapi aku ingin pindah dari rumah".

Seketika Darent membolakan matanya mendengar hal itu,selama ini dia memang sengaja tidak mengijinkan Oliver keluar dari rumah supaya hubungan mereka tetap terjalin meski mereka jarang bertemu.

"Kenapa? ",tanya Darent dengan ekspresi tidak setuju.

"Untuk bersama seseorang",Jawab Oliver yang membuat Darent terkejut.

"Maksudmu? ".

"Dad... aku ingin merasa layak untuk seseorang yang sekarang sedang ingin kudekati".

"Apa dia teman kuliahmu?",tanya Darent penasaran.

"Aku tidak akan mengatakannya sekarang dan kuharap Daddy juga tidak mencari tau karena aku ingin mendekatinya dengan caraku sendiri".

"Bagaimana aku tidak boleh tau siapa perempuan yang sedang dekat denganmu sekarang sementara....".

"Dad... Plisss, aku bahkan tidak bilang siapa aku padanya karena aku ingin dia menyukaiku sebagai diriku sendiri".

Mendengar itu Darent terdiam lalu menghela nafas keras.

"Jadi apa yang kamu inginkan?",tanya Darent pelan.

"Daddy jangan ikut campur dan biarkan aku pindah dari rumah".

"Kemana kamu akan pindah?",tanya Darent dengan nada tidak ikhlas mendengar permintaan putranya itu.

"Hanya tinggal diApartemen Dad ",jawab Oliver.

Darent ingin mengeluarkan protesnya dengan menolak keinginan oliver itu tapi ditahannya dan memilih mengangguk.

"Datanglah kekantor Daddy setelah pulang kuliah",perintah Darent yang diangguki oleh Oliver sebelum dia bangkit dari duduknya dan berpamitan pergi pada Darent.

Darent menatap punggung Oliver yang mulai menghilang kekuar dari restoran itu dengan menghela nafas keras.

"Sepertinya kali ini aku harus membiarkannya melakukan apa yang diinginkannya",gumam Darent dengan ikut bangkit dari kursinya dan berjalan pergi juga dari restoran itu.

Ayo budayakan Like ya reader 😊😊.