Bersabarlah membaca awal kisah ini yang bikin darting, tapi percayalah akan ada pelangi setelah badai, serta akan indah pada waktunya. Eyaaaa.
Follow akun IG ku dulu ya @dindin_812, atau FB : Aililea. Makasih🥰
Farzan berusaha lepas dari sang istri—Grisel yang tak mau memiliki anak serta sering menuduhnya berselingkuh. Awalnya berusaha mempertahankan karena baginya pernikahan adalah sebuah ikatan yang begitu sakral.
Hingga Farzan bertemu dengan Sandra—janda cantik yang berumur lebih tua darinya. Kebaikan hati Sandra, membuat Farzan jatuh hati, hingga dirinya akhirnya memutuskan pernikahan dengan Grisel.
Lantas, apakah Farzan bisa lepas dari Grisel, serta mendapatkan wanita pujaan hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon din din, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Teman baru
Farzan pulang ke apartemen, di sanalah sekarang dirinya tinggal. Farzan melepas dasi dan jas, lantas meletakkan ke sandaran sofa. Pria itu berjalan ke kamar, lantas merebahkan tubuh yang terasa lelah karena tekanan pekerjaan dan juga akan kelakuan Grisel.
Farzan merogoh saku celana, lantas menatap ponselnya. Dia mencari nomor seseorang di sana.
[Sedang apa? Sudah tidur?]
Farzan mengirimkan pesan itu, lantas menunggu jawaban dari sang penerima. Tidak lama kemudian, muncul notifikasi pesan muncul di layar ponselnya.
[Belum, Chila masih membuat tugas.]
Farzan mengirimkan pesan kepada Chila, entah kenapa ingin sekali menghubungi gadis kecil itu.
[Apa susah?] Farzan kembali mengirimkan pesan balasan.
[Tidak susah, hanya saja banyak.] Chila ternyata membalas lagi, diakhiri dengan emoji tersenyum.
[Baiklah, belajar yang rajin agar makin pandai.] Farzan pun mengirimkan pesan terakhir ke Chila karena tidak ingin mengganggu konsentrasi belajar gadis kecil itu.
Farzan tersenyum mendapat balasan sticker dari Chila, rasanya lega dan tenang jika melihat, bicara, atau berinteraksi dengan gadis kecil itu.
**
Di rumah Sandra. Wanita itu mengerutkan alis melihat Chila yang berhenti belajar dan malah menatap ponsel.
“Lagi chatingan sama siapa, hayo?” Sandra masuk ke kamar Chila dengan membawa segelas susu.
Chila terkejut, tapi kemudian meletakkan ponsel dan mengambil pensil di meja.
“Tidak ada,” jawab Chila lirih. Gadis itu kembali mengerjakan tugasnya.
Sandra menatap curiga, tidak biasanya Chila memegang ponsel ketika belajar. Bahkan bisa dihitung berapa kali gadis itu akan menyentuh benda pipih itu dalam sehari, biasanya Chila akan memegang ponsel jika dirinya menghubungi, selebihnya gadis itu akan menghabiskan waktu dengan pensil, crayon, buku, dan buku gambar.
Sandra meletakkan gelas berisi susu ke meja Chila, masih dengan menatap putrinya yang menunduk dan seolah sedang fokus pada buku.
“Kamu punya teman baru, ya?” tanya Sandra menggoda.
Chila menoleh ibunya, lantas memilih meminum susu tanpa menjawab pertanyaan sang ibu.
“Hayo, cewek apa cowok?” Sandra masih saja menggoda sang putri, sejujurnya dia pun akan senang jika Chila pada akhirnya memiliki teman baru, mengingat jika putrinya sangat sulit berteman.
Chila tidak menjawab pertanyaan Sandra, memilih menghabiskan setengah gelas susu, kemudian memberikan ponsel kepada Sandra.
“Chila senang dia baik sama Chila,” ucap gadis itu, lantas kembali pada buku setelah memberikan ponsel kepada Sandra.
Sandra mengerutkan dahi, merasa heran dengan yang dimaksud oleh putrinya. Dia pun membuka ponsel gadis kecil itu, lalu melihat daftar pesan chat terakhir yang masuk.
“Dia?”
**
Hari berikutnya. Grisel berada di rumah bersama sang manager, mereka sedang menonton siaran live konferensi pers yang diadakan Joya dan Kenzo—tunangan Joya, yang ingin melawan pernyataan darinya kemarin. Wanita itu duduk dengan berselonjor kaki di meja, tangannya memegang piring berisi potongan buah dan sesekali menyuapkan ke mulut, sedangkan tatapan tertuju pada televisi.
“Gris, bagaimana jika mereka memiliki bukti untuk melawanmu?” tanya Claudia yang kembali merasa cemas.
Grisel menoleh ke arah sang manager, memasukkan potongan buah ke mulut, lantas mengunyah dan menjawab, “Aku yakin mereka tidak memilikinya.”
Grisel bicara dengan penuh kepercayaan, keangkuhan dan keegoisan wanita itu mungkin akan jatuh karena telah membuat masalah dengan Kenzo—tunangan Joya.
Sang manager masih merasa cemas, keduanya pun menonton acara itu dengan seksama. Grisel tersenyum mencibir saat melihat wajah Joya di televisi, tatapannya penuh hinaan karena merasa dirinya lebih tinggi dari Joya.
Hingga rekaman itu diputar, Grisel langsung menegakkan badan karena tak percaya. “Bagaimana bisa?”
Di tayangan infotainment itu diperlihatkan bagaimana Grisel mengangkat tangan dan hendak memukul Joya sebagai desainernya.
Firasat sang manager kini terbukti, Kenzo benar-benar memiliki bukti. Dia sudah merasa jika Kenzo takkan mungkin melawan tanpa senjata. Apalagi Kenzo adalah direktur utama di perusahaan itu.
“Lihat! Bukankah sudah kubilang, kenapa kamu tidak mendengarkanku?” Claudia tiba-tiba merasa geram, berakhirnya karir Grisel, maka akan menjadi akhir dirinya menjadi manager. Meski wanita itu bisa mencari model lain, tapi dirinya harus memulai dari nol.
Grisel memegang erat piring yang ada di pangkuan, hingga video kedua diputar dan wanita itu semakin membulatkan bola mata lebar.